Workshop Teknis Pemanfaatan Aplikasi Gizi dan KIA
Pada tanggal 26-27 September 2024 Dinas Kesehatan DIY menyelenggarakan kegiatan “Workshop Teknis Pemanfaatan Aplikasi Gikia” di Hotel Grand Keisha Yogyakarta. Workshop ini diikuti oleh pengelola data gizi, data KIA, data anak sekolah dan remaja dari dinas kesehatan kabupaten dan kota dan perwakilan dari puskesmas. Acara dibagi dalam 2 hari, tanggal 26 September 2024 untuk pengelola dari Kabupaten Kulonprogo, Sleman dan Kota Yogyakarta, dan pada tanggal 27 September 2024 untuk Kabupaten Bantul dan Gunungkidul.
Acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membahas secara khusus terkait aplikasi ASIK yang akan menjadi satu database kesehatan mencakup seluruh data kesehatan balita, imunisasi, penyakit dan seluruh data program kesehatan. Proses migrasi dari penggunaan aplikasi masing-masing program tentunya bukan hal yang mudah terutama bagi program-program kesehatan yang telah memiliki sistem pelaporan yang bagus, namun tetap harus dilaksanakan demi pengelolaan data kesehatan yang lebih baik. Pada pembukaan acara, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Ibu Endang Pamungkasiwi, SKM,M.Kes menyampaikan bahwa aplikasi pelaporan program kesehatan saat ini ada banyak sekali, yang selama ini menjadi salah satu kendala bagi tenaga kesehatan dimana harus menginput data layanan berkali-kali, dengan adanya ASIK ini diharapkan dapat betul-betul menjadi satu database yang memudahkan dalam pelaporan bagi layanan kesehatan.
Agenda workshop adalah pengenalan aplikasi ASIK pada peserta oleh narasumber dari DTO Pusdatin Kemenkes RI, Alfiano Lokopessy. Disampaikan oleh narasumber bahwa proses transformasi digital yang digunakan di seluruh daerah harus mengikuti standar data dari kemenkes yang nantinya akan dihubungkan dalam platform satu sehat dashboard sebagai pusat data. ASIK dapat digunakan oleh tenaga kesehatan maupun kader kesehatan/posyandu untuk melakukan input data. Pada workshop ini peserta melakukan instalasi dan ujicoba langsung penggunaan aplikasi ASIK untuk kelompok sasaran bayi balita, anak usia sekolah dan remaja, dan ibu hamil yang dipandu oleh narasumber ibu Shintya dari DTO Pusdatin Kemenkes RI. Peserta mempelajari langsung terkait fitur pencatatan dalam aplikasi dan mencoba melakukan entry data sehingga memiliki gambaran terkait aplikasi yang nantinya akan dilaksanakan.
Setelah melakukan uji coba peserta dari 5 kabupaten dan kota berdiskusi terkait rencana pemanfaatan aplikasi ASIK di wilayah masing-masing. Secara umum aplikasi ASIK ini diharapkan dapat betul-betul menjadi satu media pencatatan yang terintegrasi pada seluruh siklus hidup yang memudahkan bagi petugas kesehatan untuk tidak melakukan entry berkali-kali untuk satu pasien. Namun pada proses saat ini masih banyak kendala yang dihadapi diantaranya hasil output laporan yang belum sama dengan aplikasi yang sekarang dijalankan di puskesmas misalnya SIMKIA, Mobscreen, maupun Sigiziterpadu sehingga belum bisa untuk sepenuhnya menggunakan ASIK. Harapannya adalah kedepan ASIK dapat menghasilkan output serupa sehingga migrasi pencatatan dapat dilakukan dengan baik.