Detail Berita


  • 03 Desember 2024
  • 381
  • Berita

HARI AIDS SEDUNIA 2024: "Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa"

Tanggal 1 Desember setiap tahun diperingati sebagai hari HIV/AIDS sedunia, adapun tema hari AIDS sedunia 2024 adalah “Take the Right Path”, “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”. Tema ini disuarakan sebagai pengingat untuk mengakhiri stigma, diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam penanganan HIV AIDS di Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, drg. Pembajun Setyaningastuti, M.Kes menegaskan bahwa peringatan hari HIV AIDS ini menjadi momen penting untuk mengenang, mendukung, dan mengedukasi masyarakat tentang dampak serta langkah-langkah pencegahan terhadap HIV AIDS. Peringatan hari HIV AIDS tahun ini mengusung semangat solidaritas dan empati kita untuk mengekspresikan dukungan tanpa syarat kepada mereka yang hidup dengan HIV dan AIDS.

Tren angka kejadian HIV AIDS di DIY  terus meningkat secara kumulatif dari tahun ke tahun,  karena memang pengobatan HIV AIDS harus dilakukan seumur hidup. Tren penemuan tahunan kasus HIV AIDS terus meningkat pasca pandemi COVID-19. Pada tahun 2021 penemuan HIV di DIY mencapai 327 kasus dan AIDS 107 kasus, pada tahun 2022 ditemukan 830 kasus HIV dan 193 kasus AIDS, dan pada tahun 2023 terdapat 957 kasus HIV dan 205 kasus AIDS. Sedangkan pada tahun 2024 sampai dengan semester pertama, di DIY terdapat 8195 total penderita HIV dan 2313 penderita yang masuk dalam kategori AIDS.

Adapun karakteristik orang dengan HIV dari data Dinkes DIY Tahun 2024 semester pertama menunjukkan proporsi orang dengan HIV (ODHIV) didominasi laki-laki sebanyak 5815 kasus HIV dan 1558 kasus AIDS; dan pada perempuan ditemukan 2304 kasus HIV dan 741 kasus AIDS, sedangkan 76 kasus HIV dan 14 kasus AIDS tidak diketahui jenis kelaminnya. Data DIY Tahun 2024 semester pertama menunjukkan profesi orang dengan HIV AIDS cukup bervariasi mulai dari wiraswasta, tenaga non profesional, siswa/mahasiswa, IRT, buruh kasar, pekerja seks, dan sebagian besar tidak menuliskan data pekerjaannya (lain-lain atau tidak diketahui).

Pelayanan kesehatan pasien HIV AIDS terintegrasi dengan sistem JKN/BPJS Kesehatan dan  pengadaan obat menggunakan obat program pemerintah. Pengobatan HIV dimulai sesegera mungkin setelah pasien terdiagnosis HIV AIDS, dilayani pada Fasyankes yang khusus melayani HIV AIDS di DIY yaitu Fasyankes PDP (Pelayanan, Dukungan, dan Pengobatan). Sedangkan untuk pemantauan pengobatan wajib dilakukan pemeriksaan Viral Load secara rutin setiap satu tahun sekali. Terdapat komunitas yang melakukan pendampingan dan memastikan kepatuhan pengobatan, karena memang pengobatan HIV AIDS seumur hidup.

Upaya pencegahan HIV AIDS yang dilaksanakan Dinkes DIY antara lain sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat termasuk remaja dengan berbagai media dan kerjasama lintas sektor untuk peningkatan literasi kesehatan terkait HIV AIDS melibatkan OPD terkait seperti Dikpora DIY dan Disnakertrans DIY, Kampus/Perguruan Tinggi, LSM dan pemangku kepentingan lainnya. Dinkes DIY juga menyediakan logistik pencegahan dan skrining untuk populasi beresiko dan ibu hamil (program Triple Eliminasi, yaitu deteksi dini HIV, Sifilis, dan Hepatitis bagi ibu hamil yang kontrol kehamilan), pencegahan penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) dengan tindak lanjut pasca skrining pada pendonor darah reaktif, melakukan peningkatan kapasitas pendamping sebaya dan edukator dari kalangan generasi muda, serta menyebarluaskan jargon STOP HIV (Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan) bagi para insan kesehatan untuk pencegahan HIV AIDS.

Masyarakat pun dihimbau untuk  berperilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari perilaku beresiko. Bagi masyarakat yang memiliki risiko dilakukan edukasi dengan SAVE (Sehat & Aman Berperilaku; Akses Pengobatan, Volunter Konseling dan Tes; Edukasi & Pemberdayaan). Penguatan ketahanan keluarga, pendidikan, keagamaan dan ketahanan sistem sosial kemasyarakatan diharapkan dapat mencegah perilaku beresiko untuk pencegahan HIV AIDS. Disamping itu juga ditekankan untuk menjauhi stigma dan diskriminasi kepada para penyandang HIV AIDS, dukungan untuk pencegahan dengan berperilaku aman dan melakukan deteksi dini/skrining untuk mengetahui status HIV nya, dukungan untuk segera melakukan pengobatan dengan patuh (termasuk rutin pemantauan pengobatan dengan pemeriksaan Viral Load) ketika telah terdiagnosis, serta dukungan psikososial lainnya.

UNAIDS menekankan bahwa pencapaian target 2030 untuk mengakhiri epidemi HIV  AIDS hanya dapat terwujud jika dunia bersatu padu dan berkomitmen pada jalur yang benar, hal ini sejalan dengan upaya pencegahan dan pengendalian HIV AIDS yang bertujuan untuk mewujudkan target Three Zero pada tahun 2030, yaitu tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS. Untuk mencapai hal tersebut strategi fast track 95-95-95 perlu terus diimplementasikan. Selain itu strategi Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan (STOP) serta strategi Test and Treat, yaitu ODHIV segera memulai terapi ARV begitu terdiagnosis mengidap HIV untuk mencapai target tahun 2030 tersebut.

Melalui komitmen bersama, hari AIDS sedunia dapat menjadi momentum perubahan yang nyata, mari kita satukan langkah dan semangat untuk membangun generasi istimewa yang sehat, tangguh dan berbudaya, terbebas dari penularan HIV AIDS.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 1.423
  • Bulan Ini

  • 3.094.979
  • Total Kunjungan

  • 31.183.085