Detail Artikel


  • 13 Juni 2023
  • 1.669
  • Artikel

Pemberdayaan Remaja dalam Pemantauan Pertumbuhan Balita untuk Penanggulangan Masalah Balita KEP dan Stunting di Puskesmas Sedayu I Bantul

 

Masalah kesehatan balita di Indonesia yang belum kunjung selesai antara lain adalah masalah balita Kurang Energi Protein (KEP) dan stunting. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan prevalensi balita pendek dan sangat pendek (stunting) 30,8%, gizi buruk dan gizi kurang (wasting) 10,2%. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan terdapat 17% balita berat badan kurang dan 24,4% balita pendek (stunting). Profil kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2021 menggambarkan 8,50% balita mengalami KEP dan 9,83% balita mengalami stunting. Sedangkan di Kabupaten Bantul prevalensi balita KEP sebesar 8,5%, dan stunting 8,36%.

Data UPT Puskesmas Sedayu I tahun 2021 balita mengalami KEP 8,48% dan stunting 8,21%. Dengan persentase partisipasi masyarakat dalam menimbangkan balitanya yaitu jumlah balita yang datang dibandingkan dengan jumlah semua balita yang ada (D/S) sebesar 81,24%, keberhasilan program pemantauan pertumbuhannya yaitu jumlah balita yang berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah balita yang datang menimbang (N/D) 54,23%.  Sedangkan target Kabupaten Bantul tahun 2021 adalah balita KEP 7,91%, stunting 8,41%, D/S sebesar 81,72% dan N/D sebesar 82,00%.

Data di atas menunjukkan capaian N/D masih rendah. Jumlah balita yang berat badannya naik saat penimbangan belum mencapai target yang ditetapkan Kabupaten Bantul. Balita yang berat badannya sering tidak naik beresiko mengalami perubahan status gizinya, dari gizi baik menjadi gizi kurang, sehingga menjadi gagal tumbuh dan stunting (pendek). Kondisi ini disebabkan kurangnya informasi tentang pemberian makan pada bayi dan anak yang benar, serta pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak. Pada tahun 2030 akan terjadi bonus demografi, sehingga pemberdayaan remaja sangat penting.

Remaja sebagai agen perubahan melalui organisasi karang taruna mempunyai banyak potensi untuk berperan dalam bidang kesehatan. Remaja dapat berperan melalui wadah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti posyandu balita, posyandu lansia, posyandu remaja dan lain-lain. Oleh karena itu pengetahuan remaja tentang kesehatan terutama tentang gizi anak harus ditingkatkan.

Hasil penimbangan balita bulan Februari 2021 dusun Klangon adalah capaian berat badan balita naik terendah serta jumlah balita banyak. Dusun Klangon memiliki potensi antara lain adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat serta remaja yang aktif dalam kegiatan di masjid maupun di masyarakat, salah satunya kegiatan pengelolaan sampah (Rumah Sedekah Sampah). Remaja tersebut tergabung dalam wadah OREON (Organisasi Remaja Klangon) dengan jumlah remaja ada sekitar 158 orang. Hal ini semakin memantapkan penerapan inovasi ini di Dusun Klangon yang merupakan wilayah kerja penulis sebagai nutrisionis menjadi dusun percontohan.

Berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada di masyarakat ini maka penulis memiliki gagasan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan remaja tentang pemberian makanan bayi balita, kesehatan serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan demikian remaja dapat berperan aktif melakukan pendampingan, menyampaikan informasi tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan kepada orang tua atau keluarga balita sehingga ada perubahan perilaku ibu/pengasuh. Hasil yang diharapkan adalah peningkatan capaian keberhasilan pemantauan pertumbuhan balita (N/D) dan turunnya angka stunting serta KEP balita. Konsep pemberdayaan remaja  teresbut diperkuat dengan menggandeng kemitraan lintas sektor baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan, kelompok peduli lingkungan, CSR, Organisasi sosial kemasyarakat, Tokoh masyarakat dan agama, Fasilitas kesehatan dan lain sebagainya

 

Penulis : Daryati Prihatin Achmad,ST. (Puskesmas Sedayu I)

 

Daftar Pustaka

Dinas Kesehatan DIY.2021. Profil Kesehatan DIY Tahun 2021.Yogyakarta: Dinas Kesehatan DIY

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan dasar 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan RI. 2020. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2020-2025. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan RI. 2021. Kurikulum Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan bagi Tenaga Kesehatan tahun 2021. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan RI. 2021. SSGI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Program Gizi Puskesmas Sedayu 1. 2020. Profil Gizi Tahun 2019. Yogyakarta

Program Gizi Puskesmas Sedayu 1. 2021. Profil Gizi Tahun 2020. Yogyakarta

Seksi Gizi dan KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2022. Profil Gizi Tahun 2021. Yogyakarta

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 32.440
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.591.761