• 31 Juli 2018
• 1.142
• Berita

Hari Anak Nasional 2018 : Anak GENIUS, Tumbuh Kembang Optimal

Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak yang ditujukan sejak dalam kandungan hingga lima tahun kehidupannya bertujuan untuk kelangsungan hidup anak sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak

untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.

 

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dr. Kirana Pritasari, MQIH dalam sambutannya pada seminar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2018, Selasa (31/7). Seminar “Anak Gesit, Empati, beraNI, Unggul, Sehat (GENIUS), Tumbuh Kembang Optimal” tersebut sekaligus sebagai puncak peringatan HAN Kementerian Kesehatan tahun ini. Salah satu rangkaian peringatan HAN Tahun 2018 ini adalah seminar yang diikuti 4 daerah di Indonesia  melalui video converence yaitu D.I Yogyakarta, Kabupaten Bone, Lampung dan Kalimantan Selatan. Selain seminar, kegiatan lain yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah lomba foto dan poster serta pencanangan bulan pemeriksaan tumbuh kembang balita secara nasional.

 

Tema Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap tanggal 23 Juli ini “Anak Indonesia, Anak Gesit, Empati, beraNI, Unggul, Sehat (GENIUS)”, sedangkan sub tema bidang kesehatan adalah “Anak Gesit, Empati, beraNI, Unggul, Sehat (GENIUS), Tumbuh Kembang Optimal”.

 

Dalam kesempatan tersebut, dr. Kirana juga mengingatkan akan tiga hal yaitu selalu mengukur pertumbuhan anak tiap bulan dan dicatat di Buku KIA, melakukan pengukuran perkembangan dan menerapkan pola asuh yang baik (asah, asih, asuh). “Anak yang tidak atau kurang mendapat kasih sayang, akan berpengaruh terhadap perilakunya” jelasnya.

 

Dalam kesempatan yang sama melalui fasilitas video converence, Kepala Dinas Kesehatan DIY drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes menyampaikan bahwa kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita di DIY telah diintegrasikan dengan program dan sektor lain sesuai amanat Pergub DIY No. 36 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pengintegrasian Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Posyandu. drg. Pembajun juga menyampaikan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dalam rangka mendukung HAN tahun 2018 adalah menghimbau pelaksanaan SDIDTK serentak pada Bulan Juli di seluruh fasyankes, talkshow tumbuh kembang balita dan lomba balita sehat, skrining penyakit jantung bawaan pada 3000 anak kelas 1 SD,  dan kampanye dalam rangka Pekan ASI Sedunia di Mandala Krida tanggal 10 Agustus. “Adapun puncak acara HAN dengan SKPD lain akan dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2018 di Taman Budaya Yogyakarta” tambah beliau.

 

Video Converence dalam rangka HAN tersebut dilaksanakan di Aula Dinas Kesehatan DIY, dan juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dr. Vita Yulia Kisworini, M.Kes beserta  jajarannya, perwakilan lintas sektor dari BPPM, PKK, dan juga dari Ikatan Dokter Anak Indonesia. Melalui momentum HAN ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran petugas kesehatan, keluarga, dan masyarakat tentang pentingnya pengukuran pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin. (pf26)