Workshop Pengembangan Posbindu PPTM: Extended Mode
Transisi epidemiologi penyakit pada masa mendatang cenderung beralih dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, diantara penyakit yang termasuk penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes melitus, penyakit paru obstruksif kronik, kecelakaan dan cedera.
Pada akhir abad ke-20 penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler) menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di berbagai negara, terutama di negara maju, maupun di negara berkembang. Data WHO melaporkan 70% kematian dini disebabkan oleh penyakit Jantung, Diabetus melitus, Kanker dan Stroke. Sebagai faktor risiko penyakit tidak menular antara lain disebabkan oleh gaya hidup masyarakat masa kini yang tidak sehat seperti; obesitas, stres yang tinggi, asupan gizi tidak seimbang (rendah serat, tinggi lemak dan garam), merokok, serta kurang aktivitas fisik).
Pada saat ini penyakit Jantung dan Pembuluh darah, Kanker, Diabetes melitus, penyakit paru obstruksif kronik, kecelakaan dan cedera tidak hanya terjadi pada masyarakat kaya atau berpenghasilan tinggi dan berada di kota, namun juga sudah mulai merambah pada masyarakat yang berpenghasilan rendah atau miskin dan berada di desa.
Data pendukung menunjukkan peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular cukup signifikan. Hasil Riskesdas 2013, di kalangan penduduk umur 25 tahun keatas terdapat 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi, 0,3% menderita penyakit jantung iskemi dan stroke, 1,2% menderita diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Sedangkan penyakit kanker merupakan 6% penyebab kematian di Indonesia. Penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan 2 (STP Sie Surveilens 2012) menjadi urutan ke 1 (STP Sie Surveilens 2015) dan menjadi penyebab kematian pertama (Riskesdas 2013). Selain itu secara global, WHO memperkirakan PTM telah menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Angka kematian dan kesakitan tersebut sebagian besar terjadi pada penduduk dengan sosial ekonomi menengah kebawah. P prevelansi diabetes melitus di perkotaan mencapai 14,7 persen dan di pedesaan hanya 7,2 persen. Diabetes melitus kini menjadi ancaman yang serius bagi manusia dan telah menjadi penyebab kematian urutan ketujuh di dunia.
Dengan demikian PTM merupakan prioritas program Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diselenggarakan kegiatan Workshop Deseminasi Penguatan Program PPTM. Acara tersebut akan berlangsung di Yogyakarta Hari Kamis tanggal 10 Maret 2016. (agp 2.0)
Ini Jadwalnya.