Detail Artikel


  • 20 Desember 2019
  • 3.059
  • Artikel

GENDHIS MANIS (GERAKAN HIDUP SEHAT MELAWAN DIABETES MELLITUS)

Permasalahan kesehatan di Indonesia dihadapi dengan ”triple burden desease” yaitu dengan adanya perubahan transisi demografi ditandai dengan penduduk lanjut usia yang semakin meningkat, Penyakit tidak menular yang mulai naik dan menyebabkan angka kesakitan dan kematian dimana proporsi usia produktif dan lansia meningkat dengan rentan Penyakit tidak yang menganca kualitas dan daya saing yang rendah serta masih dihadapkannya pada masalah penyakit menular antara lain AIDS, TB, Malaria).

Adanya transisi epidemiologi yang dapat digambarkansejak tahun 1990 sampai dengan 2014 menunjukkan bahwa kematian akibat Penyakit Tidak Menular semakin meningkat seiring dengan pola hidup tidak sehat (diet tidak sehat dan seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok, disebabkanalkohol dan stres. Pada tahun 1990 penyebab kematian 56 % penyakit menular, 37 % penyakit tidak menular dan 7 % cedera. Pada tahun 2000 terjadi perubahan pola penyebab kematian yang49 % kematian disebabkan karena penyakit tidak menular dan 43 % disebabkan karena penyakit menular dan 8 % karena cedera. Pada tahun 2010 penyakit tidak menular mengalami peningkatan penyebab kematian sebesar 58 % dan penyakit menular sebesar 33% serta 9% disebabkan karena cidera. Pada tahun 2015 peningkatan terkiat dengan penyebab kematian akibat penyakit tidak menular meningkat menjadi 71 % dan penyakit menular 22 % serta 7 % disebabkan karena cidera (Double Burden of Diseaseas and WHO NCD Countyr Profile, 2014).

Selain itu, permasalahan saat ini bukan hanya gizi kurang/buruk, balita pendek dan kurus saja tetapi yang menjadi masalah juga adalah masalah gizi lebih,kegemukan dan obesitas, baik pada anak dan remaja maupun dewasa. Indonesia termasuk 17 negara dengan 3 masalah gizi yaitu 37, 2% (8,92 juta) balita pendek, 12,1 % balita kurus dan 11,9 % kegemukan pada balita dan 28,9% kegemukan pada penduduk diatas 18 tahun. Masalah kurang gizi akan mempengaruhi dan menghambat kemampuan kognitif (intelegensia) dan motorik anak dan meningkatkan resiko PTM pada masa dewasa sedangka masalah gizi yang lebih merupakan faktor resiko Penyakit Tidak Menular.

Adapu beban Penyakit Tidak Menularpada penduduk usia lebih dari 18 tahununtuk penyakit Diabetes Mellitus sebesar 6,9 % dengan jumlah 10 juta. Sekitar 2/3 penderita tidak athu bahwa dirinya menyandang Penyakit tidak Menular dengan cakupan diabaees Mellitus oleah tenaga kesehatanhanya berada pada angka 30.4 %.Dari Data BPJS (2017) menyatakan bahwa 1,3 juta orang (0,8 %) peserta Jaminan Kesehatan Nasional mendapat pelayanan untuk Penyakit Katastropik dan menghabisakan biaya sebesar Rp 13,6 Triliun biaya pelayanan kesehatan.

Daerah istimewa Yogyakarta dari hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menunjukkan angka penyakit tidak menular yang berada diatas angka nasional sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Riset Kesehatan Dasar DIY tahun 2018

PTM DIY Nasional
DM 3,2 1,5
Hipertensi 8,6 8,4
Stroke14,7  0/00 10,9 0/00
Ginjal Kronis 6,4 3,8
Jantung 2 1,5
Kanker 4,9 1,8
Asma 4,5 2,4


Untuk Prevalensi Penyakit Tidak Menular yang didapatkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, 2018 adalah sebagai berikut: Prevalensi Diabates Mellitus Berdasarkan Diagnosa Dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun menurut kab/kota provinsi, DIY, (2013- 2018)


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Masih tingginya prevalensi diabetes Mellitus, maka Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan beberapa kegiatanuntuk mendukung gerakan hidup sehat melawan diabetes mellitus sebagai berikut:

a. Pelatihan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular. Ada beberapa pelatihan yang dilaksankan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular antara  lain:

  1. Pelatihan revitalisasi posbindu dengan sasaran kader posbindu PTM di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada tanggal 11 -14 Maret 2019 dan di Kabupaten Gunungkidul pada tanggal 18 – 21 Maret 2019.  Pelatihan ini menitipkberatkan pada deteksi dini terkiat dengan gula darah
  2. Pelatihan Posbindu Institusi  dengan sasaran kader posbindu pada institusi institusi yang dilaksankan pada tanggal 12 – 16 April 2019
  3. Pelatihan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular dengan sasaran dokter dan perawata di FKTP.
  4. Pelatihan Kawasan tanpa rokok dan upaya berhenti merokok bagi tenaga pendidik dan tenaga kesehatan

b. Pembekalan kader posbindu

Pembekalan kader posbindu ditujukan untuk kader posbindu yang akan melakukan target deteksi dini untuk umur produktif. Pembekalan kader posbindu ini dilakukan pada bulan april dengan kegiatan yang dilaksanakan untuk lima Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. Skrinining Diabetes Mellitus pada Posbindu

Skrining penyakit tidak menular dilakukan dengan bersumber dari POSBINDU PTM yang ada di masyarakat dan di institusi. Kegiatan skrinining ini melakukan pengukuran faktor resiko penyakit tidak menular antara lain pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut,tekanan darah, kolesterol, dan riwayat faktor resiko individu dan riwayat faktor resiko keluarga.

d. Logistik

Logistik PTM ini dilakukan untuk mendukung kegiatan skrining penyakit tidak menular yang dilaksankan di POSBINDU PTM di masyarakat dan di institusi. Logistik PTM ini berupa reagen untuk cek gula dara dan kolesterol, alcohol swab, dan kartu menuju sehat.

Harapannya dengan adanya kegiatan tersebut, maka diharapkan deteksi dini yang gencar dapat mencegah terjadinya diabetes mellitus dan memperhatanakn kualitas hidup penyandang diabetes mellitus.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 20.322
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.113.140