Detail Artikel


  • 17 Mei 2025
  • 31
  • Artikel

Demensia di Usia Muda: Ancaman Nyata yang Perlu Diwaspadai

Demensia selama ini dikenal sebagai penyakit yang identik dengan lanjut usia. Namun, fenomena terkini menunjukkan bahwa penyakit ini mulai mengintai kelompok usia muda. Istilah Young Onset Dementia (YOD) atau Early Onset Dementia (EOD) digunakan untuk menggambarkan kondisi demensia yang dialami oleh individu di bawah usia 65 tahun, bahkan bisa terjadi sejak usia 20-an.

Apa Itu Demensia?

Demensia adalah kumpulan gejala yang memengaruhi fungsi otak, termasuk kemampuan mengingat, berpikir, berbahasa, dan menyelesaikan tugas sehari-hari. Penyakit ini bersifat progresif, yang artinya gejalanya semakin memburuk seiring waktu. Di seluruh dunia, setiap 3 detik ada satu orang yang mengalami demensia.

Di Indonesia, jumlah pengidap demensia pada tahun 2016 mencapai sekitar 1,2 juta orang. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta pada 2030 dan mencapai 4 juta pada tahun 2050. Peningkatan ini menjadi tantangan besar, terutama karena masih minimnya pemahaman masyarakat serta kurangnya tenaga dan pelatihan yang memadai bagi pendamping ODD (Orang Dengan Demensia).

Mengapa Demensia Bisa Menyerang Usia Muda?

Meningkatnya angka demensia di usia muda berkaitan erat dengan gaya hidup dan faktor risiko yang semakin umum di kalangan anak muda. Berikut adalah 10 faktor risiko utama demensia:

  1. Depresi
  2. Kurang olahraga
  3. Hipertensi
  4. Riwayat keluarga dengan demensia
  5. Merokok
  6. Pola makan tidak sehat
  7. Konsumsi alkohol
  8. Kegemukan
  9. Diabetes
  10. Kolesterol tinggi

 

Tanda-Tanda Demensia di Usia 20-an: Waspada Sejak Dini

Demensia biasanya dianggap sebagai kondisi yang menyerang orang lanjut usia, tetapi belakangan ini, fenomena Young Onset Dementia (YOD) atau demensia di usia muda semakin sering terjadi. Gejala-gejala demensia pada usia muda sering kali muncul secara perlahan, dan bisa sangat sulit untuk dikenali. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berkembang lebih lanjut, sehingga sangat penting untuk mengenali tanda-tanda awalnya. Berikut adalah beberapa gejala demensia yang dapat muncul pada usia 20-an.

1. Perubahan Memori Jangka Pendek

Salah satu tanda paling khas dari demensia, bahkan pada usia muda, adalah perubahan memori jangka pendek. Gejala ini ditandai dengan kesulitan mengingat hal-hal yang baru saja terjadi, seperti melupakan tempat menyimpan barang atau lupa apa yang baru saja dilakukan. Misalnya, seseorang yang meletakkan ponsel di lemari bisa kesulitan untuk mengingat di mana ponsel tersebut berada. Bahkan, meskipun pengidap mungkin dapat mengingat peristiwa yang terjadi bertahun-tahun lalu dengan jelas, mereka sering kali melupakan hal-hal yang lebih sederhana dan lebih baru, seperti apa yang dimakan saat sarapan. Ketika seseorang mulai kesulitan mengingat hal-hal yang baru saja dilakukan, itu bisa menjadi pertanda adanya masalah memori yang lebih serius.

2. Sulit Menemukan Kata yang Pas

Gejala demensia lainnya adalah kesulitan dalam menemukan kata yang tepat saat berbicara. Pengidap sering kali merasa kesulitan mengungkapkan ide atau perasaan mereka dengan kata-kata yang sesuai. Hal ini menyebabkan komunikasi menjadi lebih sulit dan dapat mengganggu hubungan sosial. Dalam banyak kasus, lawan bicara harus berusaha lebih keras untuk memahami apa yang dimaksud, yang bisa menyebabkan kebingungan atau frustrasi. Gejala ini sering kali muncul lebih awal dan bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, karena berbicara adalah salah satu cara utama kita berinteraksi dengan orang lain.

3. Kesulitan Menyelesaikan Tugas yang Biasa Dilakukan

Tugas-tugas yang sebelumnya mudah dilakukan bisa menjadi sangat sulit bagi pengidap demensia dini. Misalnya, kegiatan sehari-hari seperti memasak, mengatur jadwal, atau mengelola pekerjaan bisa terasa lebih membingungkan. Hal ini biasanya terjadi ketika tugas tersebut memerlukan konsentrasi penuh atau multitasking, yang menjadi lebih sulit dilakukan karena penurunan kemampuan kognitif. Pengidap mungkin merasa kewalahan dengan pekerjaan yang dulunya dianggap mudah, dan ini bisa mengganggu produktivitas serta kualitas hidup mereka.

4. Melakukan Hal Sama Berulang Kali

Pengidap demensia dini sering kali cenderung melakukan tindakan yang sama berulang kali, tanpa menyadari bahwa mereka telah melakukannya sebelumnya. Misalnya, seseorang mungkin mengelap jendela lebih dari sekali karena tidak ingat bahwa mereka baru saja membersihkannya. Atau mereka bisa saja bertanya dengan pertanyaan yang sama meskipun sudah diberikan jawaban. Tindakan berulang seperti ini menunjukkan adanya gangguan pada memori jangka pendek dan kesulitan dalam mempertahankan ingatan terhadap aktivitas yang baru saja dilakukan.

5. Linglung

Linglung atau kebingungan adalah gejala lain yang sering muncul pada pengidap demensia dini. Perubahan memori yang dialami bisa membuat pengidap merasa bingung, terutama ketika mereka kesulitan mengenali orang yang familiar atau mengingat kata-kata yang tepat saat berbicara. Gejala kebingungan ini sering terlihat ketika pengidap bertemu dengan orang yang menyapanya, tetapi tidak dapat mengenali siapa orang tersebut, meskipun mereka telah mengenalnya sebelumnya. Kebingungan ini juga bisa terjadi saat pengidap merasa tersesat di tempat yang seharusnya mereka kenal, seperti di lingkungan rumah atau area yang sering mereka kunjungi.

6. Kesulitan Memahami Rute Jalan

Pengidap demensia dini juga dapat mengalami kesulitan dalam mengingat atau memahami rute jalan. Mereka mungkin tersesat bahkan di tempat yang sebelumnya sudah mereka kenal dengan baik. Misalnya, mereka mungkin tidak ingat arah pulang atau tidak dapat mengenali jalan yang biasa mereka lalui setiap hari. Kesulitan ini berhubungan dengan penurunan kemampuan spasial otak, yang berperan dalam memori dan orientasi terhadap lingkungan sekitar. Ini menjadi masalah serius, karena kemampuan untuk berjalan atau mengemudi dapat terganggu, meningkatkan risiko kecelakaan atau kehilangan orientasi.

7. Apati

Apati, atau kurangnya minat terhadap kegiatan yang sebelumnya disukai, adalah gejala yang juga dapat muncul pada usia muda. Pengidap demensia mungkin kehilangan minat dalam beraktivitas sosial atau melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati, seperti berkumpul dengan keluarga atau teman. Mereka bisa merasa tidak bersemangat untuk menjalani kegiatan yang dulunya menyenangkan. Kondisi ini sering kali membuat pengidap menarik diri dari kehidupan sosial dan lebih suka menghabiskan waktu sendiri. Apati juga bisa berhubungan dengan penurunan motivasi dan energi, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas hidup pengidap

Cegah Demensia Sejak Usia Muda dengan 5 Cara Ini

Demensia memang sering dikaitkan dengan usia lanjut, tetapi nyatanya, gejalanya bisa muncul pada usia yang lebih muda. Untuk itu, penting untuk mengadopsi kebiasaan sehat yang dapat menurunkan risiko terkena demensia di masa depan. Berikut adalah lima langkah yang dapat kamu lakukan untuk mencegah demensia sejak usia muda.

1. Rutin Berolahraga

Salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan otak adalah dengan berolahraga secara rutin. Olahraga tidak hanya membantu memperlancar aliran darah dan meningkatkan kesehatan jantung, tetapi juga memberikan manfaat langsung pada fungsi otak. Dengan berolahraga, darah akan mengalir lebih lancar ke otak, memastikan pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kinerja otak tetap optimal. Rutin berolahraga selama setengah jam setiap hari dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk demensia. Namun, pastikan untuk tidak berlebihan dalam berolahraga. Pilihlah jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh, agar tidak memberikan beban berlebih pada tubuh dan organ jantung.

2. Tingkatkan Asupan Vitamin D

Vitamin D sangat penting untuk menjaga kesehatan otak. Kekurangan vitamin D telah terbukti dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, yang menjadi faktor risiko untuk perkembangan demensia. Salah satu cara paling alami untuk mendapatkan vitamin D adalah dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D, seperti ikan berlemak, telur, dan produk susu. Jika perlu, suplemen vitamin D bisa menjadi alternatif, namun pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar dosis yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh.

3. Jaga Otak Selalu Aktif

Otak, seperti halnya otot, perlu dilatih agar tetap tajam dan fungsional. Salah satu cara untuk menjaga otak tetap aktif adalah dengan terus belajar hal-hal baru dan menantang diri untuk berpikir kritis. Membaca buku, mempelajari keterampilan baru, atau bermain teka-teki silang bisa membantu menjaga otak tetap aktif. Aktivitas yang melibatkan otak ini membantu memperkuat jaringan otak dan meningkatkan konektivitas antara sel-sel saraf, yang pada gilirannya bisa memperlambat penurunan kognitif yang berkaitan dengan demensia.

4. Hindari Konsumsi Alkohol

Alkohol, meskipun dapat memberikan efek relaksasi dalam jumlah kecil, jika dikonsumsi berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan pada otak secara permanen. Penggunaan alkohol dalam jangka panjang dapat merusak struktur dan fungsi otak, yang berhubungan langsung dengan peningkatan risiko demensia. Untuk itu, mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol adalah langkah pencegahan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan mengurangi kemungkinan terjadinya demensia di masa depan.

5. Cukup Istirahat

Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan. Ketika kita tidur, otak melakukan proses pemulihan dan pembuangan toksin yang menumpuk selama aktivitas sepanjang hari. Tidur yang kurang dapat menyebabkan penumpukan plak amiloid, protein yang dapat mengganggu fungsi otak dan berhubungan dengan perkembangan penyakit Alzheimer, salah satu bentuk demensia. Usahakan untuk mendapatkan tidur berkualitas selama 7-8 jam setiap malam agar tubuh dan otak dapat berfungsi dengan baik keesokan harinya.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 15.125
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 32.495.474