PSC 119 DIY Melakukan Penjagaan Medis Dalam Acara Grebeg Maulud
Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi tahunan yang dinantikan, yakni Grebeg Maulud. Acara puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang telah dilaksanakan pada Senin, 16 September 2924 kemarin berlangsung meriah, menyedot perhatian ribuan masyarakat dan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Acara ini merupakan perpaduan unik antara tradisi Jawa yang kaya akan simbolisme dan nilai-nilai Islam. Melalui serangkaian ritual dan prosesi yang khidmat, Grebeg Maulud menjadi cerminan identitas dan semangat masyarakat Yogyakarta yang plural dan toleran. Setiap tahun, pada tanggal 12 bulan Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, masyarakat merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan serangkaian prosesi yang kaya makna dan simbolisme.
Pada Grebeg Maulud kali ini, pihak Keraton Yogyakarta menyiapkan tujuh gunungan yang dibuat para abdi dalem keraton. Gunungan tersebut terdiri dari lima jenis gunungan yaitu Gunungan Kakung, Gunungan Putri, Gunungan Gepak, Gunungan Darat, dan Gunungan Pawuhan yang berisikan hasil bumi, wajik, dan rengginang.
Selain perlambang pemberian sang raja kepada rakyatnya, gunungan juga merupakan wujud syukur melalui uba rampe gunungan untuk kemudian dibagikan ke masyarakat luas. Usai didoakan, gunungan akan dibagikan di beberapa lokasi yaitu di Masjid Gedhe, Kompleks Kepatihan, Kadipaten Pura Pakualaman, dan Ndalem Mangkubumen.
PSC 119 DIY bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, PSC 119 YES, PMI DIY, PMI Kota Yogyakarta, PMI Ranting Kraton, Sarsatlinmas DIY, Puskesmas Kraton, Puskesmas Pakualaman, dan Saka Bakti Husada bertindak sebagai tim kesehatan telah mengikuti rangkaian acara Grebeg Maulud. Selama kegiatan berlangsung, terdapat setidaknya 22 pasien yang merupakan abdi dalem keraton, prajurit keraton, maupun masyarakat yang mengalami keluhan seperti pusing, pingsan, kelelahan, kram otot, nyeri perut, mual, muntah, sesak nafas, dan luka-luka yang membutuhkan penanganan medis. Semua pasien telah dilakukan penanganan medis di lokasi dan tidak ada yang perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan. (sdp)