PSC 119 DIY Melakukan Penjagaan Kesehatan Dalam Acara Labuhan Merapi
“Labuh” sendiri memiliki arti “persembahan”. Upacara ini merupakan rangkaian peringatan Tingalan Dalem Jumenengan atau bertahtanya Sri Sultan Hamengkubuwana X sebagai Raja Keraton Yogyakarta. Upacara labuhan ini merupakan salah satu upacara adat yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam pada abad ke XVII. Upacara ini dimaksudkan agar negara dan rakyatnya senantiasa dalam keadaan selamat, tenteram dan sejahtera. Meskipun penyelenggara upacara ini adalah pihak Keraton, dalam pelaksanaannya upacara adat ini juga melibatkan pihak masyarakat.
Rangkaian Labuhan Merapi ditandai serah terima ubarampe dari Abdi Dalem Keraton Yogyakarta di Kantor Kapanewon Cangkringan pada Kamis (30/1). Ubarampe tersebut kemudian diserahkan kepada Juru Kunci Merapi Mas Kliwon Suraksohargo Asihono atau yang akrab disapa Mbah Asih. Selanjutnya ubarampe dibawa dan diinapkan di petilasan Mbah Maridjan di Kinahrejo. Pada rangkaian acara Labuhan Merapi kali ini, diadakan acara pertunjukan jatilan yang dilaksanakan dari siang hingga sore hari, dan dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Pada Jumat (31/1) pukul 06:00 WIB, kegiatan dilanjutkan membawa ubarampe tersebut dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 2,5 kilometer dari petilasan Mbah Maridjan menuju tempat prosesi Labuhan Merapi berlangsung di Srimanganti. Usai prosesi labuhan, warga yang ikut serta dibagikan nasi gurih yang langsung disantap bersama-sama.
PSC 119 DIY bertindak sebagai tim kesehatan telah mengikuti rangkaian acara Labuhan Merapi pada tanggal 30-31 Januari 2025. Selama kegiatan berlangsung, terdapat setidaknya 20 pasien yang terdiri dari masyarakat, abdi dalem, dan petugas yang mengalami keluhan seperti pusing, kelelahan, kram otot, dan luka ringan akibat terjatuh yang membutuhkan penanganan medis. Selain itu, PSC 119 DIY juga melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berupa cek tekanan darah serta edukasi kesehatan. (sdp).