Ujicoba Integrasi Kurikulum Sehat SLB
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas yang lebih besar bagi satuan pendidikan dan siswa. Kurikulum ini dirancang untuk menanggapi tantangan dunia pendidikan yang dinamis dan memberikan pendekatan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan abad ke-21.
Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka
- Fleksibilitas Pembelajaran: Guru memiliki keleluasaan untuk menyesuaikan materi dan metode pengajaran sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan sekitar.
- Berbasis Kompetensi: Fokus pada pengembangan kompetensi dasar, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, serta pembentukan karakter siswa.
- Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Siswa terlibat dalam proyek yang tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, rasa ingin tahu, mandiri, dan cinta lingkungan.
- Pembelajaran Berbasis Tema: Siswa belajar melalui tema atau topik tertentu yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sehingga materi menjadi lebih relevan dan bermakna bagi kehidupan sehari-hari mereka.
- Asesmen yang Fleksibel: Asesmen dilakukan secara formatif untuk memantau perkembangan siswa, dengan fokus pada kemampuan nyata yang dikuasai siswa dan bukan sekadar nilai angka.
- Pembelajaran Diferensiasi: Memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan, minat, dan kebutuhan belajar setiap siswa.
Kementerian Kesehatan RI berinisiatif untuk memasukkan materi tentang pendidikan kesehatan ke dalam pembelajaran kurikum merdeka. Materi-materi kesehatan dan pesan-pesan kesehatan diitegrasikan dengan materi pembelajaran, yang pada akhirnya diharapkan siswa dapat memiliki pengetahuan, kesadaran dan kemampuan hidup sehat sejak dini. Hal ini sebagai rangakaian upaya mewujudkan hidup sehat di masyarakat sejak dini.
Di tahun 2023, upaya integrasi kurikulum ini sudah berjalan untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Berbagai media pembelajaran beraroma edukasi kesehatan telah banyak diproduksi Kemenkes RI bekerjasama dengan Kemendikbudristek RI. Setelah dirasa berhasil dan memberikan manfaat, kini program tersebut diperluas cakupannya dengan menjangkau SLB. Ya, didalam materi-materi pembelajaran di SLB, disisipkan materi tentang kesehatan. Per Oktober 2024, upaya integrasi kurikulum kesehatan untuk SLB masih dalam upaya ujicoba dan pengembangan. Diharapkan secepatnnya sudah final untuk bisa digunakan.
Pada 21 dan 22 Oktober 2024, Kemenkes RI melakukan ujicoba pembelajaran kesehatan terintegrasi dengan Kurikulum Merdeka untuk SLB di SLB Negeri 1 Bantul dan SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Ujicoba didampingi dari Dinas Kesehatan DIY dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut. Pada ujicoba ini, dilakukan ujicoba kepada siswa, baik tunarungu, tuna netra, tuna grahita, serta tuna daksa. Dari proses pembelajaran yang mengadopsi media kesehatan tersebut, dilakukan analisis kekurangan dan kelebihan, untuk kemudian dibahas dalam rapat pleno dan dengar pendapat guru yang dilakukan pada hari kedua mulai pukul 13.00.