Detail Artikel


  • 28 Mei 2023
  • 7.167
  • Artikel

Resistensi Antibiotik : Apa dan Apa Dampaknya?

 

Fakta-fakta kunci (1) Resistensi antibiotik adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global, ketahanan pangan, dan pembangunan saat ini, (2) Resistensi antibiotik dapat menyerang siapa saja, dari segala usia, di negara manapun, (3) Resistensi antibiotik terjadi secara alami, tetapi penyalahgunaan antibiotik pada manusia dan hewan mempercepat prosesnya, (4) Semakin banyak infeksi – seperti pneumonia, tuberkulosis, gonore, dan salmonellosis semakin sulit diobati karena antibiotik yang digunakan untuk mengobatinya menjadi kurang efektif, dan (5) Resistensi antibiotik menyebabkan rawat inap yang lebih lama, biaya pengobatan yang lebih tinggi, dan peningkatan kematian.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Resistensi antibiotik dapat terjadi ketika bakteri mengubah diri sebagai respons terhadap penggunaan obat-obatan ini. Bakteri pada akhirnya menjadi kebal terhadap antibiotik. Bakteri ini dapat menginfeksi manusia dan hewan, dan infeksi yang disebabkannya lebih sulit diobati daripada yang disebabkan oleh bakteri yang tidak resisten. Resistensi antibiotik selanjutnya akan membawa dampak kepada biaya medis yang lebih tinggi, rawat inap yang lama, dan peningkatan kematian.

Gambaran situasi tersebut mengindikasikan perlunya perubahan cara dalam meresepkan dan menggunakan antibiotik. Sekalipun obat baru dikembangkan, tanpa perubahan perilaku, resistensi antibiotik akan tetap menjadi ancaman utama. Perubahan perilaku tersebut juga termasuk dalam tindakan untuk mengurangi penyebaran infeksi melalui vaksinasi, mencuci tangan, melakukan seks aman, dan kebersihan makanan yang baik.

WHO menyampaikan bahwa, resistensi antibiotik di dunia saat ini telah meningkat ke tingkat yang sangat berbahaya. Mekanisme resistensi baru telah muncul dan menyebar secara global, mengancam kemampuan bersama untuk mengobati penyakit menular umum. Daftar penyakit infeksi yang saat ini terus bertambah seperti pneumonia, tuberkulosis, keracunan darah, gonore, dan penyakit bawaan makanan,  akan menjadi semakin sulit bahkan terkadang tidak mungkin ditangani untuk diobati karena antibiotik menjadi kurang efektif.

Terjadinya resistensi antibiotik ini dipercepat oleh adanya penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik yang berlebihan, serta pencegahan dan pengendalian infeksi yang buruk. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan di masyarakat untuk dapat mengurangi dampak dan membatasi penyebaran resistensi antibiotik :

1. Menggunakan antibiotik hanya jika diresepkan oleh Dokter.

2. Jangan pernah meminta antibiotik jika petugas kesehatan mengatakan tidak membutuhkan.

3. Selalu ikuti saran petugas kesehatan saat menggunakan antibiotik.

4. Jangan pernah berbagi atau menggunakan antibiotik sisa.

5. Cegah infeksi dengan mencuci tangan secara teratur, menyiapkan makanan secara higienis, menghindari kontak dekat dengan orang sakit, mempraktikkan seks aman, dan memperbarui vaksinasi.

Menyiapkan makanan secara higienis, mengikuti Lima Kunci Makanan Lebih Aman WHO (jaga kebersihan, pisahkan makanan mentah dan matang, masak hingga matang, simpan makanan pada suhu aman, gunakan air dan bahan baku aman) dan pilih makanan yang telah diproduksi tanpa menggunakan antibiotik untuk promosi pertumbuhan atau pencegahan penyakit pada hewan sehat.

Meskipun saat ini telah ada beberapa antibiotik baru, namun tidak satu pun dari produk tersebut yang akan efektif melawan bentuk bakteri resisten antibiotik yang paling berbahaya. Mengingat kemudahan mobilitas dan frekuensi perjalanan orang saat ini, resistensi antibiotik sangat berpotensi menjadi permasalahan global, sehingga sangat membutuhkan upaya dari semua negara dan banyak sektor.

Sebagai dampak dari resistensi antibiotik adalah, ketika infeksi tidak lagi dapat diobati dengan antibiotik lini pertama, obat yang lebih mahal harus digunakan. Durasi penyakit dan perawatan dengan demikian juga akan lebih lama,  bahkan seringkali harus dilakukan di rumah sakit. Risiko dampak lanjut adalah  meningkatnya biaya perawatan kesehatan serta beban ekonomi keluarga dan masyarakat.

 

Disarikan dari : WHO, Antibiotic Resistance, Juli, 2020

Bidang SDK (agus)

 

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 110.131
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.002.000