Senam Lansia dan Pengaruhnya dalam Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi
Senam Lansia dan Pengaruhnya dalam Penurunan Tekanan
Darah pada Lansia Hipertensi
Siapa sih lansia itu?
Lanjut
usia merupakan salah satu tahap hidup yang akan dialami oleh setiap manusia,
meskipun usia bertambah dengan diiringi penurunan fungsi organ tubuh namun
lansia tetap dapat menjalani hidup sehat. Menurut WHO kategori usia lanjut
berumur 60-74 tahun. Secara umum lanjut usia (lansia) apabila usainya diatas 65
tahun keatas. Jumlah lansia di dunia diperkirakan mencapai 22 persen dari penduduk
dunia atau sekitar 2 miliar pada tahun 2020, dan sekitar 80% lansia hidup di Negara
berkembang. Rata-rata usia harapan hidup di negara-negara
kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun. Jumlah penduduk di 11 negara kawasan
Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan
diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat ditahun 2050 sedangkan di
Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun (riskesdas, 2013). Usia harapan
hidup akan berdampak terhadap penyakit degeneratif seperti hipertensi.
Penyakit
hipertensi yang seperti apa sih? Oke langsung saja
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi
merupakan gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang silent killer yang berarti tidak memiliki keluhan dan tanda-tanda
yang khas dan jelas. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah
membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Hipertensi jika dibiarkan dapat berkembanng
menjadi gagal jantung kronik, stroke, serta pengecilan volume otak, sehingga
kemampuan fungsi kognitif dan intelekual seorang penderita hipertensi akan
berkurang. Kematian mendadak dapat disebabkan dari jangka panjang hipertensi.
Hipertensi dapat dihindari dengan menghindari faktor resiko dan mencegah dengan
beberapa upaya yaitu menerapkan pola hidup sehat, dengan melakukan aktivitas
fisik secara teratur, kebutuhan tidur yang cukup, pikiran yang rileks dan
santai menghindari kafein, rokok, dan stress, pola makan yang sehat dengan dengan
menghindari makanan yang mengandung lemak tinggi, tinggi kalori, berminyak,
kolesterol, santan, garam berlebih dan kadar gula yang tinggi.
Upaya yang dapat dilakukan penderita hipertensi
untuk menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan obat dan tanpa menggunakan obat. Terapi dengan menggunakan obat
seperti menggunakan obat anti hipertensi, sedangkan yang tidak menggunakan obat
dapat dialakukan dengan mengatasi kelebihan berat badan berlebih, mengurangi lemak
jenuh, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alcohol menciptakan keadaan rileks
dan latihan fisik (olahraga) secara terarur. Latihan fisik yang dapat dilakukan
adalah senam lansia. Senam lansia merupakan serangkaian gerakan yang teratur
dan terarah yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang
berpengaruh terhadap kemampuan tubuh lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap
kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran dalam tubuh.
Senam dengan frekuensi tiga kali seminggu terbukti melenturkan pembuluh darah. Tujuan
dari senam lansia antara lain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan,
koordinasi tubuh, memelihara kesehatan. Selain itu senam lansia juga dapat
menunda perubahan fisiologis yang biasanya terjadi pada proses penuaan
muskuloskletal, penurunan kekuatan dan fleksibilitas, peningkatan kerentanan
terhadap cidera, penurunan kelenturan struktur sendi, serta melindungi lansia
dari jatuh.
Senam lansia pada usia lanjut yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kebugaran fisik, sehingga senam lansia secara tidak langsung senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah serta mengurangi resiko penumpukan lemak pada pinggir pembuluh darah, selain itu dapat melatih otot jantung berkontraksi sehingga kemampuan memompanya selalu terjaga. Saat melakukan aktivitas fisik senam lansia, tekanan darah akan naik cukup banyak. Tekanan darah sistolik yang misalnya semula 110 mmHg sewaktu istirahat akan naik menjadi 150 mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan senam selesai, tekan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung 30-120 menit. Kalau senam dilakukan berulang-ulang, lama-kelamaan penurunan tekanan darah akan berlangsung lama. Itulah sebabnya latihan aktivitas fisik senam lansia yang dilakukan secara teratur bisa menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Lama kelamaan, latihan olahraga seperti senam lansi dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehigga tekanan darah menurun sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat aktivitas memompa jantung berkurang.