PTM dan FR
Menurut Badan Kesehatan Sedunia, WHO, 2010, hampir dua per tiga dari
kematian di seluruh dunia disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Di
negara-negara berkembang dan negara miskin (dengan tingkat ekonomi
menengah ke bawah), dari seluruh kematian yang terjadi pada orang
berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di
negara-negara maju sebesar 13%. Prevalensi penyakit tidak menular (PTM)
atau /Noncommucable diseases/ (NCDs) di banyak negara terutama di
negara-negara dengan tingkat income rendah sampai menengah dalam
beberapa dasawarsa kedepan diprediksi akan menunjukkan trend yang
semakin meningkat. Hal ini terkait erat dengan perilaku (/behavior/ dan
/habits/) yang berisiko untuk terkena penyakit tidak menular.
Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi /double burden/
penyakit yaitu Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular (PTM).
Masalah penyakit menular antara lain belum tertanggulanginya beberapa
penyakit menular tertentu, /re-emerging diseases/, serta munculnya
penyakit-penyakit menular baru seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu
Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, Penyakit Tidak Menular
menunjukkan adanya kecenderungan (/trend/) yang semakin meningkat dari
waktu kewaktu.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak
Menular diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, dan
peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara miskin dan menengah
bahkan di negara-negara Afrika. PTM dipredikasi akan menjadi penyebab
paling umum kematian pada tahun 2030 dan diproyeksikan akan melebihi
penyakit menular, penyakit maternal & perinatal dan gangguan gizi. Data
WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di seluruh
dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular terutama penyakit kardiovaskular,
diabetes, kanker dan penyakit saluran pernafasan kronik.
Selain itu data WHO menunjukkan angka kejadian PTM meningkat di
negara-negara berkembang. Hampir 80% dari seluruh kematian akibat PTM
terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kecuali
Afrika. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular dan
diabetes, hampir 90% kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), serta lebih dari dua pertiga kematian akibat kanker terjadi di
negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah.
PTM juga membunuh populasi usia muda, di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang
berusia di bawah 60 tahun, 29% disebabkan PTM. Di negara-negara
berpenghasilan tinggi, PTM berkontribusi pada 13% kematian yang terjadi
pada orang-orang berumur di bawah 60 tahun.
Bila dibandingkan dengan kondisi 2008, persentase kenaikan insiden
kanker pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat 82% di negara-negara
berpenghasilan rendah, 70% di negara-negara berpenghasilan menengah
kebawah (/lower- middle- income/), dan 58% di negara-negara
berpenghasilan tinggi (/high- income/).
* *
*Ranking 10 besar Penyakit Tidak Menular*
Inilah ranking (peringkat) 10 besar nasional kasus PTM berdasarkan /Case
Fatality Rate/ di Unit Rawat Inap Rumah Sakit di Indonesia (data
bersumber Buku Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Edisi 2010.
Grafik 1. Urutan 10 besar nasional kasus PTM berdasarkan angka CFR di
Unit Rawat Inap Rumah Sakit di Indonesia, 2009.
Berdasarkan grafik 1, urutan 10 besar nasional kasus PTM berdasarkan
/Case Fatality Rate/ di Unit Rawat Inap Rumah Sakit, yang tertinggi
adalah Neoplasma Ganas Bronkhus dan Paru yang memiliki CFR 14,97% (1.497
kematian/10.000 kasus) diikuti Neoplasma Ganas Hati & Saluran Empedu
Intrahepatik dengan CFR 14,62% (1.462 kematian/10.000 kasus) dan kasus
Strok dengan CFR 12,66% (1.266 kematian/10.000 kasus). Urutan 10 besar
selengkapnya beserta angka CFR masing-masing dapat dilihat pada grafik 1.
*Faktor-faktor Resiko (Perilaku) Utama Terjadinya Penyakit Tidak Menular*
Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita
menghindari 4 faktor risiko (perilaku) yang utama yaitu:
1. Pemakaian tembakau (merokok).
2. Kurangnya aktivitas fisik.
3. Konsumsi alkohol.
4. Diet yang tidak sehat.
*Tembakau/merokok*
Menurut WHO, setiap tahun, hampir 6 juta manusia meninggal dunia akibat
merokok (rokok) baik perokok aktif maupun pasif. Pada tahun 2020 jumlah
ini diperkirakan akan meningkat menjadi 7,5 juta atau 10% dari seluruh
kematian. 71% kanker paru, 42% penyakit pernafasan kronik dan hampir 10%
penyakit kardiovaskular disebabkan oleh kebiasaan merokok. Insiden
merokok yang tertinggi diantara laki-laki ada di negara-negara
berpenghasilan menengah kebawah (/lower- middle- income/), sedangkan
untuk seluruh populasi, prevalensi merokok tertinggi ada di
negara-negara berpenghasilan menegah keatas (/upper-middle-income/).
*Kurangnya aktifitas fisik*
Sekitar 3,2 juta orang meninggal dunia disebabkan tidak/kurang melakukan
aktifitas fisik. Kurangnya aktifitas fisik tertinggi di negara-negara
berpenghasilan tinggi, tetapi sekarang terlihat tinggi pula di
negara-negara berpenghasilan menengah terutama di kalangan kaum
perempuan. Aktifitas fisik secara teratur akan mengurangi risiko terkena
penyakit kardiovaskular termasuk darah tinggi (hipertensi), diabetes,
kanker payudara dan kanker usus besar, serta depresi.
*Konsumsi alkohol*
Sekitar 2,3 juta kematian yang terjadi setiap tahun disebabkan oleh
penggunaan alkohol, jumlah inimerupakan 3,8% dari seluruh kematian di
dunia. Sementara itu, konsumsi alkohol per kapita tertinggi di negara
berpenghasilan tinggi.
*Diet yang tidak sehat*
Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara adekwat dan teratur
dapat mengurangi risiko terkena penyakit cardiovaskular, kanker lambung
(perut), kanker kolorektal. Sebaliknya mengkonsumsi garam dan lemak
jenuh secara berlebihan dapat eningkatkan risiko terkena
penyakit-penyakit kardiovaskular (termasuk hipertensi). Menurut WHO,
konsumsi lemak meningkat pesat sejak tahun 1980-an di negara-negara
berpenghasilan menengah kebawah.
*Faktor Risiko Lain PTM*
Faktor-faktor risiko PTM di atas merupakan faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan perilaku dan dapat dikontrol dari diri kita
sendiri. Sebenarnya masih ada faktor-faktor risiko lain bagi terjadinya
penyakit tidak menular tetapi biasanya faktor-faktor ini sulit dikontrol
dari diri sendiri, seperti: faktor stress, kegemukan, kultur/budaya dan
pencemaran lingkungan.