Detail Berita


  • 20 Desember 2019
  • 2.617
  • Berita

Peningkatan Cakupan Pelaporan Pneumonia Balita di DIY

      Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan yang sekarang ini banyak terjadi di negara berkembang. Salah satu penyakit akibat ISPA yang banyak terjadi pada balita adalah pneumonia yang disebut dengan “the forgotten children killer”. Sebanyak 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, sementara di negara maju umumnya disebabkan oleh virus. Salah satu indikator kunci dalam program penanggulangan ISPA (P2 ISPA) adalah cakupan penemuan pneumonia balita. Hasil evaluasi program pengendalian pneumonia balita di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa penemuan kasus pneumonia balita belum mencapai target. Oleh karena itu, dilakukanlah kegiatan evaluasi pelaksanaan program pengendalian pneumonia balita pada 121 Puskesmas dan 9 Rumah Sakit Pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan hasil akhir yaitu sosialisasi / workshop menjadi kegiatan intervensi dalam rangka meningkatkan cakupan pelaporan pneumonia balita.

        Kegiatan intervensi berupa sosialisasi dilaksanakan di Bapelkes DIY pada tanggal 1 November 2019 dengan peserta sosialisasi dari Dinas Kesehatan DIY, rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kota Yogyakarta, Bantul dan Sleman. Materi dalam sosialisasi tersebut meliputi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), kebijakan rumah sakit terkait penemuan dan penatalaksanaan pneumonia balita berupa Panduan Praktik Klinik Pneumonia dan Clinical Pathways Pneumonia pada Balita. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) menjadi salah satu materi yang disampaikan dalam kegiatan intervensi/sosialisasi dikarenakan MTBS merupakan model yang diperkenalkan oleh WHO dan dikembangkan menjadi salah satu upaya terhadap kasus pneumonia di puskesmas dan rumah sakit bersamaan dengan pelatihan mengenai penemuan dan penatalaksanaan pneumonia balita berupa Panduan Praktik Klinik Pneumonia dan Clinical Pathways Pneumonia pada Balita. Panduan Praktik Klinik adalah istilah teknis sebagai pengganti standar prosedur operasional dalam Undang-Undang praktik kedokteran 2004. Para dokter melakukan praktik dengan panduan PPK tersebut untuk menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan, dan memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang kemungkinan hasil pengobatan.

          Dalam tataran pelaksanaan, PPK mungkin memerlukan satu atau lebih perangkat untuk merinci panduan agar dapat dilakukan secara spesifik dalam bentuk alur klinis (clinical pathway). Clinical pathway adalah alur yang menunjukkan secara detil tahap-tahap penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan. Secara sederhana dapat dibilang bahwa clinical pathway adalah sebuah alur yang menggambarkan proses mulai saat penerimaan pasien hingga pemulangan pasien. Clinicat pathway menyediakan standar pelayanan minimal dan memastikan bahwa pelayanan tersebut tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat waktu. Clinical pathway memiliki banyak nama lain seperti: Critival care pathway, Integrated care pathway, Coordinated care pathway, Caremaps, atau Anticipated recovery pathway.

         Diharapkan dengan penerapan MTBS yang baik penemuan serta penatalaksanaan menggunakan Panduan Praktik Klinik Pneumonia dan Clinical Pathways terhadap pneumonia pada balita dapat berjalan lebih maksimal.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 24.116
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.164.491