Detail Info Kegiatan


  • 15 Desember 2017
  • 1.765
  • Info Kegiatan

Jampi Ati, Lestarikan...!!

Salah satu hal yang menjadi keistimewaan Jogja, dan menjadi daya tarik wisatawan local maupun internasional adalah budaya. Berpangkal dari keraton, segala budaya Jogja yang mencakup adat istiadat, kesenian, pola hidup, dan perilaku, seakan meresap dalam segala sendi kehidupan. Budaya yang tetap terjaga dalam memahami kehidupan, secara filosofi dapa mengangkat harkat dan martabat hidup manusia Jogja.

Seiring globalisasi dan identiknya Jogja sebagai salah satu tujuan wisata, sedikit banyak mempengaruhi situasi budaya di Jogja. Setiap jam, puluhan wisatawan luar negeri hilirmudik masuk dan keluar Jogja, juga wisatawan dalam negeri, dimana masing-masing dari mereka membawa serta budaya mereka masing-masing. Apabila tidak ada upaya mempertahankan budaya adiluhung Jogja, rasanya sulit untuk tetap mengatakan Jogja kota istimewa. Meresapi budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu menjadi salah satu upaya melestarikan budaya Jogja.

Budaya Jogja yang menjadi ikon di bidang kesehatan adalah Jamu dan Pijet alias akupuntur. Kedua budaya kesehatan ini saat ini bisa dibilang terkikis oleh kehadiran ilmu kesehatan modern. Ya, peran kesehatan tradisional meredup dan kalah bersaing dengan pengobatan modern, dan mengakibatkan tidak lagi terdengar gaungnya, bahkan sama sekali tidak dilirik lagi oleh masyarakat.

Entah dimana letak kesalahan penyebab hal demikian, namun kondisi demikian tidak boleh berlangsung secara terus menerus. Diperlukan upaya-upaya untuk tetap mempertahankan eksistensi upaya kesehatan tradisional, agar tetap lestari. Bukan untuk menggantikan upaya pengobatan modern, tapi untuk memberikan opsi pengobatan ke masyarakat, dan melengkapi upaya pengobatan yang ada.

Dinas Kesehatan DIY, sebagai penanggungjawab pembangunan kesehatan di DIY, saat ini sedang mengupayakan kembali pengembangan upaya kesehatan tradisional berbasis budaya, khususnya jamu dan pijet. Upaya ini sebagai wujud nyata dari status keistimewaan DIY yang berpangkal pada budaya. Konsep pengembangan upaya kesehatan tradisional berbasis budaya Jogja ini sudah sejak lama direncanakan. Sudah dicetuskan tagline sebagai upaya mempermudah untuk mengingatnya dan meresapinya dalam proses pembangunan kesehatan. Tagline itu adalah JAMPI ATI, yang merupakan akronim dari Jamu lan Pijet Agawe Tinebih Rubedo. Upaya kesehatan tradisional ini merupakan salah satu program prioritas pembangunan kesehatan di DIY, dan merupakan amanah keistimewaan.

Pada hari kamis, 14 Desember 2017, dilaksanakan kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah 2017 di RS Pratama Yogyakarta. Tujuan kegiatan ini adalah pembahasan perencanaan, yang dikhususkan untuk penerapan upaya kesehatan tradisional di DIY. Kegiatan dihadiri oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Kabupaten/Kota se-DIY, RSUP dr. Sardjito, Puskesmas yang berpotensi melaksanakan kesehatan tradisional, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Balai POM, dan dari Dinas Kesehatan DIY sendiri. Sebagai narasumber mengenai kesehatan tradisional, adalah Prof Mae Sri Hartati dari Fakultas Kedokteran UGM. Hasil dari kegiatan ini adalah kesepakatan mengenai konsep penegembangan kesehatan tradisional di DIY.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 4.424
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.071.935