Detail Artikel


  • 11 April 2023
  • 461
  • Artikel

Pelayanan Publik : Kreatifitas Penjangkauan Vaksinasi Covid-19 (lessons learn serries)

Penjangkauan vaksinasi dilakukan dalam percepatan pencapaian target cakupan vaksinasi Covid-19. Metode penjangkauan ini melahirkan banyak kreatifitas yang dilakukan oleh entitas penyelenggara layanan vaksinasi di berbagai wilayah di DIY. Hal 

Strategi penjangkauan didorong ke berbagai sektor / lembaga dengan tujuan (1) Penjangkauan daerah-daerah terjauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, (2) Penjangkauan daerah (desa / dusun) dengan cakupan rendah (3) Penjangkauan kelompok khusus seperti penyandang disabilitas, warga binaan panti sosial, lanjut usia yang hanya dapat berbaring di tempat tidur (bed-ridden), dan kelompok rentan lainnya, (4) Kerjasama sama vaksinasi di fasilitas publik diantaranya kampus, pesantren, swalayan, pasar, industri/pabrik, sanggar budaya, hotel, tempat wisata, terminal, bandara, stasiun kereta, koperasi, tempat ibadah, kantor pemerintah/swasta dan lain-lain.

Vaksinasi dengan penjangkauan sasaran, awalnya banyak dilaksanakan oleh puskesmas di DIY. Improvisasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan yang dirasakan mulai berkurang, untuk memberikan layanan kepada penduduk yang mengalami kesulitan mobilitas ke lokasi puskesmas serta untuk menjangkau wilayah yang tingkat cakupannya rendah. Penyelenggara penjangkauan selanjutnya berkembang dengan munculnya berbagai instansi dan lembaga swadaya masyarakat seperti Polda, PT Pos, KAI, Yakkum, PPDI, Difagana, Sabda, HWDI dan lain sebagainya, yang memberikan layanan dengan menggandeng SDM kesehatatan dari puskesmas atau SDM kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk door to door ke tempat tinggal penyandang disabilitas dan panti-panti sosial.

Vaksinasi penjangkauan lebih lanjut makin mendapatkan banyak dukungan dari instansi maupun lembaga. Penjangkauan yang dilakukan oleh puskesmas atau organisasi / lembaga mendapatkan dukungan dan bantuan oleh kehadiran aparat TNI (Babinsa), Polri (Babinkamtibmas), Satgas Desa, Relawan dan Pramuka. Pelayanan pengjangkauan memiliki tantangan tersendiri disamping medan, geografi juga penolakan personal maupun komunitas di tempat tujuan. Dalam kasus-kasus tertentu tersebut, keterlibatan TNI dan Polri serta Satgas Kalurahan setempat sangat membantu.

Metode penjangkauan berkembang cepat dengan tidak hanya dalam bentuk door to door. Kreatifitas yang diciptakan diantaranya adalah dengan melaksanakan mini pos vaksinasi. Mini pos merupakan sentra vaksin mobile dengan kapasitas mini (daya tampung maksimal 200 orang per hari). Mini pos ini dilaksanakan dari pagi hingga siang hari. Mini pos vaksinasi untuk penjangkauan ini banyak dilakukan khususnya untuk wilayah (kalurahan/ dusun / RT) dengan cakupan rendah. Kegiatan mini pos vaksinasi ini sebelumnya telah didahului dengan upaya promosi / edukasi kesehatan kepada tokoh dan masyarakat setempat. Mini pos vaksinasi pada awalnya banyak dilakukan oleh puskesmas namun selanjutnya berkembang dengan penyelanggara dari entitas sektoral (TNI, Polri, KAI, dll) dan LSM / komunitas masyarakat (SONJO, Loro Blonyo dll).

Metode inovatif lain adalah penggunaan mobil vaksinasi keliling yang bervariasi diantaranya dengan mobil khusus vaksin (Kota Yogyakarta), Mobil Puskesmas Keliling, Ambulans Komunitas, Kendaraan Bermotor Roda Dua (Polri, Puskesmas, PPDI, Yakkum, Difagana dan lain-lain). Terdapat pula penjangkauan yang harus dikombinasikan dengan berjalan kaki karena rumah tinggal sasaran yang tidak memungkinkan dijangkau dengan menggunakan kendaraan (puskesmas, Yakkum, PPDI). Kegiatan ini banyak dilakukan di wilayah Kulonprogo dan Gunungkidul.

Salah satu metode kreatif yang dikembangkan dan sempat viral di dunia maya adalah Vaksinasi di Tempat Wisata yang pertama kali di Indonesia yang diinisiasi oleh salah satu puskesmas di wilayah kabupaten Gunungkidul. Inisiatif ini merupakan perpaduan yang menarik karena memadukan pencapaian cakupan vaksinasi dan sekaligus untuk menghidupkan kembali pariwisata paska terpuruk akibat pandemi. Kegiatan ini bahkan mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata dan selanjutnya banyak ditiru oleh berbagai penyelenggara baik DIY maupun di luar DIY.

Panti-panti sosial yang dikelola oleh masyarakat banyak bertumbuh di DIY, meskipun demikian jumlah terbanyak dari panti sosial adalah yang dikelola oleh pemerintah DIY. Diantara panti tersebut termasuk untuk menampung sementara gelandangan dan pengemis untuk dikembalikan ke keluarga. Hal ini juga menjadi perhatian dari Pemda DIY khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial sebagai pengampu kewenangan, untuk memberikan vaksinasi kepada warga binaanya. Kelompok khusus lain adalah penghuni lembaga pemasyarakatan yang selanjutnya telah ditindaklanjut dengan penyelenggaraan vaksinasi bekerjasama dengan kementeria Kumham, Kepolsiian, Kejaksaan.

Pelayanan vaksinasi tidak hanya berjalan dan dilakukan hanya untuk panti binaan pemerintah tetapi juga meluas ke panti-panti di bawah pengelolaan masyarakat bekerjasama dengan komunitas. Penjangakauan vaksinasi lainnya juga dilakukan diantaranya yang memiliki sasaran besar adalah kelompok mahasiswa luar daerah yang tinggal di DIY.

Penjangakauan ini dilakukan oleh Perguruan Tinggi setempat dengan SDM kesehatan setempat bekerjasama dengan puskesmas, RS dan dinas kesehatan Kab/Kota/Prov. Penjangakuan juga dilaksanakan untuk sasaran di daerah kantong-kantong kemiskinan perkotaan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pemda Kab/Kota bekerjasama dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, LSM, kelompok komunitas, perguruan tinggi, dll.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 8.313
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 31.178.958