Detail Artikel


  • 13 Maret 2023
  • 802
  • Artikel

3 Mitos Terkait Diabetes: Yuk Ketahui Faktanya!

Sebagian besar dari kita sudah tidak asing dengan istilah Diabetes Mellitus yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kebutaan, penyakit jantung, dan gagal ginjal, hingga kematian prematur di seluruh dunia (Kemenkes, 2020)

 

Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2019, diperkirakan sebanyak 463 juta orang (9,3% total penduduk) usia 20-70 tahun di dunia menderita diabetes. Prevalensi tersebut diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan umur penduduk hingga mencapai 578 juta orang di tahun 2030 dan 700 juta orang di tahun 2045. Indonesia sendiri menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak ke-7 di dunia (IDF, 2019)

 

Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan preventif guna menurunkan prevalensi kasus diabetes ini juga mengingat dampak negatif terhadap kesehatan yang ditimbulkan. Sayangnya, masih terdapat banyak masyarakat yang menerima berbagai informasi yang kurang tepat terkait diabetes. Dalam artikel ini akan dibahas beberapa mitos yang masih sering kita dengar terkait Diabetes Mellitus dan bagaimana faktanya.

 

Mitos 1: Diabetes Disebabkan Oleh Konsumsi Gula Berlebihan

Sebelumnya kita perlu tahu bahwa terdapat 2 tipe diabetes. Diabetes tipe 1 bukan disebabkan oleh pola makan maupun lifestyle yang buruk, tetapi merupakan penyakit autoimun dimana sistem imun tubuh menghancurkan sel beta yang memproduksi insulin di pankreas. Tanpa insulin, sel tidak dapat mengabsorbsi glukosa dalam darah sehingga gula darah akan tinggi. Faktor risiko diabetes tipe 1 yang diketahui adalah riwayat keluarga dan genetik. 

 

Sedangkan, diabetes tipe 2 terjadi ketika insulin tidak bisa melakukan fungsinya dalam pengangkutan glukosa darah ke sel (resistensi insulin). Risiko terkena diabetes tipe 2 menjadi lebih tinggi ketika seseorang overweight atau obesitas yang secara umum diakibatkan oleh asupan kalori berlebih. Makanan yang tinggi gula umumnya mengandung kalori tinggi sehingga konsumsi berlebihan dapat meningkatkan berat badan dan risiko diabetes. Oleh karena itu, pernyataan gula sebagai penyebab langsung diabetes menjadi kurang tepat.

 

Faktanya, orang dengan berat badan normal pun dapat terkena diabetes tipe 2, yang berarti terdapat faktor lain selain berat badan, misalnya jumlah lemak pinggang berlebih, gaya hidup sedenter, diabetes gestational, kolesterol tinggi, merokok, dan riwayat. Maka dari itu lah, diabetes merupakan penyakit yang kompleks karena tidak hanya disebabkan oleh satu spesifik faktor risiko saja.

 

Mitos 2: Penderita Diabetes Tidak Boleh Makan Buah

Buah merupakan sumber vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang penting bagi tubuh, bahkan tetap bisa dijadikan sebagai pilihan diet sehat bagi penderita diabetes bersama dengan sayur-sayuran. Buah memang cenderung memiliki kandungan gula alami yang lebih tinggi daripada sayur, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan kandungan gula dalam biskuit, kue, dan makanan manis lainnya. Yang perlu diperhatikan oleh penderita diabetes adalah pemilihan jenis buah dengan indeks glikemik yang rendah dan menyesuaikan porsinya, karena beberapa buah memiliki kandungan gula alami yang lebih tinggi daripada buah lain. Indeks glikemik merupakan suatu pengukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan dapat menaikkan kadar gula dalam darah. Contoh buah dengan indeks glikemik rendah: apel, pir, jeruk, stroberi, sedangkan contoh buah dengan indeks glikemik tinggi: semangka, nanas, pisang matang. Meskipun demikian, buah dengan indeks glikemik tinggi pun tetap dapat dikonsumsi tentunya dengan porsi dan jumlah yang disesuaikan dengan diet seimbang.

 

Mitos 3: Penderita Diabetes Harus Menghindari Konsumsi Karbohidrat

Mitos ini juga suatu miskonsepsi yang umum terkait diabetes dan nutrisi. Memang benar bahwa penderita diabetes perlu memperhatikan asupan karbohidratnya, tetapi bukan berarti perlu mengeliminasi karbohidrat dari diet atau menu makanan sehari-harinya. Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting bagi tubuh dan dapat tetap menjadi bagian dari menu diet sehat penderita diabetes, tentunya dengan memonitor asupan karbohidrat sesuai kebutuhan tubuh dan memilih sumber karbohidrat dengan bijak karena dapat mempengaruhi kadar gula darah. Karbohidrat dari buah, sayuran, whole grains menyediakan nutrisi yang esensial sekaligus memiliki efek yang rendah terhadap kenaikan kadar gula darah dibandingkan dari makanan olahan dan minuman manis.

 

Sumber/Referensi:

Bonsembiante, L., Targher, G., & Maffeis, C., 2021. ‘Type 2 Diabetes and Dietary Carbohydrate Intake of Adolescents and Young Adults: What Is the Impact of Different Choices?’. Nutrients, 13(10), 3344. 

Galicia-Garcia. U., Benito-Vicente, A., Jebari, S., Larrea-Sebel, A., Siddiqi, H., Uribe, K.B., Ostolaza, H., Martín, C., 2020. ‘Pathophysiology of Type 2 Diabetes Mellitus’. International Journal of Molecular Sciences, 21(17), 6275. 

Park, H. A., 2021. ‘Fruit Intake to Prevent and Control Hypertension and Diabetes’. Korean journal of family medicine, 42(1), 9-16.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2020. Infodatin: Tetap Produktif, Cegah, dan Atasi Diabetes Mellitus. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%202020%20Diabetes%20Melitus.pdf

 

Penulis: Angeline Laurenita K. Mahasiswa Magang Dinas Kesehatan DIY dari FKKMK UGM

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 26.863
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.077.089