21 September: Hari Mengingat, Hari Menjaga, dan Hari Mencintai
Memori adalah benang halus yang menenun kisah hidup kita. Dalam setiap lipatan ingatan, tersimpan makna mendalam yang menghubungkan kita dengan masa lalu, dengan orang-orang yang kita cintai, dan dengan diri kita sendiri. Bagaimana jika kita kehilangan memori? Dunia yang penuh warna kini memudar. Alzheimer adalah pencuri waktu, yang merampas detik-detik berharga dan kenangan indah. Selain ingatan, kemampuan berpikir, berbicara, dan perilaku sehari-hari akan terganggu karena menurunnya fungsi otak. Alzheimer umumnya meningkat setelah usia 65 tahun. Faktor risiko yang dapat menyebabkan alzheimer adalah obesitas, cedera kepala, depresi, melahirkan saat usia tua, merokok, serta riwayat keluarga dengan dementia.
10 Gejala Umum Demensia Alzheimer
1. Gangguan daya ingat. Mereka sering lupa kejadian yang baru saja terjadi, seperti lupa di mana meletakkan kacamata dan mengulang pertanyaan atau cerita yang sama berulang kali.
2. Sulit fokus. Sering kali penderita merasa mudah teralihkan oleh hal-hal di sekitarnya serta kesulitan untuk menyelesaikan tugas yang membutuhkan konsentrasi dalam jangka waktu lama.
3. Sulit melakukan kegiatan familiar. Aktivitas yang sebelumnya mudah untuk dilakukan menjadi susah, seperti cara memasak, cara mengemudi, atau aktivitas sehari-hari lainnya.
4. Disorientasi seperti bingung bagaimana bisa berada di tempat tersebut dan tak tahu arah jalan pulang, ataupun bingung ketika berada di suatu tempat yang sebenarnya pernah atau sering dikunjungi.
5. Sulit memahami visuospasial, Contohnya kesulitan mengenali wajah orang yang dikenal atau objek yang ada di depan mata, kesulitan menilai jarak atau kedalaman, ataupun tidak dapat membedakan warna.
6. Gangguan komunikasi. Kata-kata yang tidak dapat tersampaikan dengan benar dan tuntas seringkali terjadi karena bingung mencari kata yang tepat.
7. Meletakkan barang tidak pada tempatnya. Prasangka buruk ada yang menyembunyikan, menghilangkan, bahkan mencuri dapat terjadi disebabkan penderita lupa meletakkan suatu barang.
8. Salah membuat keputusan karena rusaknya bagian otak yang bertanggung jawab atas daya ingat, pemahaman, dan penilaian. Mereka bisa menempatkan diri dalam situasi berbahaya seperti melintasi jalan yang ramai tanpa memperhatikan lalu lintas.
9. Menarik diri dari pergaulan karena hilangnya semangat untuk bersosialisasi bahkan hingga kehilangan motivasi dan inisiatif untuk melakukan aktivitas atau hobi yang diminati.
10. Perubahan perilaku dan kepribadian. Penderita dapat menunjukkan perilaku gelisah, marah, atau agresif tanpa alasan yang jelas dan dapat berubah secara drastis.
Strategi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung kesehatan otak dan mengurangi risiko Alzheimer dijelaskan dalam 4 Pilar Pencegahan Alzheimer:
a.Pola makan
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menghindari ultra-processed food dan memilih makanan utuh dan alami, mengalami penurunan kemampuan mental yang paling sedikit. Perbanyak makanan yang kaya akan sayuran, buah, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan ikan atau seafood. Minum suplemen multivitamin dan multi-mineral yang mengandung asam folat atau suplemen khusus memori, seperti minyak omega-3.
b. Olahraga fisik dan mental
Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak dan dapat berpotensi menumbuhkan sel-sel baru di area penting otak terkait dengan memori dan kognitif. Rekomendasi olahraga yaitu kardio selama 150 menit per minggu. Contoh latihan kardio adalah jalan kaki, zumba, renang, dan bersepeda. Selain itu, menjaga pikiran tetap aktif juga penting. Contoh kegiatannya adalah membaca, mendengarkan musik, melihat dan membuat seni.
c. Yoga/Meditasi
Teknik 12 menit yoga/meditasi bernama Kirtan Kriya (KK) memiliki manfaat mengurangi level stres dan meningkatkan aliran darah ke otak bagian memori dan fungsi otak. KK dapat dipraktikkan secara mandiri dan aman, tanpa efek samping. Berlatih yoga/meditasi dapat membalikkan kehilangan memori dan mengurangi kecemasan.
d. Kesehatan mental
Mencintai diri sendiri, mengurangi pikiran negatif, bersosialisasi dengan orang lain, serta mengurangi stres dipercaya mampu menurunkan tingkat atrofi di daerah otak yang terkait dengan memori. Emosi positif seperti cinta, kasih sayang, dan apresiasi dapat melawan efek fisiologis dari respon stres dan mendukung kesehatan otak sepanjang hidup.
Daftar Pustaka
Castellani, R. J., Rolston, R. K., & Smith, M. A. (2010). Alzheimer Disease. Disease-a-Month, 56(9), 484–546. https://doi.org/10.1016/j.disamonth.2010.06.001
Kementerian Kesehatan RI, Hindari Pikun, Kenali 10 Gejala Alzheimer Sekarang (2014).
Khalsa DS, Perry G. The Four Pillars of Alzheimer's Prevention. Cerebrum. 2017 Mar 1;2017:cer-03-17. PMID: 28698774; PMCID: PMC5501038.
Kumar A, Sidhu J, Lui F, et al. Alzheimer Disease. [Updated 2024 Feb 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499922/