Detail Artikel


  • 11 Agustus 2023
  • 1.184
  • Artikel

“Senden” Gaya Hidup Manusia Moderen

 

“Senden” adalah bahasa yang umum di Jawa yang berarti bersandar. “Senden” berkonotasi kepada rasa malas atau lelah dan lebih nyaman dengan tidak mengandalkan diri bersandar.  Kata “Senden” ini memiliki kesamaan perspektif dengan perisitilahan yang saat ini banyak dibicarakan di tingkat global yaitu “Sendentary”.  Sendentary dapat diterjemahkan sebagai menetap, tidak bergerak. Sementara sedentary life style diterjemahkan sebagai gaya hidup yang menetap tidak bergerak.

Peristilahan Sendentary life style ini muncul seiring dengan perkembangan gaya hidup manusia moderen sebagai akibat revolusi teknologi dan informasi.  Dinamika perkembangan dunia yang bergerak cepat di abad ke-21, melalui kemajuan teknologinya telah merevolusi hampir setiap aspek kehidupan manusia. Dari kenyamanan perangkat pintar hingga keajaiban realitas virtual, masyarakat dunia saat ini menjadi jauh lebih terhubung dan efisien daripada sebelumnya.

Namun, kemajuan luar biasa ini harus dibayar mahal dengan munculnya perubahan gaya hidup yang “tidak banyak bergerak” atau sedentary life style. Ketika dunia kita menjadi semakin digital, tingkat kegiatan aktivitas fisik individu-individu telah anjlok, menimbulkan epidemi baru yang menimbulkan konsekuensi mengerikan bagi kesehatan kita dan struktur masyarakat.

 

Gaya Hidup Menetap (Sendentary Life style)

Gaya hidup menetap, sering disebut sebagai "penyakit duduk", ditandai dengan periode tidak aktif fisik yang berkepanjangan. Dengan inovasi teknologi yang memberikan kemudahan di ujung jari kita, aktivitas yang dulu membutuhkan tenaga fisik kini dapat dilakukan dengan gerakan minimal. Dari pekerjaan jarak jauh dan belanja online hingga hiburan digital dan komunikasi virtual, daya pikat layar telah memikat perhatian kami dan memaksa kami melakukan rutinitas yang tidak banyak bergerak.

Pergeseran gaya hidup ini bukan tanpa konsekuensi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan ketidakaktifan fisik sebagai masalah kesehatan masyarakat global, menghubungkannya dengan berbagai kondisi kronis, termasuk obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan bahkan kanker tertentu. Peningkatan yang mengkhawatirkan dalam masalah kesehatan ini terkait erat dengan epidemi menetap, karena kurangnya aktivitas fisik berkontribusi terhadap penambahan berat badan, atrofi otot, dan disregulasi metabolik.

  1. Implikasi Kesehatan Fisik
  • Obesitas dan Penambahan Berat Badan : Perilaku menetap mengganggu keseimbangan energi dalam tubuh kita, yang menyebabkan kelebihan asupan kalori dan selanjutnya penambahan berat badan. Penurunan aktivitas fisik, ditambah dengan kebiasaan makan yang buruk, berkontribusi terhadap epidemi obesitas global. Obesitas, pada gilirannya, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gangguan metabolisme lainnya.
  • Kesehatan Kardiovaskular : Terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk menjaga sistem kardiovaskular yang sehat. Hidup menetap melemahkan otot jantung, menurunkan efisiensi sirkulasi darah, dan meningkatkan kemungkinan mengembangkan hipertensi, faktor risiko utama penyakit jantung.
  • Sindrom Metabolik dan Diabetes : Perilaku menetap merusak metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin, membuka jalan bagi perkembangan sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Kombinasi dari ketidakaktifan dan pilihan pola makan yang buruk memperburuk kondisi ini, menciptakan siklus kesehatan yang memburuk.
  • Masalah Muskuloskeletal : Tubuh manusia dirancang untuk bergerak, dan duduk terlalu lama dapat menyebabkan kekakuan otot, nyeri sendi, dan postur tubuh yang buruk. Kurangnya aktivitas fisik melemahkan otot, terutama otot inti dan punggung, yang sangat penting untuk mempertahankan tulang belakang yang kuat dan stabil.

       2. Implikasi Kesehatan Mental

Sementara konsekuensi fisik dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak terlihat jelas, dampaknya terhadap kesehatan mental sama besarnya. Penelitian telah menunjukkan hubungan yang kuat antara aktivitas fisik dan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan penurunan kognitif.

  • Gangguan Suasana Hati : Aktivitas fisik secara teratur memicu pelepasan endorfin, neurotransmiter yang meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stres. Perilaku menetap mengganggu proses alami ini, berpotensi menyebabkan gangguan mood dan berkurangnya rasa kesejahteraan secara keseluruhan.
  • Penurunan Kognitif : Aktivitas fisik dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif dan kesehatan otak. Sebaliknya, gaya hidup yang kurang gerak dapat mempercepat penurunan kognitif dan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
  • Isolasi Sosial : Era digital telah mendefinisikan kembali interaksi sosial, dengan komunikasi virtual menggantikan koneksi tatap muka. Menghabiskan waktu berlebihan di depan layar dapat menyebabkan isolasi sosial, yang semakin memperburuk tantangan kesehatan mental.

 

Kontribusi Perkembangan Teknologi dan Informasi

Ironisnya, perkembangan teknologi informasi itu sendiri memainkan peran penting dalam mendorong perilaku sedentary. Maraknya smartphone, tablet, dan layanan streaming telah menciptakan budaya kenyamanan yang menghambat pergerakan fisik. Berikut adalah beberapa cara teknologi berkontribusi pada epidemi menetap :

  • Waktu Layar : Rata-rata orang menghabiskan beberapa jam sehari terpaku pada layar, baik untuk bekerja, hiburan, atau komunikasi. Waktu layar yang berlebihan adalah ciri dari perilaku menetap, karena sering melibatkan duduk dalam waktu lama.
  • Pekerjaan Jarak Jauh : Munculnya pekerjaan jarak jauh telah memungkinkan individu untuk melakukan tugas pekerjaan mereka dari kenyamanan rumah mereka. Meskipun hal ini menawarkan fleksibilitas, hal ini juga mengaburkan batas antara bekerja dan bersantai, yang berpotensi menyebabkan waktu duduk yang lama.
  • Hiburan Digital : Permainan video, layanan streaming, dan platform media sosial menyediakan pilihan hiburan tanpa akhir, yang semuanya dapat dinikmati dari posisi duduk. Kegiatan ini cenderung sangat imersif, menghalangi individu untuk terlibat dalam aktivitas fisik.
  • E-commerce : Belanja online telah merevolusi industri ritel, memungkinkan konsumen untuk berbelanja semua yang mereka butuhkan tanpa meninggalkan rumah. Meskipun tidak dapat disangkal nyaman, ini mengurangi kebutuhan perjalanan fisik ke toko dan pasar.

 

Mengatasi Epidemi Menetap

Untuk memerangi epidemi menetap, diperlukan pendekatan multifaset, melibatkan individu, komunitas, pemerintah, dan sektor swasta. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mempromosikan gaya hidup yang lebih aktif  :

  • Kampanye Kesadaran Masyarakat : Pemerintah dan organisasi kesehatan harus meluncurkan kampanye kesadaran yang komprehensif untuk mendidik masyarakat tentang risiko gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Kampanye ini dapat menekankan pentingnya aktivitas fisik secara teratur dan memberikan tip praktis untuk memasukkan gerakan ke dalam rutinitas sehari-hari.
  • Intervensi Tempat Kerja : Pengusaha dapat memainkan peran penting dalam mendorong aktivitas fisik di antara karyawan mereka. Menerapkan meja berdiri, mengorganisir sesi latihan kelompok, dan menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel yang mendorong gerakan dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih aktif.
  • Perencanaan Kota : Perencana kota harus memprioritaskan penciptaan ruang, taman, dan area rekreasi yang ramah pejalan kaki. Merancang kota dengan infrastruktur walkable mempromosikan transportasi aktif dan mendorong orang untuk terlibat dalam kegiatan di luar ruangan.
  • Inovasi Teknologi : Sementara teknologi telah berkontribusi pada epidemi menetap, ia juga dapat menawarkan solusi. Pelacak kebugaran, aplikasi seluler, dan platform gamified dapat memotivasi individu untuk tetap aktif dengan menetapkan tujuan dan melacak kemajuan.
  • Pendidikan dan Sekolah : Institusi pendidikan harus memprioritaskan pendidikan jasmani dan istirahat untuk memastikan bahwa anak-anak dan remaja mengembangkan kebiasaan aktivitas fisik yang sehat sejak usia dini. Mengintegrasikan gerakan ke dalam aktivitas kelas juga dapat membantu menangkal perilaku menetap.
  • Tanggung Jawab Pribadi : Individu harus bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan secara sadar membuat pilihan yang mengutamakan aktivitas fisik. Menetapkan tujuan pergerakan harian, menjadwalkan istirahat rutin dari layar, dan terlibat dalam aktivitas rekreasi dapat membantu memutus siklus hidup yang tidak banyak bergerak.

 

Epidemi sedentary atau menetap ini adalah masalah kritis yang menuntut perhatian segera dan upaya bersama dari individu, komunitas, dan pembuat kebijakan. Seiring teknologi terus membentuk kehidupan kita, kita harus mencapai keseimbangan antara kenyamanan dan kesejahteraan fisik. Dengan mengakui bahaya dari hidup menetap dan mengadopsi pendekatan proaktif untuk memasukkan gerakan ke dalam rutinitas sehari-hari, kita dapat membuka jalan untuk masa depan yang lebih sehat dan lebih bersemangat. Hanya melalui tindakan kolektif kita dapat membalikkan tren gaya hidup menetap yang mengkhawatirkan dan merangkul cara hidup yang lebih aktif dan memuaskan.

 

Penulis : Bidang SDK (ags)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 14.982
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.107.800