Detail Artikel


  • 22 Juni 2023
  • 802
  • Artikel

“KUPAS DUKU” (Kunjungi Pasien Terduga Tuberkulosis)

Transformasi untuk Peningkatan Aksesibilitas Pemeriksaan Laboratorium

Metode penemuan mengandalkan penemuan dari kasus kontak erat menurut penulis menjadi kurang responsif dalam konteks pencegahan dini. Kondisi ini memicu harapan penulis untuk dapat mengembangkan model penemuan kasus secara dini dengan melaksanakan pemeriksaan kunjungan rumah pada kelompok-kelompok rentan tidak hanya sebatas keluarga inti / kontak erat. Gagasan ini disadari penulis tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya dukungan dari kolega dan programer puskesmas yang lain.

Berbagai gambaran permasalahan tersebut telah memicu penulis dengan semangat mengabdi untuk negeri membuat gagasan agar masyarakat dapat mengakses pelayanan laboratorium lebih mudah dan lebih cepat untuk penegakkan diagnosa TBC dengan inovasi KUPAS DUKU akronim dari KUnjungi PASien terDUga tuberKUlosis. Prinsip gagasan adalah penemuan dini, penemuan cepat, active case finding dengan memberikan kemudahan akses berupa kunjungan rumah pada kelompok terduga / rentan dan pemeriksaan laboratorium. Dengan pendekatan ini diharapkan akan membantu meningkatkan kemauan melakukan pemeriksaan yang selanjutnya meningkatkan angka penemuan kasus dan cakupan SPM TBC. 

Inisiasi yang dikembangkan oleh penulis diawali pada bulan  Februari tahun 2018 dengan aktifitas konsultasi kepada pimpinan dan kolega di lingkungan Puskesmas untuk memberikan pemahaman dan sekaligus dukungan. Gagasan penulis disambut baik oleh pimpinan dan kolega menjadi kebijakan sebagai agenda perubahan layanan Puskesmas dalam bentuk strategi operasional berupa :

PLATE-TB (Pendaftaran Laboratorium Elektronik untuk TB).

Program ini diinisiasi penulis yang telah mendapat dukungan kebijakan Kepala. Inisiasi merupakan bentuk pengembangan digital dalam pelayanan TB. Pemeriksaan dahak di laboratorium tersebut diterapkan secara digital dimulai dari proses pendaftaran sampel hingga penerimaan hasil pemeriksaan laboratorium. Dengan inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketepatan, kemudahan dan kecepatan pelayanan. Hal ini diperlukan untuk memberikan ruang lebih dalam pengembangan layanan TBC lainnya.

ESKRIM-TB (E-Skrining Mandiri TB).

Bentuk inisiasi selanjutnyaadalah mengembangkan metode skrining mandiri untuk mendeteksi potensi diri atas penularan TB. Metode skrining dikembangkan dengan pendekatan digitalisasi sehingga masyarakat bisa secara mandiri menilai diri tanpa harus ke puskesmas,setelah diperoleh hasil pemeriksaan dapat memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Metode digital dilakukan dengan mengembangkan tautan bit.ly/KUPASDUKU yang dapat diakses dengan mudah selama 24 jam oleh masyarakat.

AKSEN-TB (Akselerasi Penemuan TB).

  1. Jejaring Pemeriksaan Laboratorium Desa dan Dusun,

Ditujukan untuk semakin memperluas jangkauan layanan dan mendekatkan pelayanan pemeriksaan laboratorium dahak. Kegiatan jejaring Pemeriksaan ini adalah edukasi terkait TBC dan skrining mandiri terintegrasi dengan program Penyakit Tidak Menular dan program Kesehatan Lanjut Usia (Lansia).

  1. Deteksi Dini Masif TBC

Deteksi dilakukan di masyarakat untuk mendapatkan sasaran terduga TBC yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium. Deteksi dini masif ini dilakukan pada Kelompok Rentan program Zero-TBC dengan sasaran warga binaan Lembaga Pemasyarakatan, pasien Diabetes Mellitus, ODHIV, balita gizi kurang (Stunting), ibu hamil yang berisiko tinggi , pondok pesantren dan kelompok Tenaga Kesehatan di Puskesmas Mlati II

  1. Ranger TB (Bersama dengan Kader Berantas TB)

Merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat melalui kader kesehatan yang nantinya akan ditugaskan bersama tenaga kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah. Kegiatan dimulai dengan pelatihan Kader TBC (Ranger TBC) untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan deteksi dini penyakit TBC. Materi pelatihan berupa pengenalan tentang penyakit TBC, gejala dan prosedur pengiriman sampel dahak untuk pemeriksaan laboratorium. Kader juga memiliki tugas untuk melaksanakan edukasi tentang TBC maupun cara pengambilan sampel dahak yang benar.

  1. Dashboard-TB

Merupakan insiasi yang ditujukan untuk memperkuat surveilans wilayah dengan mengembangkan pemantauan wilayah setempat menggunakan metode Dashboard. Dashboard berisi informasi yang terus update berkait kondisi kewilayahan diperkaya informasi tingkat cakupan pemeriksaan laboratorium TBC dan informasi lainnya. Inisiatif ini untuk menjaga sustainabilitas program dengan penyediaan informasi yang terbaru untuk mendorong motivasi seluruh stakeholder yang terlibat.

  1. Pengembangan Jejaring Kemitraan
    1. Pengembagnan Jejaring Kemitraan Pemeriksaan Dahak (JKPD) dengan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Dokter Keluarga, Klinik, Apotik dan Sekolah. Inisiatif ini dilakukan untuk semakin memperluas jangkauan deteksi dalam lingkup fasilitas kesehatan dan lembaga yang potensial.
    2. Penyebarluasan QR Code  Deteksi Dini TBC melalui media sosial,  jejaring Puskesmas, Kalurahan, Kapanewon dan sekolah-sekolah.
    3. Kunjungan rumah pasien terduga TBC yang tidak mengumpulkan sampel dahak di Puskesmas bekerja sama dengan tim Perkesmas melalui pelaporan bit.ly/INFORMAN_KESEHATAN
    4. Pengembangan layanan konseling psikologi sebagai kegiatan rehabilitatif pasien TBC untuk mendukung proses pengobatan dan mengurangi gangguan mental emosional selama pengobatan.

Inovasi ini terbukti berdampak bagi masyarakat dengan memudahkan pemeriksaan laboratorium TBC dan juga berdampak pada capaian kinerja yaitu

Dampak Inovasi

2020

2022

%

Meningkatnya temuan kasus TBC baru

17 orang

26 orang

152,9%

Meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium

75 orang

201 orang

268%

Meningkatnya kepatuhan pemeriksaan dahak,

77%

100%

129%

Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat

82,3

92,8

113%

Meningkatnya cakupan SPM pelayanan TBC

81,5%

109,3%

134%

)* program mulai 2022 awal

Inovasi ini sudah direplikasikan di beberapa Puskesmas di wilayah Kabupaten Sleman yaitu Puskesmas Mlati I, Puskesmas Seyegan, Puskesmas Depok III dan Puskesmas Turi dan mulai proses pengembangan untuk seluruh Puskesmas di Kabupaten Sleman karena telah terintegrasi dalam sistem informasi Smart Health. Inovasi ini mudah direplikasikan karena mudah untuk dilakukan, tidak membutuhkan biaya yang besar, dapat dilakukan oleh SDM yang tersedia. Kebijakan Pemerintah Indonesia yang mencanangkan Bebas TBC pada Tahun 2030 menjadikan inovasi ini berpotensi untuk dapat direplikasi di daerah lain.

Pengembangan lanjut yang menjadi tantangan dari inovasi KUPAS DUKU adalah dalam kolaborasi lintas sektor dan lintas program baik Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman maupun Dinas Komunikasi dan Informatika terkait pengembangan sistem deteksi dini dan pengelolaan Dashboard pemetaan wilayah pada tingkat kabupaten. Dengan semakin cepat deteksi kasus TBC diharapkan semakin cepat dilakukan pengobatan sehingga mencegah penularan ke orang lain.

Oleh : Dian Mayasari, S.ST
Editorial : Bidang SDK (agus)

Daftar Pustaka

  1. WHO, Global TBC Report diakses dari : https://yki4TBC.org/laporan-kasus-TBC-global-dan-indonesia2022/#:~:text=Dari%20total%20969.000%20estimasi%20kasus,lainnya%20belum%20ditemukan%20dan%20dilaporkan
  2. Baru 50 Persen Kasus TBC di DIY terdeteksi , diakses dari https://koranbernas.id/baru-50-persen-kasus-TBC-di-diy-terdeteksi
  3. Kemenkes R.I., 2019, Petunjuk Teknis Investigasi kontak pasien TBC bagi petugas Kesehatan dan Kader
  4. Rinawati, Sri Arini Winarti. 2020. Panduan Petugas TB dalam pelaksanaan Active Case Finding Tuberculosis. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes
  5. Puskesmas Mlati II. 2022.Profil Puskesmas

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 4.753
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.145.128