Mengenal Faktor Risiko Sindrom Metabolik Pada Orang Dewasa
Apa Itu Sindrom Metabolik?
Sindrom metabolik merupakan kombinasi dari sejumlah kondisi yaitu kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol buruk, dan obesitas yang terjadi secara bersamaan. Jika hanya mengalami salah satu kondisi, maka tidak dapat dikatakan bahwa mengidap sindrom metabolik. Sindrom Metabolik (SM) merupakan kumpulan gangguan metabolisme yang dikaitkan dengan peningkatan risiko pernyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler sangat vital karena fungsinya pada tubuh, maka apabila terkena penyakit ini akan sangat berbahaya. Ada banyak macam penyakit kardiovaskuler, diantaranya yang paling terkenal adalah penyakit jantung dan stroke.
Bagaimana
Gejala Sindrom Metabolik? (Kriteria
sindrom metabolik menurut NCEP ATP III Tahun 2001)
- Lingkar pinggang > 88cm untuk wanita dan > 102cm untuk pria
- Kadar trigliserid ≥ 150 mg/dl
- Kolesterol HDL (High Density
Lipoprotein) untuk wanita < 40 mm/dl dan kadar untuk pria < 50 mm/dl
- Tekanan darah ≥ 130 / ≥ 85 mm/dl
- Kadar gula darah (pada kondisi puasa) ≥ 110 mm/dl
Apa Saja Faktor Risikonya?
1. Umur
Pada sebuah penelitian, menunjukkan bahwa peningkatan risiko sindrom metabolik paling signifikan pada umur 45 – 70 tahun yaitu sebesar 3 sampai 4 kali. Semakin bertambah umur, maka kecenderugan akan semakin meningkat prevalensi SM. Semakin tua maka akan terjadi penurunan fungsi metabolism dan fisiologi tubuh.
2. Obesitas
Obesitas merupakan suatu keadaan kelebihan lemak di bagian tertentu atau di seluruh tubuh.Kemudian kenderungan juga meningkat pada penderita obesitas memiliki faktor risiko lebih besar dibandingkan mereka yang tidak. Obesitas berkaitan dengan pola asupan yang tidak terkontrol dan kurangnya aktifitas fisik.
3. Pola Asupan
Pola supan sangat berhubungan erat dengan obesitas dan diabetes mellitus. Perubahan pola dan taraf hidup penduduk Indonesia sangat berkontribusi terhadap prevalensi SM. Penduduk dengan aktivitas tinggi (sibuk) akan berpengaruh pada pergantian pola asupan dan gaya hidup. Perubahan pada pola konsumsi yang lebih banyak beralih memilih makanan siap saji. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pola konsumsi yang lebih banyak mengkonsumsi makanan manis, berlemak, dan juga asin berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus.
Ketiga faktor risiko tersebut saling berkaitan satu sama lain, sehingga perlu diperhatikan mengingat penyakit yang disebabkan oleh sindrom metabolik ini merupakan penyakit berbahaya.