"Peningkatan Kompetensi Labkesmas dalam Program CKG: Pendekatan Kolaboratif Pentahelix"
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan pertemuan pada Selasa, 17 Juni 2025 di Hotel Alana Yogyakarta untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam percepatan program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Pertemuan ini menghadirkan 48 peserta dari berbagai lintas sektor untuk membahas tantangan dan solusi dalam meningkatkan cakupan CKG di Daerah Istimewa Yogyakarta
Meskipun 100% Puskesmas di DIY telah memberikan pelayanan CKG berdasarkan feedback Kementerian Kesehatan, cakupan sasaran yang dilayani hingga 14 Juni 2025 baru mencapai 1,56% (58.141 orang) dari seluruh sasaran populasi
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ibu Endang Pamungkasiwi, SKM, MKes, menekankan pentingnya kolaborasi jejaring pentahelix yang melibatkan: Pemerintah Daerah - sebagai regulator dan fasilitator, Akademisi - penyedia SDM dan riset, Pelaku Usaha - dukungan CSR dan inovasi, Komunitas/Masyarakat - sasaran dan agen perubahan, Media - edukasi dan sosialisasi
"Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta penguatan promosi kesehatan, perluasan akses informasi, mobilisasi sumber daya, serta inovasi program yang mampu menjangkau lebih banyak kelompok sasaran," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.
Pertemuan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga selesai ini menampilkan agenda yang komprehensif, meliputi:
Sesi Pagi:
- Analisis situasi pelaksanaan CKG di DIY
- Kebijakan percepatan cakupan CKG dan praktik baik perluasan akses CKG yang disampaikan oleh Direktorat Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Primer
- Implementasi Health Promoting University dalam mendukung CKG di kampus yang dipresentasikan oleh Ketua Health Promoting University UGM
Sesi Siang:
- Diskusi mendalam tentang potensi jejaring penta helix dalam percepatan akses CKG, termasuk peluang dan tantangan dalam mendukung program
- Penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) untuk implementasi hasil diskusi
Dalam paparan Implementasi Health Promoting University yang disampaikan oleh Ibu Supriyati, menyampaikan bahwa , HPU atau Kampus Berbasis Promosi Kesehatan merupakan pendekatan komprehensif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan berkelanjutan. Program ini tidak hanya ditujukan untuk sivitas akademika, tetapi juga masyarakat luas.
"HPU berperan penting dalam mendukung program cek kesehatan gratis sebagai bentuk implementasi nyata dari komitmen perguruan tinggi terhadap kesehatan masyarakat," ungkap Ibu Supriyati dalam pemaparannya.
Melalui program HPU, berbagai kegiatan promosi kesehatan diintegrasikan dengan layanan pemeriksaan gratis, meliputi:
- Edukasi gaya hidup sehat
- Pemeriksaan kesehatan rutin
- Konsultasi kesehatan dengan tenaga medis profesional
- Program pencegahan penyakit tidak menular
Kegiatan dalam HPU berupa pemeriksaan Kesehatan rutin diharapkan dapat terus berlanjut untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya deteksi dini penyakit. Program ini juga sejalan dengan komitmen perguruan tinggi dalam mengoptimalkan perannya sebagai agen perubahan dalam bidang kesehatan masyarakat.
Untuk mengoptimalkan diskusi dan koordinasi, peserta dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan peran dan fungsinya:
1. Tim Percepatan Kampus Sehat
Kelompok ini terdiri dari institusi pendidikan tinggi dan fasilitas kesehatan yang berperan dalam implementasi program kesehatan di lingkungan kampus
2. Tim Percepatan Lintas Sektor, OPD dan Masyarakat
Kelompok ini mencakup organisasi perangkat daerah dan elemen masyarakat yang berperan dalam mobilisasi lintas sektor
Hasil diskusi kelompok mengidentifikasi tiga masalah utama dalam implementasi program Cek Kesehatan Gratis yaitu Mobilisasi sasaran, SDMK, dan Pelayanan kesehatan. Hasil identifikasi masalah ini menunjukkan pentingnya pendekatan komprehensif yang melibatkan penguatan sistem, peningkatan kapasitas SDM, dan optimalisasi jejaring rujukan laboratorium untuk mencapai target cakupan CKG yang diharapkan
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat kolaborasi pentahelix dalam meningkatkan cakupan program CKG di DIY. Melalui sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media, diharapkan:
- Peningkatan cakupan CKG % menuju target 36%
- Penguatan sistem deteksi dini penyakit di masyarakat
- Peningkatan literasi kesehatan melalui pendekatan kampus sehat
- Optimalisasi jejaring rujukan laboratorium kesehatan
Melalui pertemuan ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang lebih kuat antara berbagai pemangku kepentingan dalam meningkatkan cakupan program Cek Kesehatan Gratis. Peningkatan cakupan layanan CKG bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan semata, namun merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat untuk mencegah dan menurunkan angka penyakit, terutama penyakit prioritas di wilayah DIY.
Program CKG yang dilaksanakan melalui pendekatan siklus hidup ini diharapkan dapat mendeteksi faktor risiko kesehatan, kondisi pra-penyakit, serta penyakit secara dini, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan angka harapan hidup masyarakat Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.