Minuman Herbal Untuk Penderita Hipertensi Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Tanaman Obat "MALING TOBAT"
Program ini berangkat dari fakta bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor risiko tertinggi keempat penyebab kematian dengan angka 10,2% berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor Penyakit Tidak Menular (PTM) 2011-2021. Prevalensi hipertensi di Provinsi DIY bahkan mencapai angka 32,86% (Riskesdas 2018). Di Puskesmas Piyungan sendiri, ditemukan penderita hipertensi sebanyak 3.525 jiwa pada tahun 2018.
Dilihat dari sisi geografisnya, Piyungan memiliki kontur 41% dataran rendah dan 59% perbukitan dengan tanah yang subur. Akan tetapi, literasi masyarakat mengenai tanaman obat masih rendah sehingga tanaman yang banyak tumbuh tidak dimanfaatkan dengan baik. Nurlia mengintegrasikan edukasi tanaman obat dengan pelayanan hipertensi dengan tujuan besar membangun sistem ketahanan kesehatan dan membangun budaya terhadap bahan alam sehingga meningkatkan kemanfaatannya bagi kesehatan dan bahkan meluas kepada aspek ekonomi, pendidikan, dan pariwisata.
Kegiatan “MALING TOBAT” mulai dilakukan di Dusun Ngelosari, Srimulyo pada tahun 2021. Pengorganisasian dimulai dengan advokasi, penggalangan dana, kemitraan dan integrasi puskesmas. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui Pembentukan Kader Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga atau disebut dengan ASMAN TOGA dan juga penyuluhan dan pelatihan pembuatan Minuman Herbal untuk Penderita Hipertensi (MINUL UHT). Setelah itu, dibentuk Dusun Binaan Taman Obat Keluarga (BIDUAN TOGA) yang diberi nama “Taman Toga Nyupoyo Sehat”. Pada sisi integrasi penjangkauan layanan hipertensi, terdapat anak program Tensi Yu Tata (Tatalaksana Hipertensi dan Penyuluhan Pemanfaatan Taman Obat Keluarga) dan Pekan Dar Der (Pengukuran Tekanan Darah oleh Kader).
Dampak yang dihasilkan dari program ini adalah yang pertama terbentuknya dusun binaan toga Ngupoyo Sehat pada tahun 2021 dan telah berkembang dengan baik. Terdapat 120 jenis tanaman obat yang tumbuh dan taman tersebut telah dikembangkan sebagai objek wisata alam serta pembelajaran dalam memperkenalkan tanaman obat dan pemanfaatannya. Program ini memperoleh dana dari Dana Keistimewaan Provinsi DIY, BOK Puskesmas, dan perguruan tinggi (UKDW, UMY, dll).
Kader ASMAN TOGA yang terbentuk mencapai angka 15 orang yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan tanaman obat sehingga sering kali menjadi narasumber maupun trainer. Total 7 (tujuh) produk telah mendapatkan sertifikasi HALAL dan telah dipasarkan dengan perolehan Rp10.561.000 pada tahun 2022 dan Rp16.642.000 pada tahun 2023. Masyarakat sekitar yang ikut merasakan dampak penjualan pun turut serta menanam tanaman obat di pekarangan masing-masing.
Selain itu, dampak dari segi pelayanan hipertensi juga mulai tampak. Terdapat perbaikan kesehatan yang ditunjukkan dari hasil evaluasi yaitu 86% penderita menyatakan tidak lagi mengalami keluhan kesemutan dan 78% menyatakan tidak lagi mengalami keluhan lemas. Setelah dilakukan pre test dan post test, sebanyak 55 orang terbukti mengalami peningkatan tingkat pengetahuan mengenai tanaman obat.
Dua tahun semenjak diresmikan oleh Ibu Bupati Bantul, perkembangan Desa Binaan Toga Ngupoyo Sehat telah cukup pesat dan memberikan dampak yang menjanjikan. Nilai ekonomi dan sosial kemasyarakatan yang terbentuk telah mendorong minat yang lebih besar untuk terus mengembangkan budaya tanaman obat keluarga di masyarakat.
Program ini sangat berpotensi untuk diaplikasikan pada daerah lain. Keunggulan utama dari gagasan ini yaitu mengangkat prinsip pengembangan bukan hanya dari sisi edukasi kesehatan namun juga terintegrasi dengan pelayanan kesehatan, pengembangan nilai ekonomi dan sosial sehingga minat, komitmen dan konsistensi untuk terus berkembang tetap dapat dipelihara dengan baik.
Program ini membutuhkan daya juang dan kemampuan bertahan dalam melaksanakannya. Proses replikasi membutuhkan peran dari berbagai sektor untuk mengembangkan dan meyakinkan bahwa inovasi ini akan memberikan penambahan nilai ekonomi dan sosial. Hal ini akan membutuhkan kerja keras dan kerja sama dalam jangka waktu yang tidak singkat dan senantiasa berkesinambungan.
Oleh -apt. Nurlia Wijayanti,S.Far- Juara I Kategori Tenaga Kefarmasian Puskesmas Nakesdan DIY Tahun 2024