Detail Berita


  • 25 Mei 2022
  • 1.482
  • Berita

SI DITA GAPAI ILMU- Inovasi Deteksi Tumbuh Kembang Dan Penyakit Gigi Mulut Balita

Hasil Riskesdas tahun 2018, prevalensi karies pada anak usia 5-9 tahun nasional adalah 54%, sedangkan prevalensi karies di DIY adalah 47,7%, sementara di Kapanewon Samigaluh di atas rata-rata nasional. Data dari tahun 2015 - 2019 prevalensi karies  mencapai >80%. Prevalensi karies anak TK di Kapanewon Samigaluh tahun 2015 sebesar 92,6%; tahun 2016 sebesar 90,9%; tahun 2017 sebesar 94,8%; tahun 2018 sebesar 89,59% dan tahun 2019 sebesar 89,53%. Tingginya prevalensi karies anak artinya banyak anak yang memiliki gigi rusak, mengakibatkan asupan makan kurang, malnutrisi, mudah sakit, kurang konsetrasi, dan menurunnya prestasi di sekolah.Berdasarkan permasalahan tersebut  Drg Anna menginisiasi inovasi   “SI DITA GAPAI ILMU”. Drg Ana merupakan Dokter Gigi di Puskesmas Samigaluh.

SI DITA GAPAI ILMU adalah deteksi dini tumbuh kembang dan penyakit gigi mulut balita. Instrumen yang digunakan adalah buku yang berisi tahapan pertumbuhan gigi. Buku ini memudahkan orang tua memantau kesehatan gigi dan mulut balita secara mandiri sesuai dengan periode pertumbuhannya. Saat kunjungan ke posyandu, ibu balita membawa buku SI DITA GAPAI ILMU agar kader menilai hasil pemantauan yang dilakukan oleh orang tua di rumah. Kader memberi kesimpulan dan saran kepada orang tua serta melakukan rujukan ke puskesmas jika ada permasalahan kesehatan gigi dan mulut.

Tujuan umum inovasi ini membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) gigi dan mulut sejak dini, mendeteksi sejak dini tumbuh kembang gigi dan penyakit gigi dan mulut sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan peran serta aktif kader dalam upaya promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut (meningkatkan kegiatan upaya kesehatan gigi berbasis masyarakat), adanya perubahan perilaku untuk berPHBS gigi dan mulut pada anak  dan keluarga, meningkatkan kesadaran anak dan keluarga tentang kesehatan gigi dan mulut, menurunkan angka karies (jangka panjang). Inovasi ini bermanfaat untuk masyarakat terutama pada sasaran balita, anak prasekolah,  orang tua, kader dan tenaga kesehatan.

Inovasi ini sebagai bagian upaya mensukseskan Rencana Aksi Nasional tahun 2030 diantaranya adalah bebas karies pada anak usia 12 tahun. Proses terjadinya karies tidak dalam waktu singkat dan dipengaruhi dengan kebiasaan atau perilaku. Sehingga untuk mempersiapkan Indonesia Bebas Karies harus di mulai sedini mungkin.

Hasil evaluasi menunjukkan partisipasi kegiatan UKGM (Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat) meningkat, dari 24% menjadi 51,56% pada tahun 2020 dan 61,3% pada tahun 2021. Artinya,  kepedulian masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut balita menjadi lebih baik. Kader terlibat aktif dalam penyuluhan dan pengobatan sederhana untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 1.765
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.005.526