Detail Artikel


  • 08 Juni 2023
  • 908
  • Artikel

Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN)

Tanggal 29 Mei diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). HLUN merupakan sebuah ikhtiar dari Negara Republik Indonesia untuk mengapresiasi semangat jiwa raga serta menghargai peran penting dan strategi para lanjut usia di Indonesia dalam kiprahnya mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan dan memajukan bangsa. HLUN pertama kali dicanangkan secara resmi di Semarang pada tanggal 29 Mei 1996 oleh Presiden Republik Indonesia saat itu.

Peringatan yang dilakukan setiap tahun pada bulan Mei ini terinspirasi dari sejarah masa perjuangan merebut kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tahun 1945 silam. Saat itu 29 Mei 1945, sidang Badan Persiapan untuk Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dipimpin oleh Dr. KRT Radjiman Widyodiningrat. Beliau merupakan anggota BPUPKI tertua saat itu. Meskipun dalam kondisi usia yang sudah lanjut, beliau dengan kearifannya mencetuskan gagasan perlunya filosofis Negara Indonesia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut usia digolongkan menjadi 4 (empat), yaitu:

Usia pertengahan (middle age = 45-59 tahun)

Lanjut usia (elderly = usia 60-74 tahun)

Lanjut usia tua (old = 75-90 tahun)

Usia sangat tua (very old = di atas 90 tahun).

Sedangkan di Indonesia, menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos), lansia dapat dikategorikan menjadi tiga kategori. Yang berdasarkan pada kondisi fisik, mental dan sosial lansia, serta tingkat kemandirian dan ketergantungan mereka terhadap lingkungan. Kategorinya adalah:

Lansia Pra-Lanjut Usia (Pra-LU), yaitu lansia yang berusia antara 60-69 tahun.

Lansia Lanjut Usia (LU), yaitu lansia yang berusia antara 70-79 tahun.

Lansia Lanjut Usia Akhir (LUA), yaitu lansia yang berusia 80 tahun ke atas.

Orangtua yang berusia atau lanjut usia merupakan sumber nasehat dan restu bagi generasi muda. Karena itu, lansia harus dihormati dan mendapatkan kebahagiaan. Terutama dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Bagi masyarakat Jawa, lansia sering disebut sesepuh. Itu membuktikan lansia menjadi teladan hidup.

Mengacu pada data BPS, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 diproyeksikan mencapai 301 juta jiwa, maka sekitar 16,5% atau 49,6 juta orang merupakan lansia. Saat ini, mayoritas lansia tinggal bersama keluarga atau bersama tiga generasi dalam satu rumah. Rinciannya, 40,64% lansia tinggal bersama tiga generasi dalam satu rumah, 27,3% tinggal bersama keluarga, 20,03% tinggal bersama pasangan, dan selebihnya 9,38% tinggal sendiri.

Sebuah ungkapan bijak mengatakan; menjadi dewasa itu pilihan, tetapi menjadi tua itu pasti. Bangsa Indonesia memiliki pendekatan tersendiri dalam menangani isu lansia. Pendekatan yang bersumber dari pandangan hidup masyarakat, terutama norma dan nilai-nilai agama serta kearifan budaya menjadi faktor dominan.

Selain memberikan penghargaan kepada lansia akan peran pentingnya dalam perjalanan bangsa, HLUN juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian semua pihak akan hadirnya lansia. Sebagai salah satu kelompok masyarakat yang tergolong “senior”, lansia lebih berisiko mengalami penurunan kapasitas fungsional dan kualitas kesehatan. Maka para lansia selayaknya juga mendapatkan akses yang lebih baik terhadap layanan publik seperti akses kesehatan, transportasi, pendidikan, pekerjaan, perumahan, domisili dan lain sebagainya.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia mengamanatkan bahwa program atau kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Alasannya karena lanjut usia memiliki pengalaman, keahlian dan kearifan untuk berperan serta dalam pembangunan nasional.

Kehadiran negara terhadap para lanjut usia ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan, dimana pemerintah memberikan perhatian khusus kepada Lanjut Usia. Mandat Peraturan Presiden tersebut ditujukan kepada kementerian/lembaga untuk mewujudkan lanjut usia sejahtera, mandiri, dan bermartabat. Hal itu menjadi latar belakang peringatan Hari Lanjut Usia Nasional.

Cara Memperingati Hari Lansia Nasional 2023

langkah konkret untuk memperingati Hari Lansia Nasional adalah dengan menghormati para lansia di sekitar Anda. Rawatlah mereka dengan baik. Luangkan waktu untuk mendekatkan diri bersama mereka dan dengarkan keluh kesahnya. Beri mereka perhatian dan tunjukkan kasih sayang Anda kepada mereka.
Selain itu, Anda juga dapat menggalang dana atau memberikan sumbangan kepada komunitas peduli lansia. Atau, berikan sumbangan dan bantuan secara langsung ke panti jompo.

Cara Menjaga Kesehatan Lansia

Bergerak Aktif

Kebanyakan lansia lebih sering menghabiskan waktu di rumah ketimbang beraktivitas. Padahal, cara ini bisa menjaga fisik dan mental, sekaligus menambah harapan hidup menjadi lebih lama.

Manfaat lainnya termasuk meningkatkan kekebalan tubuh, memproduksi hormon endorfin yang bisa mengurangi stres, menjaga berat badan tetap ideal dan menjaga kesehatan tulang seiring bertambahnya usia.

Aktivitas fisik juga berperan penting dalam meningkatkan kesehatan otak. Lansia yang aktif bergerak mengalami penurunan risiko penyakit Alzheimer, demensia vaskular dan penyakit Parkinson.

Penting untuk menyesuaikan jenis dan intensitas aktivitas fisik yang dilakukan. Adapun jenis aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk lansia, meliputi:

  1. Menari, jalan cepat, bersepeda dan berenang. Kegiatan ini dapat meningkatkan kesehatan paru-paru dan jantung.
  2. Naik dan turun tangga, squat serta angkat beban. Kegiatan ini dapat menjaga kekuatan otot dan tulang.
  3. Latihan keseimbangan yang berfungsi menjaga gerak tubuh agar tidak mudah jatuh saat berjalan.
  4. Yoga, meditasi dan peregangan untuk membantu tubuh bergerak lebih fleksibel.

Menjaga Berat Badan

Lansia dengan obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, termasuk hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, gangguan tidur dan radang sendi. Namun, memiliki berat badan di bawah normal juga tidak disarankan.

Badan yang terlalu kurus meningkatkan risiko kematian. Sebab, ini bisa jadi pertanda tubuh yang semakin melemah atau gejala penyakit serius seperti kanker, diabetes atau gangguan pencernaan.

Makan Makanan Sehat Bergizi Seimbang

Menjaga pola makan tak hanya berguna untuk menjaga kesehatan lansia saja, tapi juga meningkatkan energi guna mencegah serangan penyakit. Disarankan untuk membatasi asupan lemak jenuh, banyak mengonsumsi buah dan sayuran serta ikan dengan kandungan asam lemak omega-3.

Lansia juga bisa mengonsumsi produk susu rendah lemak dan banyak minum air putih. Mereka juga masih diperbolehkan mengonsumsi teh, kopi dan jus buah tanpa gula tambahan.

Mencukupi Waktu Istirahat

Gangguan tidur yang umum dialami oleh lansia adalah mengantuk di siang hari, insomnia dan terbangun saat tidur di malam hari. Untuk mencegahnya, disarankan untuk mengatur kebiasaan tidur dalam waktu yang tetap.

Adapun langkah untuk meningkatkan kualitas tidur yang baik, antara lain:

  • Mematikan televisi dan lampu sebelum tidur.
  • Pastikan kamar memiliki suhu ruangan yang rendah.
  • Kamar berada dalam kondisi tenang dan gelap.

Melatih Ketajaman Ingatan

Ini berfungsi untuk mencegah penurunan kemampuan kognitif dan masalah ingatan pada lansia. Caranya adalah dengan aktif berkegiatan dan bermain puzzle atau teka teki silang di waktu senggang.

Cara lain untuk menjaga kesehatan lansia adalah mengonsumsi multivitamin yang disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 568
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.716.780