Detail Info Kegiatan


  • 28 Februari 2021
  • 1.787
  • Info Kegiatan

Surveilans Tikus di Kabupaten Bantul

Penyakit yang ditularkan oleh binatang pembawa penyakit atau yang yang disebut juga sebagai zoonosis masih menjadi masalah di Indonesia. Penyakit tersebut antara lain flu burung, rabies, antraks, leptospirosis, dan pes.

Sampai saat ini sebagian besar binatang pembawa penyakit di Indonesia telah teridentifikasi terutama terkait dengan penyakit-penyakit menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis maupun penyakit-penyakit menular potensial wabah.

Mengingat beragamnya penyakit-penyakit tropis yang merupakan penyakit zoonosis, maka upaya pengendalian terhadap binatang pembawa penyakit menjadi bagian integral dari upaya pengendalian, pemberantasan dan penyakit tular vektor termasuk penyakit-penyakit zoonosis yang potensial dapat menyerang manusia.

Berdasarkan situasi epidemiologi dan perubahan lingkungan hidup serta dinamika kependudukan maka selain vector, binatang pembawa penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan dan kehidupan masyarakat. Dari gambaran di atas upaya memutuskan penularan penyakit zoonosis memerlukan kegiatan surveilans bukan hanya surveilans kasus pada manusia, tetapi juga surveilans kasus pada binatang pembawa penyakit, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat kebijakan pengendalian penyakit zoonosis yang tepat guna dan tepat sasaran.

Kegiatan surveilans binatang pembawa penyakit akan dimulai dari surveilans rodent (tikus) sebagai faktor risiko penularan Leptospirosis dan Pes. Pengumpulan data adalah dengan melaksanakan penangkapan tikus di beberapa kab/kota endemis leptospirosis dan wilayah pemantauan Pes. Tikus yang tertangkap akan dilakukan identifikasi species dan pembedahan untuk isolasi bakteri pathogen dan juga pemeriksaan serologis di laboratorium.

Sesuai dengan SK Dirjen tahun 2020 Direktorat P2PTVZ bersama dengan Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/Kota, B/BTKL dan KKP membangun surveilans sentinel tikus setiap 6 bulan di 6 Provinsi yaitu provinsi yang melaporkan kasus Leptospirosis dan wilayah pemantauan Pes.

DIY menjadi salah satu provinsi yang menjadi lokasi surveilans sentinel tikus. Pada bulan September telah dilakukan Survey Tikus yang pertama di DIY. Lokasi Survey dilaksanakan di Desa Ringinharjo, Desa Sabdodadi dan Desa Bantul Kabupaten Bantul. Lokasi Survey merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Bantul 2.

Kegiatan ini melibatkan tenaga dari Kader masyarakat setempat, tenaga vektor Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Dinas Kesehatan DIY, BBTKLPP Yogyakarta, KKP Yogyakarta dan Subdit Zoonosis Kementrian Kesehatan RI.

Di setiap Desa dipasang 50 perangkap. 25 perangkap dipasang di dalam rumah dan 25 perangkap dipasang di luar rumah. Pengambilan tikus dilakukan pada jam 06.00 pagi. Perangkap berisi tikus dikumpulkan di pos yang sudah ditentukan untuk dilakukan pembedahan dan pengambilan Spesimen.

Spesimen dari penangkapan tikus yang didapatkan dikirimkan ke labortorium yang sudah ditentukan, untuk DIY dikirim ke laboratorium BBTKLPP Yogyakarta.

Hasil dari survey ini diharapkan untuk dapat mengetahui kepadatan tikus, spesies tikus dan habitat perkembangbiakannya, Mendeteksi (konfirmasi) Leptospira di tubuh tikus ,Mapping kepadatan tikus dan Mengetahui Index Pinjal Umum. Dengan mengetahui data di atas,maka dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan program pengendalian penyakit Leptospirosis di Kabupaten Bantul

 

 

 

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 110.686
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.002.555