Detail Berita


  • 21 Agustus 2024
  • 81
  • Berita

KUNJUNGAN WHO KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: DOKUMENTASI PRAKTIK BAIK SKRINING TBC UNTUK ELIMINASI GLOBAL

Tanggal 7-10 Agustus 2024, Konsultan World Health Organization (WHO) melakukan kunjungan penting ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari dokumentasi praktik baik skrining Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat upaya penanggulangan TBC di Indonesia. Kunjungan ini melibatkan Tim Kerja TBC Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, dan Zero TB Yogyakarta. Tempat yang menjadi fokus kunjungan diantaranya adalah Dinas Kesehatan DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, dan Puskesmas Kalibawang di Kabupaten Kulon Progo.

Hari pertama kunjungan dimulai di Dinas Kesehatan DIY. Tim disambut oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Setiyo Harini, SKM., M.Kes. Dalam sambutannya, beliau memaparkan capaian program TBC di DIY selama beberapa tahun terakhir, terutama terkait upaya deteksi dini melalui skrining aktif. "Kami telah berhasil meningkatkan cakupan skrining TBC di DIY, terutama melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Zero TB Yogyakarta. Upaya ini telah memberikan hasil yang signifikan dalam penemuan kasus-kasus baru TBC," ujar Setiyo Harini. Paparan tersebut memberikan gambaran umum mengenai strategi dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi program TBC di wilayah DIY.

Menurut Dr. Kirankumar Rade dari WHO, "Kegiatan ini adalah bagian dari upaya WHO untuk mendokumentasikan praktik baik skrining TBC di negara-negara yang memiliki pengaruh besar dalam program penanggulangan TBC. Kami berharap pengalaman Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam memperkuat sistem skrining dan penemuan kasus secara aktif."

Latar belakang dari kegiatan ini adalah kebutuhan untuk meningkatkan deteksi dini kasus TBC melalui skrining sistematis, terutama setelah pandemi COVID-19 yang menimbulkan banyak tantangan baru. WHO merilis pedoman skrining TBC yang diperbarui pada tahun 2021, termasuk panduan praktis dan alat daring seperti ScreenTB. Di Indonesia, skrining TBC telah ditingkatkan selama beberapa tahun terakhir, diantaranya melalui penggunaan teknologi baru seperti radiografi digital dan perangkat lunak deteksi berbantuan komputer (CAD). Program ini didukung dari berbagai sumber pendanaan, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Salah satu hasil signifikan dari kegiatan ini adalah pelaksanaan Active Case Finding (ACF) di beberapa kabupaten di DIY, termasuk Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Dr. Galuh Budhi Leksono Adhi, M.Kes, dari Kementerian Kesehatan RI menyampaikan, "ACF telah menunjukkan hasil yang baik dalam menemukan kasus TBC di masyarakat. Ini adalah upaya penting untuk memastikan bahwa setiap kasus TBC dapat ditemukan dan diobati dengan cepat, sehingga mencegah penularan lebih lanjut."

Pada kunjungan ke Puskesmas Kalibawang, tim supervisi mengamati bagaimana proses skrining TBC dilakukan. Proses ini terdiri atas pemeriksaan gejala dan tanda TBC, radiografi toraks, serta pengambilan sampel dahak untuk pemeriksaan lanjutan. Dr. Rina Triasih dari Zero TB Yogyakarta menambahkan, "Kami menggunakan pendekatan skrining terpadu, termasuk penggunaan radiografi toraks dan pemeriksaan Tuberculin Skin Test (TST), untuk memastikan bahwa tidak ada kasus yang terlewatkan. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mencapai eliminasi TBC di DIY."

Selain itu, tim supervisi juga berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan ACF di DIY. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan pendanaan dan komitmen dari pemerintah daerah. "Kami memerlukan dukungan yang lebih kuat, baik dari pemerintah pusat maupun daerah untuk memastikan keberlanjutan program ACF ini," ujar Arief Musthofa dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo.

Kunjungan ini ditutup dengan beberapa rekomendasi penting, termasuk perlunya integrasi skrining TBC ke dalam pelayanan kesehatan lainnya dan optimalisasi skrining pada peserta JKN. Hal ini diharapkan dapat memperkuat upaya penemuan kasus TBC secara lebih efektif dan efisien di masa mendatang. (E D A)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 2.142
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 26.108.330