Detail Info Kegiatan


  • 22 Maret 2017
  • 3.982
  • Info Kegiatan

Skrining Hipotiroid Kongenital, Salah Satu Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Anak

Bangsa kita membutuhkan generasi yang berkualitas, dan untuk membentuk generasi yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh kehidupan sejak dalam kandungan sampai lahir, bayi, balita, sampai usia sekolah dan remaja. Karena itu, peningkatan kualitas hidup menjadi penting, dan hal tersebut juga menjadi salah satu dari sembilan nawacita, yaitu meningkatkan kualitas hidup  manusia Indonesia.

Salah satu upaya meningkatkan kualitas hidup anak adalah dengan melaksanakan pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Hal tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Menteri  Kesehatan (Permenkes) No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dan diperjelas secara teknis dengan Permenkes No. 78 Tahun 2014 tentang SHK.  Permenkes tersebut menegaskan bahwa salah satu pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah skrining bayi baru lahir, yang dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan, dan paling sedikit meliputi Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan DIY drg. Revolusiana Diah R, MM dalam paparannya pada kegiatan Pertemuan Pokjada SHK DIY di Aula BLPT tanggal 22 Maret 2017 mengatakan bahwa insidensi Hipotiroid Kongenital (HK) secara nasional adalah sekitar 1:3000 bayi lahir hidup. Sedangkan di DIY, SHK yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2006 tersebut hingga saat ini baru ditemukan 4 kasus positif. “Temuan tersebut terhitung sedikit dibanding yang seharusnya. Melihat insidensi yang ada, seharusnya kasus SHK di DIY sekitar 15 kasus baru per tahun. Temuan yang sedikit ini disebabkan karena jumlah bayi yang diperiksa memang masih sangat sedikit, baru sekitar 6%” ujar Revolusiana.

Sedangkan dr. S. Yudha Patria, PhD, SpA(K), dokter spesialis anak di RSUP dr Sardjito yang juga merupakan ahli endokrinologi anak pada kesempatan pertemuan tersebut menyampaikan bahwa, kondisi hipotiroid kongenital selain mempengaruhi pertumbuhan fisik, juga menyebabkan kondisi kekurangan kecerdasan atau retardasi mental yang tentunya menjadi beban bagi keluarga dan negara. Namun sebenarnya kondisi tersebut dapat dicegah atau diminimalisir jika cepat diketahui dan diterapi. “Semakin cepat diketahui dan semakin cepat diterapi, hasilnya akan semakin baik. Cara mengetahuinya dengan melakukan skrining hipotiroid kongenital (SHK) pada bayi baru lahir, walau tanpa gejala. Karena hipotiroid kongenital ini memang tidak bergejala pada bayi baru lahir dan jika nanti gejala sudah muncul, maka itu berarti sudah ada keterlambatan” dr. Yudha mengingatkan.

Karena itulah, SHK menjadi penting dan diharapkan setiap bayi baru lahir dapat dilakukan pemeriksaan ini. Mari kita cegah keterbelakangan mental karena kekurangan hormon tiroid dengan Skrining Hipotiroid Kongenital.@pf26

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 3.783
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.875.960