Detail Artikel


  • 08 Maret 2017
  • 11.495
  • Artikel

Minuman berenergi? Hati-hati mengkonsumsinya

Di era modern ini, tuntutan pekerjaan rasanya semakin tinggi. Modernisasi seolah memaksa kebutuhan hidup semakin kompleks setiap waktunya. Semakin sulit mencari waktu luang untuk sekedar istirahat karena kesibukan yang luar biasa. Alhasil, era saat ini dibutuhkan tenaga yang super hebat dan banyak untuk menghadapi tantangan seperti tersebut di atas.

Secara normal, tenaga manusia sangat terbatas. Tak seperti robot atau mesin yang sangat tangguh untuk bekerja dari pagi-siang-malam-hingga pagi lagi, bahkan sampai malam lagi. Oleh karenanya, sangat tidak jarang orang mengkonsumsi sesuatu yang dapat memacu tenaga dan energy tubuh untuk dapat tetap beraktivitas walau sudah bekerja dalam waktu yang lama. Tak cukup dengan gizi yang baik dengan bahan-bahan yang alami, buah misalnya, tetapi juga dengan asupan zat-zat sintetis yang efeknya dirasa lebih mampu untuk memacu energy.

Saat ini banyak minuman-minuman kemasan instan yang mampu memacu kinerja tubuh. Semakin banyak ditemukan minuman semacam ini di toko-toko maupun swalayan, dan sepertinya popularitasnya semakin tinggi. Minuman seperti ini sepertinya sudah menjadi idola untuk dikonsumsi orang-orang  yang pekerja malam atau yang harus bekerja melebihi jam kerja normalnya.

Tidak ada standar baku terkait definisi minuman berenergi, namun jenis minuman ini dipasarkan dengan kesan energetik, menambah stamina, atau menambah energi. Dari segi substansi, minuman berenergi merujuk pada minuman non-alkohol, dengan kandungan utama seperti kafein, taurin, vitamin, terkadang disertai soda. Minuman berenergi juga dilengkapi dengan bahan lainnya yang bekerja untuk “menyegarkan” atau bersifat stimulan.

Tahukah anda, jika mengkonsumsi terlalu sering atau lebih dari satu kemasan perhari, minuman ini dapat menimbulkan gangguan konsentrasi, ketidakseimbangan nutrisi, dan dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan bagi tubuh. Ironisnya, komposisi yang paling berbahaya adalah bahan “pemberi energi” dalam minuman berenergi itu sendiri, yaitu kafein dan gula.

Beberapa minuman berenergi tidak mencantumkan kadar kafein yang dikandung dalam satu kemasannya. Kafein adalah sumber “pemberi energi” utama di samping bahan stimulan lainnya yang juga terkandung di  jenis minuman ini. Setelah konsumsi beberapa waktu, sebagian orang akan mengalami ketergantungan karena menerima kadar kafein yang cukup banyak dari minuman berenergi.

Batas kafein yang dapat dikonsumsi orang dewasa adalah sekitar 400mg per hari, namun tentu saja hal ini dapat lebih rendah atau lebih tinggi untuk sebagian orang. Dalam minuman berenergi, kafein yang terkandung sekitar atau lebih dari 70mg sampai 200mg, jumlah ini dapat bertambah dari bahan lainnya yaitu guarana yang biasanya terkandung dalam minuman berenergi. Jika seseorang juga meminum sumber kafein lainnya seperti kopi, maka ia dapat mengalami overdosis kafein yang efeknya dapat berbahaya bagi jantung.

Gula merupakan sumber dari bahan utama energi bagi tubuh (glukosa). Biasanya minuman berenergi mengandung glukosa yang sangat tinggi melebihi kebutuhan. Konsumsi glukosa yang tinggi tanpa diimbangi dengan aktivitas akan memicu kegemukan dan peningkatan kadar glukosa darah.

Salah satu penelitian eksperimental pada tahun 2010 menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam minuman berenergi dengan jumlah yang terlalu banyak akan menghambat kinerja otak. Minuman berenergi memang terbukti meningkatkan kemampuan kognitif seseorang namun fungsinya dapat menurun jika dikonsumsi terlalu banyak. Dalam penelitian ini, konsumsi Minuman berenergi dengan dosis 1,8ml/kg  terbukti dapat membantu dalam berkonsentrasi, namun dengan dosis tiga kali lipat lebih tinggi (5,4ml/kg) akan mengurangi kemampuan konsentrasi pada individu.

Minuman berenergi juga mengandung beberapa bahan lainnya namun kandungannya terlalu sedikit untuk menimbulkan manfaat bagi tubuh. Terdapat juga bahan lainnya yang biasanya sudah terpenuhi tanpa suplemen seperti taurine dan vitamin B. Khusus vitamin B, terdapat beberapa jenis yang tidak dapat diserap dengan cara diminum sehingga langsung terbuang dapat diserap terlebih dahulu.

Hal yang perlu Anda perhatikan adalah kandungan di setiap kemasan minuman energi, terutama kafein, yang jumlahnya perlu disesuaikan dengan berat badan Anda. Berikut dampak dari konsumsi minuman energi terlalu banyak:

1. Gangguan pada jantung

Hal ini mungkin dialami oleh individu yang sudah memiliki gangguan pada kesehatan jantung. Efek pada jantung disebabkan oleh konsumsi kafein berlebih yang menyebabkan aritmia, bahkan sebelum seseorang mengalami gangguan kesehatan pada jantung. Konsumsi minuman energi berlebih juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Salah satu studi oleh Steinke dan kolega menunjukkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 11% atau sekitar 10mmHg setiap mengonsumsi minuman berenergi per hari. Efeknya terhadap seseorang dengan riwayat atau risiko penyakit jantung adalah gagal jantung yang menyebabkan kematian.

2. Insomnia

Minuman energi bermanfaat dalam menjaga seseorang terjaga dan tetap merasa segar. Namun, jika disalahgunakan dengan konsumsi berlebih, seseorang dapat tidak akan merasa mengantuk sama sekali. Kondisi insomnia akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan fisik dan mental terutama gangguan berkonsentrasi.

3. Diabetes mellitus

Hal ini sudah pasti disebabkan kadar glukosa yang sangat tinggi. Konsumsi yang terlalu sering maka akan menyebabkan defisiensi insulin akibat banyak gula dalam darah. Minuman energi sendiri sudah memiliki kadar gula yang tinggi, dan jika ditambah glukosa dari makanan lainnya akan menyebabkan membebani kinerja pankreas dalam menghasilkan hormon insulin.

4. Ketergantungan

Kondisi ini hampir sama dengan kondisi ketergantungan kafein pada umumnya. Namun, ketergantungan pada minuman berenergi juga dapat disebabkan stimulan lainnya sehingga tubuh memerlukan minuman berenergi untuk melakukan pekerjaan berat. Ketergantungan kafein dalam dosis tinggi juga akan sangat sulit dihilangkan, akibatnya individu yang ketergantungan mungkin akan mengkonsumsi minuman berenergi kembali bahkan dalam waktu yang lama. Jika ingin menghentikan ketergantungan dan berhenti meminum minuman energi, seseorang mungkin akan mengalami sakit kepala sebagai gejala withdrawal alias “sakaw”.

5. Overdosis vitamin B

 

Minuman berenergi  mengandung berbagai vitamin B, salah satunya Niacin (vitamin B3). Vitamin B pada umumnya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dan dapat dipenuhi tanpa minuman berenergi atau suplemen. Namun keracunan vitamin B mungkin terjadi  apabila seseorang mengkonsumsi minuman berenergi lebih dari satu kemasan perhari. Gejala yang disebabkan adalah iritasi pada kulit, rasa pusing, aritmia, muntah, dan diare. Tidak menutup kemungkinan terjadi kondisi hipervitaminosis B yang menyebabkan awal dari kerusakan saraf dan liver.

 

Pustaka

www.hellosehat.com

www.pikiran-rakyat.com

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 17.791
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.889.968