Detail Berita


  • 20 September 2018
  • 2.617
  • Berita

Pemanfaatan Buku KIA, Untuk Penurunan Kematian Ibu, Bayi dan Balita

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan dari sebesar 346 (SP 2010) menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS 2015). Sementara Angka kematian Balita mengalami penurunan yang landai dalam 10 tahun terakhir, yaitu sebesar 44 kematian per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007) menjadi 32 kematian per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2017). Sedangkan target SDGs global, adalah penurunan AKI sampai kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatal menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita 25 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Secara nasional, penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dan infeksi. Sedangkan penyebab kematian bayi terbanyak adalah BBLR, prematur, diare, pneumonia dan sepsis.

“Saat ini penurunan kematian ibu berkisar 2,5% pertahun. Jika kita ingin mencapai target global, maka seharusnya penurunan kematian ibu sebesar 9,5% pertahun. Karena itu, mencegah kematian yang bisa dihindari adalah kewajiban kita bersama. Kita harus menyiapkan diri, menyiapkan petugas dan menyiapkan masyarakat” Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dr. Kirana Pritasari, MQIH dalam sambutannya pada pembukaan Workshop Advokasi Pemanfaatan Buku KIA untuk Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi yang diselenggarakan di Jakarta pada 19-20 September 2018.

Buku KIA merupakan sumber informasi lengkap dan instrumen pencatatan kesehatan sejak ibu hamil sampai usia 5 tahun, bahkan saat ini sudah ditingkatkan pemanfaatannya hingga usia 6 tahun. Hal ini diperkuat dengan SK MENKES No. 284 Tahun 2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang menyatakan bahwa Buku KIA merupakan satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak dan KB. Namun demikian, berdasar data tahun 2016, ibu yang mempunyai dan dapat menunjukkan buku KIA secara nasional baru mencapai 60,50%, sedangkan buku KIA yang terisi lengkap baru berkisar 20%.

Pertemuan yang diselenggarakan oleh Nutrition International tersebut diikuti peserta sebanyak 134 peserta, terdiri dari lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan NGO tingkat pusat, serta program kesehatan keluarga, gizi dan TP PKK tingkat provinsi serta TP PKK kabkota. Tim penggerak PKK melalui program dasawisma telah berperan aktif bekerja sama dengan jajaran kesehatan dalam pelaksanaan program kesehatan terutama KIA di lapangan. PKK diharapkan dapat menggugah keluarga/masyarakat agar termotivasi untuk memanfaatkan dan menerapkan isi buku KIA dalam perawatan kesehatan ibu dan anaknya. Dalam pertemuan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan deklarasi komitmen bersama TP PKK dan Kementerian Kesehatan dalam peningkatan pemanfaatan buku KIA.

Diharapkan selanjutnya, lintas program KIA, gizi dan promosi kesehatan terintegrasi untuk menggunakan Buku KIA sebagai instrumen media KIE dan pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, menyelenggarakan kelas ibu hamil dan ibu balita dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan gizi bagi seluruh ibu dan anak di wilayah kerja melalui UKBM. Selain itu, Dinas Kesehatan bersama lintas sektor dan TP PKK dapat berperan aktif untuk meningkatkan cakupan kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA serta melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak di posyandu, PAUD dan BKB. @pf26

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 9.523
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.102.341