Ayo Hidup Sehat Melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupresur
Arah kebijakan kesehatan yang memperkuat upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit serta pemberdayaan masyarakat dapat dipenuhi salah satunya oleh pelayanan kesehatan tradisional yang berorientasi pada upaya menyehatkan yang sakit dan mempertahankan yang sehat sekaligus meningkatkan kualitas hidup seseorang.
S tentang pemberdayaan masyarakat, pada ayat (2) menyatakan bahwa masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri dengan memanfaatkan Taman Obat Keluarga (TOGA) dan Keterampilan secara benar. ejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional pada pasal 70
Melakukan asuhan mandiri merupakan upaya mengubah paradigma pengobatan kuratif menjadi promotif dan preventif, yang bermanfaat untuk efisiensi dan efektivitas bagi keluarga dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarganya dengan memanfaatkan TOGA dan ketrampilan, sehingga diperoleh keluarga sehat secara mandiri
Mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alam, sebagian besar kekayaan alam tersebut merupakan tanaman yang berkhasiat obat dan dimanfaatkan secara turun-temurun dan menjadi pilihan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan. Hal ini dibuktikan dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 sebesar 59,12% penduduk Indonesia pernah minum jamu dan 95,6% merasakan manfaatnya. Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa proporsi rumah tangga yang memanfaatkan Yankestrad sebesar 30,4%, diantaranya 49% menggunakan yankestrad ramuan.
Permenkes Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pengembangan Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Keterampilan
menyatakan bahwa pelaksanaan asuhan mandiri di masyarakat perlu dilakukan pembinaan secara berjenjang dan berkesinambungan. Pembinaan asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui pemanfaatan taman obat keluarga dan keterampilan dilakukan bersama antar lintas program kementerian dan lintas sektor kementerian terkait sesuai peran, tugas dan fungsi masing- masing melalui penilaian kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong, menggerakkan, mengedukasi dan memotivasi masyarakat untuk memiliki serta memanfaatkan TOGA dan akupresur untuk asuhan mandiri secara benar.
Komitmen Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendorong UKBM Asman Pemanfaatan TOGA dan Akupresur dapat berkembang dengan mengadakan evaluasi secara bertahap dari tingkat Provinsi sampai dengan kecamatan .Tahun 2018 sesuai Keputusan Gubernur DIY nomor 164/ KEP/ 2018 tentang Pemenang Asman pemanfaatan TOGA dan Akupresur tingkat provinsi adalah sebagai berikut :
No |
Nama Kelompok |
Kab/Kota |
Nilai |
Juara |
1 |
Kampung Tompeyan, Kelurahan Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta (Wilayah Puskesmas Tegalrejo) |
Kota Yogyakarta |
2971,85 |
I |
2 |
Dukuh, Desa Gerbosari, Kec Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo (Wilayah Puskesmas Samigaluh 1) |
Kulon Progo |
2910,85 |
II |
3 |
Dusun Jomegatan, Desa Ngestiharjo, Kec Kasihan , Kabupaten Bantul (Wilayah Puskesmas Kasihan 2) |
Bantul |
2898,75 |
III |
4 |
Dusun Jaban, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman (Wilayah Puskesmas Sleman) |
Sleman |
2742,15 |
Harapan I |
5 |
Asman Ngudi waras, Dusun Selang, Desa Bendungan, Kec. Karang Mojo Kabupaten Gunung Kidul (Wilayah Puskesmas Karang Mojo 2) |
Gunung Kidul |
2422,40 |
Harapan II |
Para pemenang asman pemanfaatan TOGA dan Akupresur mendapat piagam penghargaan dari Gubernur DIY, Tropy dan uang pembinaan. Semoga dengan keberhasilan ke lima kelompok Toga dan Akupresur tersebut dapat memotifasi dan memicu ke kelompok yang lain agar lebih baik.