Detail Artikel


  • 01 Agustus 2023
  • 774
  • Artikel

FISIOTERAPI BANTUL BERGERAK UNTUK TRANSFORMASI

Publikasi 16 Juli 2023

FISIOTERAPI BANTUL BERGERAK UNTUK TRANSFORMASI

Transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan menjadi perhatian khusus Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), terutama dalam akses pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai representasi organisasi profesi fisioterapi, Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Cabang Bantul turut ambil bagian dalam upaya transformasi ini. Menandai momen aksi panggilan Hari Fisioterapi Indonesia 2023, Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Cabang Bantul menyelenggarakan skrining kesehatan gratis bagi masyarakat bertempat di Stadion Sultan Agung Bantul, pada Minggu, 16 Juli 2023. Skrining yang dilakukan meliputi skrining keseimbangan dan kelenturan. Skrining keseimbangan meningkatkan awarness masyarakat pada risiko jatuh pada dirinya. Derajat gangguan keseimbangan mempengaruhi risiko jatuh pada individu. Insiden jatuh pada individu merupakan penyebab terbesar kematian dan atau kecacatan pada individu (WHO, 2010). Skrining kelenturan meningkatkan awarness masyarakat tentang risiko cidera pada tubuhnya. Kelenturan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dan kebugaran jasmani seseorang seiring dengan kekuatan otot dan stabilitas tubuh, mengurangi risiko cidera, meningkatkan kinerja motorik selama aktivitas sehari-hari, aktivitas waktu luang atau aktivitas olahraga/kompetisi. (Micheo, Baerga & Miranda, 2012).

Alwan Bashori, Ftr selaku ketua Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Cabang Bantul menyampaikan dalam talkshow di tengah kegiatan skrining tersebut, bahwa kegiatan skrining ini selain menandai moment hari ulang tahun Fisioterapi Indonesia ke 55, yang jatuh pada 10 Juni 2023, juga menandai inisiasi dan komitmen seluruh elemen fisioterapi untuk mendukung upaya tranformasi kesehatan di Indonesia. Tujuan transforsmasi sistem kesehatan Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memperluas aksesibilitas, dan mengurangi disparitas dalam kesehatan antar wilayah. Komitmen Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Cabang Bantul  ini diperlihatkan dengan mendekatkan diri pada masyarakat dengan aksi layanan skrining gerak dan fungsi. Masyarakat mengenal profesi fisioterapi selama ini hanya bisa diakses di Rumah Sakit  dan identik dengan layanan untuk pemulihan stroke, patah tulang atau lumpuh layuh. Maka dalam kesempatan ini, profesi fisioterapi menampilkan potret kompetensi fisioterapi bukan hanya lingkup kuratif dan rehabilitasi, namun juga lingkup promotif dan preventif, sekaligus mengenalkan bahwa masyarakat dapat mengakses fisioterapi di Puskesmas, Klinik atau layanan praktik mandiri fisioterapi di seluruh area Bantul.            

Alwan menyampaikan bahwa profesi fisioterapi juga telah mampu melayani masyarakat dengan bantuan teknologi, yang dikenal dengan telefisio. Hadir dalam kegiatan tersebut, Opifia Dian, perwakilan dari Physitrack regio Indonesia, salah satu penyedia aplikasi layanan telefisio dunia yang berpusat di Finlandia. Physitrack bekerja sama dengan Ikatan Fisioterapi Indonesia, memilih Bantul sebagai pilot project kegiatan inklusi layanan dengan memfasilitasi semua fisioterapi yang bertugas di Puskesmas se-kabupaten Bantul dengan aplikasi layanan telefisio, agar mampu menjangkau masyarakat lebih luas. Bahkan, kegiatan ini juga telah dikembangkan lebih jauh, oleh Fisio Novika dari Puskesmas Sanden, dengan mengimplementasikan telefisio untuk para kader Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat – Penyakit Tidak Menular (RBM-PTM), agar para kader terhubung dengan masyarakat lebih luas dengan dukungan smartphone dan fitur yang familiar dipakai masyarakat. Langkah ini telah diikuti oleh Fisio Riska dari Puskesmas Bambanglipuro dan Fisio Wakhid dari Puskesmas Srandakan.

Alwan menambahkan bahwa para fisioterapis di Bantul mempunyai banyak potensi. Fisio Anggi dan Fisio Enggar mengembangkan inovasi fisioterapi untuk sport. Fisio Novika mengembangkan inovasi Jumantrok (Juru Pemantau Stroke) di Puskesmas Sanden dan menjadi pilot project program nasional kerja sama Ikatan Fisioterapi Indonesia dengan Direktorat Jendral Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Dalam kegiatan tersebut, ditayangkan pula video kegiatan inovasi para fisioterapi Bantul, diantaranya Sigrak Polah (Skrining Gerak dan Postur Anak Sekolah), De Gea (Deteksi Dini Gangguan Mental Emosional), De Adi (Deteksi Adiksi Internet).  Kegiatan ini telah melibatkan anak sekolah tingkat Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, SMP juga SMA.  Alwan berharap jalinan kemitraan kolaborasi antara fisioterapi dengan para pemangku kepentingan  mendapatkan dukungan dari Dinas Kesehatan.

dr. Agus Tri Widyantara, M.M.R selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Cabang Bantul tersebut. Selain itu, kiprah dan kontribusi profesi fisioterapi untuk masyarakat Bantul telah terbukti dan teruji. Selain layanan kesehatan yang rutin dilakukan, inovasi layanan fisioterapi juga diakui oleh banyak pihak. Inovasi SENTIL PETRUK, akronim dari sensasi taktil pada penderita stroke, menjadi salah satu kebanggan Dinas Kesehatan Bantul, karena berhasil mengantar Fisio Alwan menjadi nominasi nakes teladan tingkat nasional.  Beliau juga mendorong inovasi layanan fisioterapi untuk sport, Jumantrok (Juru pemantau stroke) dan Sigrak Polah (Skrining Gerak dan Postur Anak Sekolah) yang telah dilakukan di masyarakat tetap diteruskan, bahkan dikembangluaskan meliputi seluruh area Bantul agar derajat kesehatan masyarakat Bantul makin meningkat. Beliau juga menyarankan inovasi yang telah dilakukan, dapat didaftarkan dalam kompetisi inovasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Endah Wahyuningsih, perwakilan Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia menyambut dengan bangga kegiatan Ikatan Fisioterapi Indonesia Cabang Bantul ini. Kegiatan ini merupakan respon atas Panggilan PP IFI  yang digaungkan dalam rangka moment Hari Fisioterapi Indonesia  di Juni 2023. Aksi ini mengajak semua komponen organisasi profesi tingkat propinsi dan tingkat kabupaten seluruh Indonesia, untuk bersama-sama menampilkan potret profesi fisioterapi yang profesional dan mudah diakses masyarakat, bergandengan tangan semua pihak terkait. Aksi ini akan mencapai puncaknya pada Hari Fisioterapi Dunia, pada 8 September 2023, yang bertepatan dengan agenda Musyawarah Kerja Nasional dam Temu Ilmiah Fisioterapi Indonesia di Lombok, Nusa Tenggara Barat.  Inovasi IFI Bantul telah memberi warna pada kontribusi profesi dalam dunia kesehatan, termasuk menjadi pilot project tingkat nasional dan itu tidak lepas dari dukungan Dinas Kesehatan Bantul yang telah memberikan dukungan dan ruang bagi para fisioterapi di Bantul. Di waktu mendatang, diharapkan jalinan kemitraan antara Dinas Kesehatan dan IFI makin erat dan bisa makin berkembang luas meliputi kerja sama atau kemitraan dengan Dinas terkait lainnya.

Dalam kesempatan terpisah, Fisio Warih dan Fisio Lia dari  Pengurus Daerah IFI DIY, mengungkapkan kegembiraannya melihat antusias masyarakat yang mengikuti skrining sejak pagi, dan dilayani oleh sekitar 88 fisioterapi.

Animo masyarakat yang datang di area Stadion Sultan Agung Bantul cukup tinggi. Tercatat 142 orang mengikuti skrining keseimbangan dan 143 orang mengikuti skrining kelenturan.  Masyarakat yang mendatangi booth pemeriksaan selain dilakukan pemeriksaan tensi, juga dapat melakukan konsultasi untuk pemeliharaanya kesehatannya. Kegiatan ini gratis bagi masyarakat. Masyarakat merespon sangat positif akan adanya kegiatan tersebut. Selain merasakan manfaat informasi yang diberikan, juga mendapatkan pengalaman dalam memahami apa yang terjadi pada tubuhnya, serta meningkatkan pemahaman pentingnya aktif bergerak untuk menjaga kesehatan tubuh. Dengan demikian, banyak masyarakat yang datang makin termotivasi untuk aktif dan konsisten senam atau olahraga yang selama ini masih jarang dilakukan. Masyarakat berharap, IFI memperbanyak kegiatan seperti ini di area spot-spot yang lain, sehingga manfaat ilmu fisioterapi makin dirasakan oleh masyarakat. Sukarti, 78 tahun, warga Imogiri, saking antusiasnya mengundang IFI Bantul untuk melakukan skrining serupa bagi komunitas lansia di daerahnya.

Ke depan, IFI Cabang Bantul ditunggu kiprah dan aksi nyata serta inovasi lanjut  bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat Bantul. Praktik mandiri fisioterapi menjadi  peluang bagi fisioterapi tetap dapat diakses masyarakat saat layanan di faskes lainnya terkendala prosedur. Masyarakat yang datang dan antusias datang perlu layanan, harus tetap dilayani. Demikian pesan dr. Agus saat menutup talkshow hari tersebut, demi melihat masih banyaknya antrian masyarakat mengikuti skrining.

Menjawab pesan tersebut, Fisio Riska selaku moderator talkshow menyatakan siap bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak. Hasil skrining yang dilakukan akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia.

Masyarakat yang ingin mengakses layanan fisioterapi berupa deteksi atau skrining gerak dan fungsi, bagi komunitasnya, untuk seluruh kelompok umur,  dapat menghubungi Fisio Riska di nomor 087738760337, demikian tutup Alwan. (Enwy)

 

Penulis : Alwan Bashori Fisioterapis RS Panembahan Senopati 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 9.284
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.102.102