Detail Artikel


  • 22 Juni 2023
  • 524
  • Artikel

IMPIAN MERTUA (Implementasi IoT pada Infant Warmer dalam Monitoring Saturasi Oksigen dan Suhu Bayi)

               

Setiap bayi baru lahir dari persalinan normal maupun dengan operasi sesar menggunakan infant warmer, karena setiap bayi baru lahir resiko hipotermia.  Menurut data kelahiran di RSUD Prambanan bahwa jumlah kelahiran bayi baru lahir setiap hari ada dan rata-rata dalam satu bulan 40 pasien., sehingga infant warmer selalu digunakan, selain pada bayi dengan hipothermia juga   saat resusitasi bayi baru lahir. Dengan keterbatasan tenaga perawat diperlukan sarana atau alat yang dapat memantau atau memonitor SpO2, Heart Rate dan suhu tubuh, selain perawat, dokter juga dapat memantau dimana pun dan kapan pun.

Melihat kondisi tersebut menginspirasi penulis untuk mencari solusi hingga kemudian muncul gagasan untuk menambahkan alat khusus yang dapat memberikan sinyal informasi kondisi di ruangan perinatal secara real-time sehingga dapat dimonitor dan dapat segera kembali jika terjadi keadaan yang membutuhkan kehadiran petugas. Selanjutnya penulis mencoba mewujudkan gagasan tersebut dengan membuat inovasi berjudul “IMPIAN MERTUA” yang merupakan akronim dari Implementasi IoT pada Infant Warmer dalam Monitoring Saturasi Oksigen dan Suhu Bayi dilengkapi kamera Telemedisin. Arti kata IMPIAN MERTUA adalah bahwa mempunyai arti impian dari mertua untuk mendapatkan cucu atau bayi yang sehat dengan metode monitoring real-time jarak jauh dan pengembangan interaksi jarak jauh dengan dokter. IMPIAN MERTUA sangat membantu petugas baik perawat maupun dokter ketika harus memantau suhu dan SpO2 bayi yang berada dalam infant warmer melalui handphonenya,

Pada tahun 2021 merupakan awal ide tercetus untuk melakukan inovasi pembuatan infant warmer dengan pemanfaatan IoT dengan sistem telemedisin dan langsung di implementasikan. Tahapan dalam implementasi inovasi Impian Mertua dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :

Advokasi dukungan kebijakan dan sumber daya

Sebagai langkah awal penulis telah melakukan konsultasi untuk memperoleh dukungan persetujuan kepada pimpinan, manajemen dan unit-unit terkait. Sebagai hasilnya penulis mendapatkan dukungan penuh untuk mengimplementasikan inovasinya dan tidak mengalami hambatan dalam mengusulkan gagasan rancang bangun alat infant warmer. Dukungan pimpinan dan manajemen diberikan dalam bentuk kebijakan, anggaran, sarana dan dukungan lainnya.

Pengembangan jejaring

Untuk dapat menyelenggarakan inovasi Impian Mertua maka dalam aspek teknis, dibutuhkan penyusunan yang lebih detail dikaitkan dengan prosedur baru tersebut.Pembahasan detail prosedur tersebut pada prinsipnya merupakan penyempurnaan draft yang telah disusun oleh penulis bersama dengan kolega di internal Rumah Sakit beserta para tenaga medis yang menjadi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang dilakukan dengan koordinasi diskusi dan penyempurnaan standar prosedur. Teknik monitoring dan telemedisin yang akan uji coba bersama di bawah pemantauan pimpinan, manajemen dan tim medis. Tahap ini sekaligus merupakan penyamaan persepsi atas standar prosedur baru dan sekaligus kesepakatan untuk melaksanakan prosedur baru tersebut.

Pelaksanaan

Prinsip kerja Impian Mertua adalah monitoring dan konsultasi medis dengan menggunakan teknologi informasi. Terdapat 4 hal utama yang menjadi bagian penyusun dari mekanisme kerja Impian Mertua yaitu

  • Smart Infant Warmer

Infant warmer yang digunakan selama ini dilengkapi dengan alat tambahan IoT (Internet Of Things). IoT ini memiliki fungsi untuk mengirimkan dan menerima hasil bacaan sensor suhu dengan range 33-37 °C dan saturasi oksigen pasien bayi dalam jarak jauh dengan menggunakan surel. Dengan metode penambahan alat ini memberikan manfaat berupa memonitor/mendeteksi suhu dan saturasi pasien kemudian dapat dilakukan penyampaian informasi dalam jarak jauh. Penggunaan IoT juga memberikan keuntungan karena informasi yang diperoleh akan selalu dalam keadaan real time. Alat ini juga dilengkapi dengan warning sensor pada pembacaan suhu tubuh di bawah 33 °C dan diatas 37 °C. Saturasi oksigen di bawah 95% notifikasi akan dikirim melalui E-mail dan WhatsApp terus menerus jika warning belum diatasi.

  • Indikator sensor

Sensor yang digunakan untuk mengukur suhu ada 2 yaitu: sensor DS18b20, sensor pertama adalah sensor suhu untuk mengontrol heater, sensor suhu yang kedua adalah sensor yang mengukur suhu tubuh bayi. Selanjutnya sensor saturasi oksigen menggunakan lampu led dan photodiode yang sudah terintergrasi oleh sistem sensor SPO2. Semua sensor bersifat waterproof, elastis dan aman dari kringat bayi.

  • Telemedisin

Kamera telemedisin digunakan untuk interaksi antara perawat dengan dokter pada jarak jauh dan dapat bergerak sesuai dokter yang menggerakkan agar dapat memonitoring keseluruhan tubuh bayi, kamera telemedisin ini juga dilengkapi oleh alarm motion detector yang digunakan untuk pengamanan pada saat petugas tidak ada di tempat untuk mendeteksi gerakan selain gerakan bayi.

  • Database

Data loger untuk melihat atau menyimpan data suhu dan saturasi oksigen, serta dapat menuliskan biodata pasien agar mempermudah pencarian , sehingga dokter dapat mengunduh riwayat suhu dan saturasi oksigen yang sudah terekam pada aplikasi. Alat ini memudahkan petugas saat pembuatan laporan klaim asuransi kesehatan.

Untuk dapat memperoleh penilaian atas kualitas alat yang telah digunakan dalam metode baru ini selanjutnya rumah sakit telah melakukan kalibrasi oleh lembaga kalibrasi PT. Adi Multi Kalibrasi yang sudah bersertifikat KAN dan dibawah pengawasan langsung oleh (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan) BPFK Jakarta. Karena alat kalibrator PT. Adi Multi Kalibrasi kualitasnya dengan alat kalibrator milik BPFK Jakarta. Kalibrasi yang di lakukan oleh PT. Adi Multi Kalibrasi antara lain adalah kalibrasi Suhu Infant warmer dan saturasi oksigen yang di lakukan 10 kali dengan mengambil setting suhu 32°C dan 36°C lalu setting saturasi dari batas bawah 80% hingga 98%, setelah kalibrasi pada suhu infant warmer dapat diambil nilai ketidakpastian 1,5 °C dan nilai ketidakpastian untuk saturasi oksigen 0,001%. Jadi alat ini dinyatakan layak untuk pelayanan dan mendapatkan stiker hijau dan sertifikat hasil kalibrasi.

Implementasi dalam pelayanan atas inovasi ini telah mampu memberikan dampak berupa:

  1. Meminimalkan risiko tidak termonitor atau terlambat monitoring suhu dan SpO2 pasien lalu meningkatkan kemudahan dalam pembuatan laporan
  2. Mempercepat interaksi antara perawat dengan dokter dan Meningkatkan pengamanan untuk pasien bayi 
  3. Meringakan tugas perawat dan dokter
  4. Mendapatkan hibah untuk mereplikasi alat dari perguruan tinggi dipergunakan pengabdian masyarakat di UPT Puskesmas sanden bantul.

Inovasi yang telah dikembangkan penulis ini mendukung kebijakan Transformasi Sistem Kesehatan yang digaungkan oleh pemerintah saat ini, terutama pada penggunaan alat kesehatan dalam negeri (AKD). Tantangan di masa depan ialah keberlanjutan inovasi kehilirisasi komersil. Impian Mertua menunjukkan mempunyai pondasi kuat untuk selalu memperbarui ilmu dan teknologi selaras dengan revolusi industri. Keberlanjutan inovasi ini harus didukung dengan dunia industri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan alat ini akan menjadi central monitoring dengan beberapa perangkat akan menjadi satu server dalam menampilkan ke aplikasi monitor.

 

Oleh : Angger Maharesi, AMd,  - RSUD Prambanan

Editorial : Bidang SDK (Agus)

Daftar Pustaka

[1] ip.ios.semcs.net/articles/journal-of-neonatal-perinatal-medicine/npm190385

[2] bmcmedicine.biomedcentral.com/articles/10.1186/1741-7015-11-24

[3] www.researchgate.net/publication/356426114

[4] Data Kelahiran ruang perinatal bayi RSUD Prambanan

[5] https://youtu.be/LozN5CAzAX4 (Link Video)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 25.180
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.280.039