Detail Artikel


  • 22 Juni 2023
  • 1.028
  • Artikel

“SENTIL PETROK” (Sensasi Taktil pada Penderita Stroke)

 

Rumah Sakit Panembahan Senopati (RSPS) Kabupaten Bantul, merupakan rumah sakit rujukan Tipe B Pendidikan. Jumlah kunjungan pasien stroke di RSPS termasuk tertinggi di DIY. Data kunjungan pasien di Poli Fisioterapi selama periode tahun 2018-2022, stroke menduduki peringkat tiga besar kunjungan tertinggi. Dari sebagian besar pasien stroke selain mengalami gangguan motorik, ternyata 65% hingga 85% mengalami gangguan sensorik. Defisit sensorik telah terbukti memprediksi hasil fungsional yang buruk setelah stroke, termasuk peningkatan lama rawat inap, tingkat dan jumlah pemulangan rumah yang lebih rendah, timbulnya kecacatan dan peningkatan angka kematian.

Penanganan fisioterapi di RSPS pada gangguan sensori ini hingga tahun 2020 belum dilakukan untuk pasien stroke. Penanganan masih berorientasi langsung pada penatalaksanan gerak dan fungsi motoriknya. Sebagai seorang tenaga fisioterapi di RSPS, penulis terketuk untuk mencoba menggagas perubahan dalam menerapkan penanganan gangguan sensori tersebut, sehingga penulis memandang perlu mengusung inovasi.

Ide gagasan tersebut selanjutnya penulis tuangkan dalam bentuk tematik dengan judul Sentil Petrok merupakan akronim dari Sensasi Taktil pada Penderita Stroke. Ide penulis tidak hanya terbatas pada lingkup pelayanan di ruang fisioterapi namun dalam konteks yang lebih luas dengan mengembangkannya ke arah continum of care yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat paripurna. Penulis juga terpicu oleh gagasan pelayanan yang patient oriented dimana seluruh daya upaya utamanya ditujukan semua untuk kesembuhan pasien. Rangkaian program dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :

  • Sentil Petrok

Sentil Petrok adalah pemberian sensasi taktil (bersifat sentuhan) berupa tekanan dengan jari pada tendon. Rangsangan taktil yang diulang-ulang akan memberikan informasi ke mekanisme supraspinal sehingga terjadi pola gerak yang terintegrasi dan menjadi gerakan-gerakan pola fungsional. Mobilisasi dan rangsangan taktil secara bersamaan merupakan intervensi terapi yang tepat dan efektif, berpotensi untuk memulai proses pengaktifasian otot pada stroke dengan memberikan informasi proprioseptif dan somatosensoris yang signifikan pada otak, serta memfasilitasi langsung aktivasi korteks motorik primer dan sistem kortikospinal untuk meningkatkan aktivasi motorik. Pemberian stimulasi sensorik di daerah tersebut diharapkan bisa memunculkan timbulnya kontraksi otot-otot kaki sebagai modal kaki melangkah saat berjalan.

Inisiasi metode penanganan stroke ini membutuhkan akomodasi dalam tata kelola dan ketentuan di rumah sakit yang harus melibatkan unsur baik dari medis, mitra kerja, mitra pendukung, pimpinan dan manajemen rumah sakit. Perubahan dalam bentuk akomodasi tersebut diperlukan untuk menginisiasi perubahan sistemik dalam manajemen layanan sehingga jaminan dukungan kebijakan, dukungan sumber daya, teamwork dan keberlanjutan program dapat terus terpenuhi. Di sisi lain, telah cukup banyak referensi dan kajian yang mendukung bahwa penanganan gangguan persepsi sensori segera dilakukan penanganan, sehingga dapat dikembangkan dalam layanan oleh manajemen rumah sakit dan akan sangat membantu dalam penyembuhan dan mencegah kecacatan pasien.

Data pasien stroke di RSPS tahun 2021 terdapat 327 pasien stroke yang menjalani rawat inap dan hanya sekitar 117 pasien (36%) yang melanjutkan fisioterapi di RSPS pasien stroke yang dirawat dan sudah diperbolehkan pulang melanjutkan fisioterapi untuk restorasi dan optimalisasi gerak dan fungsinya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena rujukan berjenjang, berobat di rumah sakit lain, pengobatan alternatif atau bisa dibiarkan terbaring di rumah saja tanpa penanganan.

Dengan hanya mengandalkan inovasi Sentil Petroke dan upaya rehabilitasi di rumah sakit dirasa masing kurang dalam mempercepat kesembuhan, upaya menjangkau penderita post stroke diluar rumah sakit masih kurang optimal. Fisioterapi dalam bentuk latihan di rumah sakit dilakukan dalam periode waktu tertentu dan durasi waktu tertentu.  Termasuk didalamnya terdapat program latihan dirumah yang bisa dipraktekkan dalam aktivitas keseharian di rumah. Durasi waktu terbesar untuk melatih diri untuk restorasi justru lebih besar saat yang bersangkutan berada di rumah. Maka perlu dorongan kepada pasien untuk dapat menjalankan proses terapi dimanapun mereka berada. Termasuk penderita post stroke tidak hanya fokus kepada restorasi di rumah sakit namun juga saat di rumah. Mengintegrasikan upaya terapi di rumah sakit dengan penerapannya di kehidupan sehari-hari di rumah menjadi sebuah tantangan. Perlu sebuah aplikasi dan lingkungan yang pendukung termasuk pemangku kepentingan.

  • Si Rapi

 Salah satu terobosan untuk menjawab tantangan diatas adalah penggunaan Si Rapi atau Aplikasi Digital Fisioterapi. Aplikasi ini pasien bisa diakses oleh pasien dengan smartphone dilengkapi petunjuk berbahasa Indonesia yang terdiri dari program-program latihan yang harus dilakukan di rumah disertai audio visual yang jelas. Fisioterapis dapat memantau tingkat kepatuhan pasien dalam melaksanakan home program yang diberikan dan evaluasi nyeri pasien, selain itu fisioterapis dan pasien bisa berinteraksi langsung.

  • RBM Jumantrok

Terobosan selanjutnya adalah memandang kader kesehatan terlatih menjadi sebuah potensi penting untuk mendukung lingkungan yang kondusif untuk restorasi penderita post stroke. Kader juga berfungsi sebagai informan bagi petugas di Puskesmas dan Rumah Sakit untuk temuan penderita post stroke di masyarakat sekitar, evaluasi perkembangan serta terapi sederhana para penderita post stroke. Kader kesehatan dapat menjadi salah satu inisiasi melakukan upaya integrasi restorasi penderita post stroke setelah pulang dari rumah sakit. Tentu saja kegiatan ini menjadi ranah Puskesmas. Sehingga kegiatan ini strategis karena meningkatkan kemitraan antar jejaring fasilitas kesehatan setempat. Sentil Petrok layak untuk dikenalkan kepada para kader kesehatan, melalui Puskesmas dan dilakukan supervisi oleh fisioterapis. Sehinggga penulis mempunyai gagasan untuk menciptakan kegiatan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat oleh Juru pemantau Stroke atau disingkat RBM Jumantroke.

Inisiasi pelaksanaan RBM Jumantroke dilakukan dengan pendekatan dengan beberapa pihak terkait seperti Fisioterapis dan Kepala Puskesmas untuk meningkatkan kepedulian keluarga dan masyarakat dengan memberdayakan kader yang dilatih yang disuaikan dengan kondisi pasien stroke. Inovasi ini bertujuan agar tersedia kader kesehatan yang terlatih untuk memberikan motivasi dan mendampingi pasien pasca stroke. Tantangan untuk mengimplementasikan cukup besar karena penulis bekerja di Rumah Sakit, yang mempunyai akses terbatas dalam jangkauan ke Komunitas, selain itu banyak kader yang sudah terbebani dengan berbagai program sehingga tidak mau untuk dijadikan kader jumantroke. Itulah sebabnya kolaborasi berbagai pihak diperlukan. Dan sebagai peningkatan mutu layanan para kader juga dilatih dengan Inclusion Apps sehingga selain sebagai pendamping mereka juga bisa memberikan latihan sederhana yang terdapat di aplikasi di smartphone mereka.

  • Simbah Bugar dan Sigrak Polah

Sebagai upaya kelanjutan promotif dan preventif khusus buat lansia yang semakin banyak, dibentuk komunitas Simbah Bugar yang kegiatanya terdiri dari pemeriksaan kesehatan, skrining gerak lansia dan senam bersama yang dikemas dalam bentuk rekreasi. Sedangkan untuk anak sekolah diberikan program Sigrak Polah atau Skrinng Gerak Postur Anak Sekolah yang dikhususkan pada anak SMP dan SMA berupa pemeriksaan postur, fleksibilitas otot, flat foot dan pemeriksaan kesehatan. Sigrak Polah telah memperoleh penghargaan IFI AWARD Nasional sebagai pemenang kategori Layanan Promotif Preventif Fisioterapi oleh Pengurus IFI Pusat di Jakarta.

Sebagai Evaluasi untuk menguji efektivitas metode Sentil Petrok penulis melakukan penelitian pada bulan agustus hingga oktober 2022. Jenis penelitian adalah experimental dengan pre and post two group design, Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan dilaksanakan di RSPS Bantul. Jumlah sampel 16 orang dibagi menjadi dua kelompok A dan B dan pada kelompok A ditambahkan Sentil Petrok dan pengukuran datanya menggunakan MMT.

Uji normalitas kelompok A dan B dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov smirnov dan mendapatkan nilai sign. 0,000 < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal, sehingga metode yang digunakan dalam pengolahan data statistik nonparametrik yaitu uji Wilcoxon dan didapatkan nilai sign 0,026 (<0,05) sehingga bisa disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna dari pemberian sensasi taktil terhadap timbulnya gerakan dorsofleksi ankle pada pasien stroke, sehingga efektifitas pemberian sentil petrok tidak perlu diragukan lagi.

Perkembangan RBM Jumantroke semakin meningkat, sudah empat kecamatan di Bantul yang memiliki kader Jumantrok yang terlatih. RBM Jumantrokje juga telah mendapat perhatian di tingkat nasional sebagaimana kunjungan dari Direktorat P2PTM Timja Gif Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan menunjuk Bantul sebagai lokus RBM Stroke yang pertama di Indonesia dan akan dibuatkan pedoman untuk dikembangkan di wilayah lain.

Pada bulan Januari 2023 mendapat kunjungan dari Pengurus Pusat IFI dan Physitrack untuk menjadikan Bantul sebagai pilot project RBM Aplikasi Digital Fisioterapi yang diperuntukan untuk puskesmas dan rumah sakit se-Kabupaten Bantul yang saat ini sudah dikembangkan di 10 (sepuluh) kota lain di Pulau Jawa, NTT dan Kalimantan.

 

Oleh : Alwan Bashori Fisioterapis RSUD Panembahan Senopati

Editorial : Bidang SDK (Agus)

Daftar Pustaka

  1. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
  2. Kim JS, Choi-Kwon S. Discriminative sensory dysfunction after unilateral stroke. Stroke. (1996) 27:677–82. doi: 10.1161/01.STR.27.4.677
  3. Van der Lee JH, De Groot V, Beckerman H, Wagenaar RC, Lankhorst GJ, Bouter LM. The intra and interrater reliability of action research arm test: a practical test of upper extremity function in patients with stroke. J Arch Phys Med Rehabil. 2001;82:14-9.

 

 

 

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 1.765
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.142.140