Detail Artikel


  • 26 Juni 2024
  • 157
  • Artikel

PAGUYUBAN AYAH PEDULI CEKATAN RAJIN DUKUNG CEGAH STUNTING (“PAPI CERDAS”)

Pelibatan keluarga dan masyarakat secara mandiri dalam pencegahan dan penanggulangan stunting telah dipahami oleh berbagai pihak sebagai hal penting di Indonesia, namun berdasarkan The Asian Parent 2023, Indonesia masih menempati peringkat ketiga dunia sebagai fatherless Country (Afifah, 2021). Fatherless merupakan masalah kesenjangan dalam keluarga dimana sosok dan peran ayah tidak maksimal dalam tumbuh kembang anak (Luthfiyanti, 2023). Hilangnya peran ayah dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak karena masyarakat Indonesia menganut budaya patriarki, sebagai contoh ayah bertugas mencari nafkah dan ibu mengurus urusan domestik dan mengurus anak (Ashari, 2018). Kebijakan lokal di tingkat mikro sangat dipengaruhi oleh keputusan pertemuan tersebut, sehingga ketika seorang ayah dapat mewakili misi akeselerasi stunting, dampak lanjutnya tentunya akan lebih luas. Di sisi lain budaya pengasuhan yang diarahkan untuk membentuk peran ayah sebagai pengasuh, pendidik, pengawas, pendisiplin, dan pelindung, diharapkan yang masih cukup kuat di sebagian besar masyarakat perdesaan, akan menjadi pondasi dalam menguatkan pengaruhnya di internal keluarga terkait mencegah stunting. 

Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bantul adalah 14,9%. Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas Bambanglipuro tahun 2022, melalui pemantauan status gizi masyarakat, terdapat kasus balita stunting 108 balita dari jumlah balita yang ditimbang 1.445 balita. Indikator status gizi lain diperoleh informasi jumlah balita yang naik berat badannya baru mencapai 57,81%, lebih rendah dari target Kabupaten Bantul yakni 60,0%. Berdasarkan permasalahan dan potensi sebagaimana disampaikan, maka penulis selanjutnya memiliki gagasan mengembangkan peran ayah lebih lanjut. Ayah menjadi potensi sasaran dengan membangun pengetahuan, sikap dan kesadaran dalam penanggulangan masalah stunting melalui penyediaan, penyiapan, pemberian makanan bergizi terutama protein hewani. Dengan potensi lokal yang ada Ayah diperankan untuk dapat mengembangkan resep/produk PMT dan MP-ASI berbasis bahan lokal untuk memenuhi kebutuhan gizi yang kaya zat gizi protein, calsium, Fe, zink, silenium dan zat gizi mikro mineral pencegah stunting. Pendekatan nilai ekonomi juga diusung untuk meningkatkan minat Ayah dalam program. Seperti diketahui bersama bahwa aspek ekonomi merupakan wilayah yang dalam budaya di Indonesia pada umumnya masih dominan dinilai sebagai wilayah Ayah. Gagasan program dilaksanakan dengan pendekatan individu namun dimulai dengan tahapan pengorganisasian memanfaatkan entitas sosial masyarakat yang sudah ada. Pengembangan paguyuban Ayah akhirnya menjadi pilihan awal untuk memulai inisiasi gagasan. Gagasan tersebut akhirnya melahirkan konsep yang kemudian diwujudkan dalam judul inovasi sebagai “PAPI CERDAS” yang merupakan akronim dari Paguyuban Ayah Peduli Cekatan Rajin Dukung Cegah Stunting. Judul tersebut menggambarkan kepada upaya menggerakan secara aktif peran ayah dalam pencegahan balita stunting dalam keluarga dan balita di wilayahnya.
Terbentuknya “PAPI CERDAS” dengan anggota Kepala Keluarga (KK), ayah balita, pemangku wilayah setempat, tokoh masyarakat, kader dan donatur swasta. Papi cerdas adalah paguyuban kepala keluarga yang mempunyai balita. Paguyuban ini dimotori oleh ayah balita sebagai pengerak utama dalam dedikasinya membantu program penanggulangan masalah stunting. Kegiatan utama Papi Cerdas dalam bidang budidaya ikan lele dan ternak unggas. Hasil usaha Papi Cerdas disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan lauk hewani pada balita, sebagai upaya penanggulangan masalah stunting baik pada tingkat keluarga maupun tingkat kelompok masyarakat/posyandu. Kegiatan Paguyuban Papi Cerdas didukung oleh PKK dan kader posyandu.
Peran masyarakat dalam penanggulangan masalah stunting dengan model Papi Cerdas ini adalah masyarakat sebagai objek sekaligus subjek. Hal ini dapat dimaknai bahwa masyarakat sebagai objek diartikan bahwa masyarakat menjadi sasaran yang diarahkan dan diupayakan agar mempunyai kesadaran untuk menanggulangi masalah stunting secara mandiri. Masyarakat sebagai subjek karena masyarakat yang menentukan segala tindakan dan upaya agar tidak terjadi kasus stunting. Penulis dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Kegiatan “PAPI CERDAS” antara lain pengembangan resep dengan bahan nasi, telur dan lele (sitole). Kumpulan resep menu kudapan maupun olahan lele dan telur dapat diakses melalui https://bit.ly/ResepSitolebyNestri maupun melalui Kumpulan Resep MP ASI dengan Bahan Lokal Lele dan Telur. Kumpulan resep ini telah disesuaikan dengan kebutuhan gizi balita dan informasi kandungan gizi baik makromineral maupun mikromineral. Pembuatan PMT Penyuluhan berbahan dasar lele dan telur merupakan PMT tinggi protein hewani dan mikromineral diberikan di posyandu dengan tujuan untuk mencegah balita stunting. Bahan PMT ini memanfaatkan bahan lokal lele dan telur hasil donasi Papi Cerdas. Lomba memasak, dengan tujuan untuk mendukung keterampilan ayah yang tergabung dalam Papi Cerdas dalam penyediaan dan penyiapan pangan sumber protein hewanidilingkungan keluarga, dengan peserta ayah balita sehingga ayah dapat ikut serta dalam peyediaan PMT dan MP ASI dirumah. Pembuatan Produk Tepung Bubur Olahan Berbahan Dasar Beras, Telur Dan Lele Dalam Bentuk Kering (RasTeLe). Produk tepung ini dibuat oleh penulis sebagai inovasi dibidang Teknologi Bahan Pangan dengan menggunakan bahan dasar beras, telur dan lele yang dikeringkan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan MP ASI. Tepung rastele merupakan tepung yang dapat dibuat bubur MP-ASI yang kaya protein, kalsium, Fe, zink, yodium zink, dan selenium. Tepung Rastele dibuat dengan tujuan sebagai variasi MP-ASI yang sudah ada sehingga anak tidak bosan.
Pemanfaatan bahan pangan lokal (lele dan telur) dapat berkontribusi secara efektif untuk membantu keluarga secara mudah, aplikatif, dan efisien dalam meningkatkan pengetahuan gizi tentang penanggulangan stunting sehingga berdampak pada penurunan kasus stunting. Inovasi
Papi Cerdas ini memberikan nilai ekonomi pada keluarga balita yaitu dengan pemanfaatan lahan pekarangan yang ada dapat mengefisiensikan pengeluaran keluarga balita untuk pengadaan lauk hewani yang sangat diperlukan balitanya. sehingga ketahanan pangan keluarga balita lebih
terjamin. Selain itu, pembuatan tepung rastele mengefisiensi bahan makanan tidak tahan lama/mudah busuk menjadi produk siap pakai yang lebih tahan lama dalam pemenuhan MP ASIkaya protein hewani. Program inovasi ini terus berlanjut karena adanya komitmen dan dukungandari berbagai
pihak yaitu tim puskesmas, ayah balita, kader, masyarakat, dan lintas sektor. Dukungan berupaSK pembentukan tim inovasi PAPI CERDAS di Kalurahan Sumbermulyo, kegiatan dan pendanaan secara terpadu berasal dari masyarakat (swadana ayah balita berupa pakan lele), swasta (CSR PERUMDAM PROJOTAMANSARI Bantul dan PT Gra Herbal) serta pemerintah (anggaran Kalurahan, Biaya Operasional Kesehatan, dan BLUD). Komitmen dan dukungan ini selalu dibangun untuk keberhasilan serta keberlanjutan inovasi sebagai dedikasi yang tinggi terhadap profesi penulis yaitu sebagai nutrisionis.

Oleh _ Nestri Arul Fa`thini, S.Tr Gz _ (Juara I Kategori Nutrisionis Puskesmas Nakes Teladan DIY Th 2024)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 4.860
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 25.708.237