Dinkes DIY Upayakan Pencegahan Masalah Gizi Balita Melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal Pemulihan dan PMT Penyuluhan pada Balita
Permasalahan gizi dapat berawal dari berat badan yang yang tidak naik adekuat (T). Balita yang tidak naik berat badannya (T) pada penimbangan di posyandu perlu mendapat tatalaksana untuk mencegah balita jatuh pada masalah gizi kronis atau stunting. Data SSGI tahun 2022 menunjukkan bahwa kejadian stunting meningkat 1,6 kali lipat pada anak dengan rentang usia 6-12 bulan, dimana usia tersebut merupakan periode krusial dalam pengenalan dan pemberian MPASI. Pemberian makan yang tidak terstandar dengan kandungan gizi yang kurang dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang bayi.
Pemberian makanan tambahan (PMT) bersumber pangan lokal menjadi salah satu upaya yang telah dilakukan untuk intervensi bagi bayi balita bermasalah gizi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan DIY bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kabupaten telah memberikan dukungan intervensi pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita di Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo berupa PMT pemulihan dan PMT pemulihan.
PMT pemulihan berupa makanan kudapat pada gizi siap makan yang diberikan selama 14 hari berturut-turut kepada sasaran balita yang tidak naik berat badan pada penimbangan di posyandu, sedangkan PMT penyuluhan diberikan pada bayi dengan rentang usia 6-7 bulan. PMT lokal diberikan dengan menu terstandar yang dirancang sesuai dengan petunjuk teknis pemberian makanan tambahan dari Kementerian Kesehatan. Dukungan tersebut dilakukan untuk memperluas cakupan sasaran dari intervensi PMT yang telah diusulkan melalui BOK Puskesmas.
Pemberian PMT pemulihan diberikan di Kabupaten Gunungkidul pada wilayah puskesmas Tepus I dan Nglipar, di Kabupaten Bantul di laksanakan di puskesmas Imogiri I dan Imogiri II, dan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan di Puskesmas Panjatan II dan Puskesmas Sentolo I. Total sasaran untuk PMT pemulihan sebanyak 219 balita. Hasil evaluasi sementara menunjukkan bahwa 64% dari balita yang mendapatkan PMT pemulihan berhasil naik berat badannya. Sementara PMT penyuluhan diberikan pada bayi di 24 puskesmas yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan anak terintegrasi (PKAT) dengan total sasaran sebanyak 484 bayi.
Pemberian makanan tambahan diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal tidak hanya dari sisi perbaikan status gizi namun lebih utama kepada edukasi pola makan sehat untuk orang tua balita. Dengan menerima PMT orang tua atau pengasuh mendapatkan contoh menu standar pada bayi dan balita yang selanjutnya dapat diaplikasikan pada pemberian makan sehari-hari di rumah.