Detail Artikel


  • 01 Agustus 2023
  • 9.715
  • Artikel

Kurang Energi Kronis dan Permasalahan Gizi Remaja Wanita

 

Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana wanita menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah untuk mengetahui kelompok berisiko kekurangan energi kronis (KEK).

Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan cepat. Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa. Pengertian sebagai masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, sampai saat ini masih sulit menentukan batas umurnya. Hal ini tergambar dari berbagai variasi dalam menetapkan batas umur remaja namun demikian yang bisa menjadi catatan adalah bahwa pada umumnya remaja masih belajar di sekolah menengah. Kementerian kesehatan sebagaimana dipublikasikan dalam Glosarium data dan informasi kesehatan kementrian kesehatan menyampaikan remaja adalah kelompok penduduk dengan rentang usia 10 – 19 tahun.

Masa remaja merupakan masa penting dikaitkan dengan proses perkembangan fisik, psikososial dan kognitif yang sangat cepat yang terjadi pada kelompok umur ini. Peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa remaja berkaitan dengan percepatan pertumbuhan yang dialaminya, dimana zat gizi yang masuk ke dalam tubuhnya digunakan untuk peningkatan berat badan dan tinggi badan yang disertai dengan meningkatnya jumlah dan ukuran jaringan sel tubuh. Sayangnya saat ini secara global terdapat sekitar 19% dari populasi remaja dunia menghadapi permasalahan gizi serius berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan dan persentase tersebut jauh lebih tinggi terjadi di negara-negara berkembang.

Secara umum permasalahan gizi remaja disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kehilangan darah secara kronis, asupan zat gizi yang tidak adekuat, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan gizi. Remaja putri mempunyai risiko dampak dari masalah gizi yang lebih tinggi daripada laki-laki, khususnya karena keterkaitannya dengan proses kehamilan. Faktor gaya hidup ikut berperan serta dengan pola asupan gizi yang kurang karena menginginkan bentuk tubuh yang langsing belum lagi dengan pola berpantang makanan yang banyak terjadi di berbagai daerah.

Dampak kekurangan gizi pada remaja khususnya dapat berupa penurunan kecerdasan, penurunan kemampuan belajar, menghambat pertumbuhan fisik, daya tahan tubuh menurun, menurunkan produktivitas kerja dan kebugaran serta membawa risiko jangka panjang pada saat dewasanya khususnya pad amasa kehamilan. Dampak jangka panjang permasalahan gizi pada remaja dapat berupa pendarahan sebelum/sesudah persalinan, Berat Badan Bayi Lahir Rendah dan dalam kondisi anemia berat dapat menyebabkan kematian ibu dan atau bayinya. 

Penulis : Bidang SDK (ags)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 15.252
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.108.070