Virus Marburg?
Hallo Sobat Jogja! Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat dan bahagia selalu.
Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar bersama mengenai Virus Marburg yang katanya memiliki tingkat mortalitas (kematian) yang tinggi. Yuk kita simak bersama.
Apa itu Penyakit Virus Marburg?
Penyakit virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus Marburg (termasuk dalam famili filovirus yang merupakan satu famili dengan virus Ebola) yang dapat ditularkan dari kelelawar dan antar manusia. Penyakit ini bersifat jarang namun dapat mengakibatkan wabah dengan angka kematian yang besar (24-88% atau sekitar 50%)
Apakah Penyakit Virus Marburg merupakan penyakit baru?
Tidak, virus Marburg pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman dan di Belgrade, Serbia. Setelah temuan kasus tersebut, dilaporkan wabah dan kasus sporadis di Angola, RD Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.
Bagaimana situasi terkini persebaran Penyakit Virus Marburg di dunia?
Sejak tahun 1967 hingga saat ini, telah dilaporkan sebanyak 593 kasus konfirmasi penyakit virus Marburg dengan 481 kematian (CFR: 81%) yang tersebar pada berbagai negara di dunia baik di wilayah Afrika, Amerika, maupun Eropa. Tiga negara dengan pelaporan tertinggi kasus penyakit virus Marburg sejak tahun 1967 adalah Angola (374 kasus), RD Kongo (154 kasus), dan Jerman (29 kasus).
Saat ini, wabah penyakit virus Marburg sedang terjadi di dua negara:
- Guinea Ekuatorial: Sejak 7 Februari 2023 hingga 25 Februari 2023 telah dilaporkan sebanyak 1 kasus konfirmasi, 6 kasus suspek, 4 kasus probable, dan 11 kematian (CFR dari kasus konfirmasi: 100%) di Provinsi Kie-Ntem
- Tanzania: Pada 21 Maret 2023, Kementerian Kesehatan Tanzania melaporkan 8 kasus konfirmasi dengan 5 kematian (CFR dari kasus konfirmasi: 62,5%) di wilayah Kagera.
Bagaimana situasi Penyakit Virus Marburg di Indonesia?
Hingga saat ini, belum pernah dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Marburg di Indonesia dan di negara sekitar Indonesia sehingga risiko importasi penyakit virus Marburg di Indonesia rendah.
Apa saja gejala dan tanda seseorang terkena Penyakit Virus Marburg?
Gejala penyakit virus Marburg dapat muncul secara tiba-tiba, dengan demam tinggi, sakit kepala parah, malaise parah, dan nyeri otot. Pada hari ketiga, seseorang dapat mengalami diare berair yang parah, nyeri perut, kram, mual dan muntah dimana diare dapat bertahan selama seminggu. Selain itu, pada fase ini seseorang dapat terlihat memiliki mata cekung. Pada 2-7 hari setelah awal gejala, ruam yang tidak gatal dapat timbul.
Gejala berat berupa perdarahan dapat terjadi pada hari kelima hingga ketujuh, dan pada kasus fatal perdarahan terjadi di beberapa area. Perdarahan dapat terjadi di hidung, gusi, dan vagina serta dapat keluar melalui muntah dan pada feses. Selama fase penyakit yang berat, pasien menderita demam tinggi, dan gangguan pada sistem saraf pusat sehingga dapat mengalami kebingungan dan mudah marah. Orkitis (radang testis) telah dilaporkan kadang-kadang pada fase akhir penyakit (15 hari).
Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara 8 dan 9 hari setelah timbulnya gejala, biasanya didahului oleh kehilangan darah yang parah dan syok.
Terhadap wabah terakhir yang sedang berlangsung di Guinea Ekuatorial, gejala yang dialami kasus konfirmasi dan kasus suspek adalah demam, fatigue, muntah darah, dan diare. Sementara untuk wabah di Tanzania, gejala yang dilaporkan adalah demam, muntah, perdarahan, dan gagal ginjal
Berapa lama waktu seseorang akan timbul gejala setelah terpapar virus Marburg?
Waktu timbulnya gejala (masa inkubasi) bersifat variatif atau berbeda pada setiap orang. Umumnya seseorang akan timbul gejala 2-21 hari setelah terpapar virus Marburg.
Bagaimana seseorang dapat tertular virus Marburg?
Virus Marburg dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui darah dan cairan tubuh lainnya (termasuk urin, saliva/air liur, keringat, feses/tinja, bekas muntahan, ASI, dan cairan semen/sperma) dari manusia baik masih hidup atau sudah meninggal yang terinfeksi virus Marburg. Virus Marburg dapat masuk melalui kulit yang terluka atau membran mukosa yang tidak terlindungi seperti mata, hidung, dan mulut.
Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui alat-alat seperti pakaian, tempat tidur dan perlengkapannya, jarum suntik, serta alat medis yang telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi virus Marburg.
Dalam beberapa kasus, virus Marburg dapat ditularkan melalui cairan semen dari seseorang yang sembuh dari penyakit virus Marburg. Penularan dapat terjadi baik melalui oral, vaginal, atau seks anal.
Siapakah orang yang berisiko tertular virus Marburg?
Kelompok yang berisiko tertular virus Marburg adalah keluarga dan petugas medis yang merawat pasien yang terkena penyakit virus Marburg tanpa menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
Selain itu, seseorang dengan riwayat perjalanan pada negara endemis di Afrika dan memiliki kontak dengan kelelawar buah (Rousettus aegyptiacus) atau memasuki gua/tambang yang menjadi tempat tinggal kelelawar tersebut.
Apakah saya bisa tertular Penyakit Virus Marburg melalui hewan?
Kelelawar buah jenis Rousettus aegyptiacus diperkirakan merupakan inang reservoir alamiah dari virus Marburg. Namun hingga saat ini belum ada penyakit yang jelas pada kelelawar buah.
Akan tetapi, investigasi pada wabah Marburg pertama menyatakan bahwa African green monkeys (Cercopithecus aethiops) yang diimpor dari Uganda merupakan sumber penularan ke manusia.
Potensi penularan dari hewan kepada manusia dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh (air liur, tinja dan urin) dari hewan yang terinfeksi virus Marburg.
Bagaimana cara mengetahui atau mengonfirmasi seseorang terinfeksi virus Marburg?
Diagnosis penyakit virus Marburg dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium yang meliputi antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), tes deteksi antigen-capture, serum neutralization, reverse-trancriptase polymerase chain reaction (RT-PCR), electron microcopy, dan isolasi virus dengan kultur sel.
Apakah sudah ada pengobatan terhadap Penyakit Virus Marburg?
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit virus Marburg. Pengobatan lebih bersifat suportif dan mengobati gejala (simptomatif)
Bagaimana cara mencegah terpapar virus Marburg?
- Mengurangi kontak dengan kelelawar reservoir virus Marburg. Apabila seseorang harus mengunjungi area habitat kelelawar tersebut, maka dapat menggunakan sarung tangan dan alat pelindung lainnya seperti masker
- Konsumsi daging secara matang, termasuk saat di daerah wabah virus Marburg
- Menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi termasuk cairan tubuhnya
- Bagi petugas kesehatan, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
- Mencuci tangan secara rutin terutama ketika mengunjungi seseorang yang sakit atau setelah melakukan penanganan terhadap orang yang sakit di rumah
- Melakukan tatalaksana penanganan sampel cairan dan jaringan tubuh penderita penyakit virus Marburg dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan PPI
- Menunda perjalanan pada wilayah yang saat ini terjadi wabah. Bila tidak memungkinkan, perhatikan risiko dan anjuran pemerintah wilayah/negara tujuan
Apakah virus Marburg dapat bertahan pada tubuh manusia setelah sembuh?
Pada beberapa kasus, virus Marburg dapat bertahan pada tubuh manusia setelah sembuh dari penyakit virus Marburg, terutama pada testis dan di dalam mata.
Pada perempuan yang sedang dalam keadaan hamil, virus Marburg dapat bertahan di plasenta, cairan amniotik, dan fetus. Sedangkan pada perempuan yang sedang menyusui, virus Marburg dapat bertahan di air susu ibu (ASI).
Apakah sudah ada vaksin untuk mencegah terpapar virus Marburg?
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk penyakit virus Marburg. Pada Mei 2020, European Medicines Agency (EMA) telah memberikan otorisasi pemasaran kepada Zabdeno dan Mvabe untuk Penyakit Virus Ebola. Kedua jenis vaksin ini berpotensi melindungi seseorang terhadap penyakit virus Marburg, namun efektivitasnya belum terbukti dalam uji klinis.
Itu tadi penjelasan mengenai Virus Marburg. Semoga bermanfaat bagi kita semua ya Sobat Jogja. Yuk terus terapkan pola hidup bersih dan sehat agar kita terbebas dari risiko penyakit. (sdp).
Sumber :
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/frequently-asked-questions-faq-penyakit-virus-marburg