Detail Berita


  • 14 Juni 2022
  • 630
  • Berita

Pelaksanaan Penyampaian Proposal Kajian Pengembangan Kesehatan Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta

Berdasarkan dokumen dan artefak kuno, Pengobatan Tradisional Indonesia sudah berkembang dan dipakai oleh bangsa Indonesia khususnya di Daerah Istimwewa Yogyakarta baik untuk menjaga kesehatan, pengobatan maupun pencegahan penyakit.

Keadaan situasi Kesehatan Tradisional di Daerah Istimwewa Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi dan peluang besar untuk mengembangkan Pengobatan Tradisional Indonesia. Strategi yang tepat untuk pengembangan Pengobatan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta adalah melalui pendekatan “3P” (product, practice, dan provider) yang dikerjakan secara simultan.

Kedepan perlu disusun konsep yang matang untuk pengembangan Kesehatan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menghadapi tantangan dan persaingan global yang semakin ketat dan sekaligus mengangkat jati diri bangsa.

Oleh sebab itu, akan dilaksanakan Kajian Pengembangan Kesehatan Tradisional. Sebagai tahap awal dilaksanakan pertemuan penyampaian proposal kajian pengembagnan kesehatan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10 Juni 2022 di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Harapan hasil kajian tersebut akan memberikan kontribusi dan memperkuat alasan untuk pengembangan kestrad  kedepannya di DIY.

Rencana uji coba pelaksanaan Kajian Pengembangan Kesehatan Tradisional berada di Jogja Agro Techno Park (JATP) yang terletak di Kapanewon Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, dengan melibatkan masyarakat di sekitar Kapanewon Nanggulan (Kapanewon Sentolo dan Kapanewon Girimulyo). Arahan Pak Gubernur agar kawasan JATP dapat difungsikan lebih optimal dan bermanfaat khususnya bagi masyarakat di kawasan sekitar JATP dan secara umum bagi masyarakat di DIY.

 

Dalam pertemuan ini dilakukan Paparan dan pembahasan proposal dipaparkan oleh Dr. apt. Kintoko, M.Sc selaku Tim Ahli Madya Kajian Pengembangan Kestrad :

  • Kajian dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan 3 (tiga) perguruan tinggi, yaitu UAD, UGM dan UII.
  • Hasil kajian menjadi dasar kebijakan Dinkes DIY dalam pengembangan potensi Kestrad di DIY.
  • Hasil kajian didorong untuk terhilirisasi/menjadi unit komersial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  • Nanggulan adalah salah satu kapanewon di Kulon Progo yang menyimpan potensi sumber daya hayati dan kearifan lokal dalam pengobatan tradisional.
  • Demografi masyarakatnya yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani menjadi faktor pendukung pengembangan kesehatan tradisional melalui pemanfaatan tanaman obat.
  • Masyarakat Nanggulan mempunyai kebiasaan konsumsi jamu. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya praktisi kesehatan tradisional yang disebut terapis eksis di Nanggulan.
  • Adanya Bandara Internasional Yogyakarta dan kawasan Jogja Agro Tekno Park (JATP) yang berada di Kabupaten Kulon Progo, sebagai daya dukung pengembangan wisata kesehatan.
  • Perlu dilakukan kajian eksplorasi guna memetakan berbagai potensi dan jejaring pihak-pihak terkait dalam mengembangkan kesehatan tradisional sehingga menjadi salah satu destinasi wisata kesehatan di Nanggulan khususnya, dan Kabupaten Kulon Progo DIY pada umumnya.
  • Kajian ini mencakup 5 (lima) aspek, yaitu aspek sumber bahan baku jamu, usaha rumahan berbasis bahan alami, sosiografi praktisi penyehat tradisional (Hatra), pemetaan potensi dan jejaring Health tourism dan simulasi bisnis prospektif.
  • Sumber bahan baku jamu dilakukan melalui identifikasi jenis tanaman obat, sentra budidaya, luas lahan tanam, kapasitas produksi, serapan tenaga kerja, omset, jalur perdagangan dll.
  • Usaha rumahan dilakukan melalui eksplorasi jenis usaha, omset, status perijinan usaha/edar, dan jaringan pemasarannya.
  • Sosiografi Hatra dieksplorasi dari sisi jumlah, jenis layanan, status perijinan, dan organisasi terkait Hatra.
  • Dilakukan analisis kuantitatif etnomedisin untuk menilai jenis tanaman yang paling banyak dimanfaatkan oleh Hatra/masyarakat untuk upaya promotif atau preventif.
  • Setelah mendapatkan peta potensi dan jejaring dalam wisata kesehatan, dilakukan SWOT untuk membuat simulasi bisnis prospektif melalui pendekatan Business Model Canvas dan Value Proposition Canvas.
  • Metode kajian yaitu melalui kajian pustaka, kajian etnomedisin, survey lapangan, FGD, analis SWOT dan desain bisnis model canvas.
  • Laporan kajian yang diberikan berupa analisis deskriptif kualitatif, data kuantitatif dan dokumen berupa foto-foto kegiatan serta rekomendasinya.

 

Dalam diskusi disampaikan bahwa :

  1. Saat ini JATP telah berubah menjadi JAP (Jogja Agro Park). Konsep JAP salah satunya yaitu memberdayakan petani milenial dan sebagai inkubator pertanian
  2. Adanya program DPKP DIY yaitu salah satunya hibah tanaman obat jahe untuk masyarakat di daerah Girimulyo, sehingga diharapkan tim kajian juga dapat melakukan observasi di kapanewon lain sekitar kapanewon Nanggulan. Tim kajian dapat berkonsultasi ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY terkait data produksi biofarmaka yang rutin dilaporkan.
  3. Saat ini DIY sedang dalam proses membangun konsep Health Tourism, sehingga diharapkan adanya kajian ini juga dapat memberikan kontribusi dan mendukung perkembangan kesehatan tradisional di DIY. Tim kajian agar melengkapi standar apa saja yang perlu dipersiapkan terkait wisata kesehatan
  4. Kegiatan ini diharapkan

a. Tim kajian agar menggali terkait aspek sosiokultural, dimana sangat berpengaruh terhadap karakteristik masyarakat Nanggulan.

b. Tokoh masyarakat di Nanggulan sangat mendukung program-program terkait kesehatan. FGD tim kajian selain melibatkan tokoh masyarakat, juga dapat melibatkan anggota dewan yang pengaruhnya bermakna di lingkungan masyarakat.

c. Tim kajian dapat berkoordinasi dengan PKM di Nanggulan terkait data awal kajian.

d. Kajian ini juga diharapkan dapat mengobservasi potensi kestrad di daerah sekitar Nanggulan seperti Sentolo dan Girimulyo

 

Kesepakatan dalam pertemua ini :

  1. Tim kajian mengharapkan dukungan dan koordinasi lebih lanjut dari lintas sektor terkait untuk pendalaman dan kelengkapan kajian.
  2. Tim kajian akan melibatkan tokoh masyarakat yang pengaruhnya bermakna di masyarakat dalam pelaksanaan kajian.
  3. Output kajian yang dilaksanakan Dinkes DIY ini diharapkan dapat menjadi pemicu untuk kedepannya program kestrad dapat menjadi program prioritas di SKPD lain yang terkait

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 14.602
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.064.828