Detail Artikel


  • 03 Juni 2024
  • 393
  • Artikel

Isu Global terkait Resistensi Anti Mikroba

Resistensi antimikroba (Anti Microbacterial Resistance / AMR) adalah masalah kesehatan global yang mengancam efektivitas pencegahan dan pengobatan berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, dan jamur. Resistensi antimikroba mengacu pada kemampuan mikroorganisme (seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur) untuk melawan efek obat yang awalnya efektif melawannya. Resistensi ini dapat membuat infeksi lebih sulit diobati, meningkatkan risiko komplikasi, memperpanjang penyakit, dan bahkan menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi.

Dampak dan cakupan global dari resistensi antimikrobia ini dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Dampak Kesehatan: AMR melemahkan efektivitas antibiotik, antivirus, antimalaria, dan antijamur—alat penting untuk mengobati infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hal ini dapat mengakibatkan rawat inap di rumah sakit lebih lama, biaya pengobatan lebih tinggi, dan angka kematian meningkat.

2. Dampak Ekonomi: Beban ekonomi akibat AMR sangat besar karena meningkatnya biaya perawatan kesehatan, hilangnya produktivitas, dan kebutuhan akan pengobatan yang lebih mahal. Penyakit ini berdampak besar pada negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, karena sistem layanan kesehatan kurang mampu menangani infeksi yang resisten.

3. Pendekatan One Health: AMR saling berhubungan antara manusia, hewan, dan lingkungan. Penyalahgunaan dan penggunaan antimikroba secara berlebihan di bidang pertanian, kesehatan manusia, dan praktik kedokteran hewan berkontribusi terhadap penyebaran resistensi.

Resistensi Antimikroba banyak disebabkan oleh penggunaan Antibiotik yang berlebihan dan Penyalahgunaan. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dalam pengobatan manusia, termasuk resep yang tidak perlu dan kegagalan untuk menyelesaikan pengobatan yang diresepkan, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap resistensi.

Penyebab lain adalah penggunaan antimikroba dalam peternakan yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pencegahan penyakit. Pengawasan yang yang tidak tepat akan berkontribusi terhadap penyebaran bakteri resisten melalui rantai makanan dan lingkungan. Di sisi lain praktik pengendalian Infeksi yang buruk juga berperan. Sanitasi yang tidak memadai, kurangnya kebersihan, dan pencegahan serta pengendalian infeksi yang tidak tepat di fasilitas kesehatan memfasilitasi penularan organisme yang resisten.

Berbagai perkembangan yang terjadi dalam melawan resistensi anti microba (di dunia saat ini, telah memberikan tantangan yang semakin berat dan komplek dalam mengatasi AMR, diantaranya :

1. Kurangnya Antibiotik Baru: Hanya sedikit antibiotik baru yang sedang dikembangkan, menyebabkan berkurangnya persediaan obat yang efektif melawan infeksi yang resisten.

2. Koordinasi Global: Mengatasi AMR memerlukan upaya terkoordinasi lintas sektor dan negara. Kerja sama internasional diperlukan untuk menyelaraskan peraturan, meningkatkan pengawasan, dan mendorong penggunaan antimikroba yang bertanggung jawab.

3. Kesadaran Masyarakat: Kesalahpahaman tentang antibiotik di kalangan masyarakat, ditambah dengan permintaan akan antibiotik padahal sebenarnya tidak diperlukan, berkontribusi pada penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Strategi penguatan pemantauan pola resistensi dan penggunaan antimikroba oleh karenanya menjadi sangat penting untuk dapat menjadi agenda bagi kebijakan dan intervensi. Penerapan program penatagunaan antimikroba di rangkaian layanan kesehatan untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik dan mengurangi resep yang tidak diperlukan juga perlu menjadi strategi yang penting. Hal lain yang tidak kalah penting adalah mendorong investasi dalam pengembangan antibiotik baru, diagnostik, dan pengobatan alternatif serta mendidik para profesional kesehatan, pembuat kebijakan, dan masyarakat tentang pentingnya penggunaan antimikroba yang bertanggung jawab dan konsekuensi AMR.

Resistensi antimikroba merupakan tantangan global yang memerlukan tindakan segera dan terpadu di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Mengatasi AMR secara efektif melibatkan pendekatan multi-sektoral, yang melibatkan sektor kesehatan, pertanian, kedokteran hewan, dan lingkungan hidup, untuk menjaga efektivitas antimikroba yang ada dan memastikan akses berkelanjutan terhadap pengobatan yang efektif untuk penyakit menular.

 

Seksi Farmakmin dan Alkes

Bidang SDK Dinas Kesehatan DIY

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 34.147
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 28.766.820