Detail Berita


  • 12 September 2024
  • 92
  • Berita

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN TBC DIY 2024: MENGHADAPI TANTANGAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DI YOGYAKARTA

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) DIY 2024. Acara ini berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 4 hingga 5 September 2024, di Litto Resort & Resto, Bantul. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga kesehatan, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Siklus Indonesia, KOPI TB, Zero TB UGM, serta pejabat bidang kesehatan lainnya.

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, termasuk di Indonesia. Berdasarkan laporan *WHO TB Global Report* tahun 2023, Indonesia berada di posisi kedua setelah India dengan estimasi 1.060.000 kasus TBC. DIY sendiri diperkirakan memiliki 7.835 kasus TBC pada tahun 2024. Namun, hingga Agustus 2024, penemuan kasus di DIY baru mencapai 52,3%, jauh dari target nasional sebesar 90%. Tingkat keberhasilan pengobatan juga masih rendah, yaitu 82%, sedangkan target nasional mencapai 90%.

Perlunya Percepatan Penanggulangan TBC

Salah satu narasumber dalam kegiatan ini, Kepala bidang P2P Dinkes DIY, Setiyo Harini, SKM, M.Kes, menekankan pentingnya meningkatkan kolaborasi lintas sektor dan lintas program. Upaya percepatan eliminasi TBC diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, yang menargetkan eliminasi TBC pada tahun 2030 dan Indonesia bebas TBC pada tahun 2050.

Namun, DIY masih menghadapi berbagai kendala dalam penanggulangan TBC. Capaian penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan yang rendah menunjukkan adanya hambatan dalam pelaksanaan program di fasilitas kesehatan, baik pemerintah maupun swasta. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia dan pendanaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi efektivitas program. Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) juga masih jauh dari target yang diharapkan.

Evaluasi Program dan Strategi Kedepan

Kegiatan Monev ini bertujuan mengevaluasi capaian program TBC selama tiga tahun terakhir, mengidentifikasi masalah yang ada, serta merumuskan solusi konkret untuk meningkatkan penemuan kasus, memperkuat jejaring layanan kesehatan, dan meningkatkan keberhasilan pengobatan. Salah satu fokus utama adalah memvalidasi data kasus TBC yang belum terlaporkan, baik dari fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, untuk memastikan upaya eliminasi TBC berjalan sesuai rencana.

Dalam diskusi kelompok, dibahas delapan indikator utama yang diatur dalam Perpres 67/2021. Beberapa strategi yang diusulkan untuk meningkatkan capaian indikator, di antaranya adalah peningkatan investigasi kontak di tempat kerja dan sekolah, peningkatan cakupan skrining pada pasien diabetes, serta penguatan program Pengendalian Penyakit Menular (PPM).

Salah satu indikator yang menjadi perhatian adalah cakupan penemuan dan pengobatan TBC yang ditargetkan mencapai 95%, sementara capaian saat ini baru 53,8%. Beberapa langkah yang diusulkan meliputi survei batuk di masyarakat oleh kader atau petugas serta optimalisasi pemetaan wilayah untuk skrining pada balita gizi kurang dan anak stunting. Selain itu, peningkatan penggunaan aplikasi pengukur kepatuhan minum obat diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien TBC.

Peran Komunitas dalam Penanggulangan TBC

Keterlibatan komunitas dalam upaya eliminasi TBC juga menjadi sorotan dalam kegiatan ini. Siklus Indonesia, salah satu mitra yang berperan dalam program TBC komunitas, memaparkan capaian program di DIY. Melalui kegiatan investigasi kontak rumah tangga dan community outreach, Siklus Indonesia berhasil menemukan banyak kasus TBC dan memberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT) kepada populasi berisiko tinggi, seperti orang dengan HIV (ODHIV) dan mereka yang tinggal di lingkungan padat.

Namun, masih terdapat tantangan dalam pelaksanaan program, seperti rendahnya kehadiran kontak serumah pasien TBC ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Diperlukan koordinasi lebih lanjut antara fasilitas kesehatan dan dinas kesehatan setempat untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, peningkatan kapasitas kader dan tenaga kesehatan juga menjadi fokus utama untuk memastikan upaya penanggulangan TBC berbasis komunitas berjalan optimal.

Langkah Kedepan untuk Eliminasi TBC DIY

Kegiatan Monev ini menghasilkan beberapa rekomendasi strategis untuk mempercepat penanggulangan TBC di DIY. Dinas Kesehatan DIY bersama para mitra sepakat untuk meningkatkan upaya kolaborasi lintas sektor, memperkuat sistem deteksi kasus, serta meningkatkan cakupan pemberian Terapi Pencegahan TBC. Selain itu, penguatan regulasi melalui Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk penanggulangan TBC akan menjadi prioritas dalam perencanaan kedepan.

Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan komunitas, diharapkan target eliminasi TBC di DIY pada tahun 2030 dapat tercapai. Kolaborasi yang lebih erat antara berbagai pihak serta upaya inovatif dalam penemuan kasus dan pengobatan TBC akan menjadi kunci sukses dalam mencapai visi Indonesia bebas TBC. (E.D.A)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 8.016
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 26.216.298