Detail Berita


  • 30 April 2024
  • 252
  • Berita

Peringatan Hari Malaria Sedunia Tahun 2024

Malaria masih menjadi masalah kesehatan yang berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi, sehingga diperlukan upaya penanggulangan secara terpadu dan berkesinambungan. Penyakit malaria sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi, anak balita, dan ibu hamil serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu, program malaria masih menjadi prioritas ditingkat nasional maupun global, hal tersebut tertuang dalam tujuan 3.3 indikator Sustainable Development Goals (SDGs).

Angka malaria nasional, pada tahun 2023 terdapat penurunan kasus malaria dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 kasus malaria ditemukan sebanyak 434.819 sedangkan tahun 2023 menurun menjadi 418.000 kasus. Semakin meningkatnya penemuan kasus dan semakin membaiknya sistem pencatatan dan pelaporan berpengaruh pada jumlah kasus yang dilaporkan. Sekitar 89% kasus malaria nasional berasal dari wilayah Papua, penurunan kasus di wilayah ini akan memberikan dampak penurunan kasus nasional. Untuk malaria di D.I.Yogyakarta, pada tahun 2024 kasus malaria terdapat 91 kasus yang semuanya adalah kasus impor dari luar wilayah D.I.Yogyakarta.

Pengendalian Malaria di Indonesia yang menunjukkan banyak kemajuan dalam beberapa dasa-warsa terakhir. Terbukti dari semakin bertambahnya kabupaten/kota yang sudah mencapai bebas malaria, saat ini 90% penduduk Indonesia hidup didaerah bebas malaria. Pada tahun 2023 terdapat 389 kabupaten/kota yang sudah bebas malaria dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, dan 5 Provinsi telah dinyatakan bebas malaria yaitu Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Provinsi Bali. D.I.Yogyakarta menjadi salah satu provinsi yang seluruh Kabupaten Kotanya sudah mencapai eliminasi malaria, dan sekarang sedang berjuang menuju eliminasi malaria tingkat provinsi tahun 2025.

Setiap tanggal 25 April diperingati sebagai hari malaria sedunia. Tahun 2024, tema yang diangkat adalah “Accelerating the Fight Against Malaria for a More Equitable World” atau “Mempercepat Perjuangan Melawan Malaria Untuk Dunia Yang Lebih Adil”. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan rangkaian kegiatan hari malaria sedunia melalui dua kegiatan. Kegiatan yang pertama adalah Seminar Nasional yang dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring). Kegiatan seminar tersebut bekerja sama dengan Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) sebagai salah satu rumah sakit rujukan malaria tingkat propinsi, dan didukung oleh Balai Pelatihan Kesehatan Dinkes DIY (Bapelkes Diskes DIY). Kegiatan seminar luring dilaksanakan di Auditorium Kresna RSA UGM dan daring melalui platform Zoom dan Youtube.

Seminar dibuka oleh Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, SH., Sp.B (K) Onk yang menyatakan selalu siap menjadi mitra Dinas Kesehatan DIY. Sambutan selanjutnya oleh Plh. Kepala Dinas Kesehatan DIY dan juga menjabat sebagai Kepala Bidang P2P yaitu Ibu Setiyo Harini, SKM., M.Kes. Beliau menyampaikan semangat untuk “Bersama-sama mendukung dan berperan dalam target percepatan eliminasi malaria di Indonesia pada tahun 2030’’ dan dilanjutkan paparan overview kebijakan dan situasi malria di DIY.

Narasumber seminar berasal dari Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, RSA UGM. dan WHO Indonesia.  Di dalam seminar dibahas mengenai Penguatan Public Private Mix (PPM) Malaria, Strategi Pencegahan dan pengendalian pasca Fase Pemeliharaan Eliminasi Malaria, dan Tatalaksana Medis Malaria dan Layanan Malaria di Rumah Sakit Rujukan Malaria Provinsi DIY. 

Kegiatan kedua dalam rangkaian hari malaria sedunia adalah pelaksanaan surveilans migrasi malaria. Surveilans migrasi merupakan bagian dari program surveilans malaria berupa penemuan kasus aktif yang ditujukan untuk mendeteksi masuknya kasus impor ke daerah yang sudah eliminasi malaria, perubahan kondisi lingkungan, vektor, perilaku penduduk yang berpotensi terjadinya penularan malaria. Surveilans migrasi malaria dilaksanakan di Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta bekerjasama beberapa kampus (mahasiswa dari daerah endemis dari UNRIYO di Kabupaten Sleman, Universitas PGRI Yogyakarta di Kabupaten Bantul, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogyakarta, dan komunitas nelayan Pantai Sadeng di Kabupaten Gunungkidul). Melalui surveilans migrasi diharapkan bisa menemukan penderita malaria secara dini yang datang dari daerah endemis agar mencegah terjadinya penularan setempat malaria (indigenous) terutama yang berasal dari kasus impor.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 31.300
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 28.763.973