Tips Mengenali Jenis Dengkuran yang Berbahaya
Mendengkur saat tidur bisa jadi merupakan tanda tubuh kelelahan setelah sehari penuh berkegiatan. Namun, bisa juga menunjukkan kondisi kesehatan seseorang. Yang perlu diingat, mendengkur menjadi bahaya jika disertai sumbatan jalan nafas. Sebab, gangguan tidur tersebut dapat menyebabkan obstructive sleep apnea (OSA). OSA adalah terhentinya aliran udara pernafasan selama 10-45 detik. Penjelasan ini diungkapkan Spesialis Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher, Arina Ikasari Muhtadi di Jakarta, Kamis (29/3/2019) kemarin. Salah satu gejala OSA adalah dengkuran keras yang terus menerus ketika tidur, kemudian terengah-engah atau megap-megap mencari udara. Kondisi ini disebabkan udara yang masuk ke jalan nafas terhalang pembengkakan jalan nafas. Tubuh biasanya merespons dengan batuk, dan kemudian orang tersebut akan terbangun. Tentu saja, idealnya kondisi ini tak dibiarkan agar tak semakin memburuk, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Nah, dengan penjelasan tersebut, maka hal yang
harus dilakukan adalah memahami betul gejalanya. 1. Kenali dengkur yang
berbahaya Arina menjelaskan, ada dua indikasi dengkuran yang harus diwaspadai.
Pertama, indikasi medis di mana pasien merasakan dengkurannya sudah berbahaya.
Misalnya, pada saat tidur ia terbangun lalu terbatuk-batuk. Kondisi itu
menunjukkan pernafasannya sudah mengalami sumbatan. "Jadi artinya secara subjektif
pasien akan merasa ngoroknya sudah enggak normal," ucap dokter yang
berpraktik di RS Royal Progress itu. Kedua, indikasi sosial di mana pihak yang
menyadari dengkuran tersebut bukan orang yang mendengkur melainkan teman
tidurnya. Misalnya, suami, istri atau orangtua dengan anak. "Saya sering
diceritain pasien: 'saya perhatiin anak saya tiba-tiba nafasnya berhenti saat
lagi tidur, terus batuk.' Itu tanda sumbatan sudah terjadi," kata Arina.
2. Mulut kering Bagaimana jika seseorang tidur sendiri? Ada gejala yang bisa
dikenali saat bangun di pagi hari. Biasanya, orang tersebut akan merasa
mulutnya sangat kering dan ingin minum. Ini dikarenakan ia bernafas melalui
mulut semalaman. Ketika mulut terbuka, hidung akan tersumbat dan lidah turun ke
belakang. "Atau pada saat sikat gigi, ada orang yang biasa mendahakkan
batuk-batuknya, ya berdarah deh. Itu juga sudah bahaya," tuturnya. 3.
Gejala di siang hari Tanda lainnya bisa dilihat dari performa tubuh di siang
hari. Misalnya, rasa kantuk yang parah, konsentrasi terganggu, hingga merasa
kurang segar padahal sudah tidur malam hingga delapan jam. Ini bisa menjadi
tanda dengkuran kita sudah tidak sehat. Sebab, tubuh seharusnya segar saat
bangun di pagi hari. Ketika yang terjadi malah sebaliknya, mungkin saja oksigen
yang masuk ke otak memang tidak mencukupi selama kita tidur. 4. Amandel pada
anak Pada anak, tanda yang diketahui sebagai penyebab ngorok dan apnea adalah
amandel yang membesar. Jika hal itu terjadi, amandel harus diangkat. Menurut
Arina, tidak ada usia minimal untuk melakukan pengangkatan amandel. Bagi anak
di bawah lima tahun, jangan sampai hal itu dibiarkan hingga anak berusia lima
tahun. "Sebenarnya pada usia lima tahun itulah amandel berfungsi sebagai
penangkal kuman terdepan. Sebelum itu, kalau sudah menyumbat, angkat,"
ucapnya. Jika tanda-tanda di atas sudah terasa atau terlihat, maka ada baiknya
untuk memeriksakan diri ke dokter. "Cari dokter, tanya. Sudah bahaya
belum? Tolong diperiksa," ujar Arina.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tips Mengenali
Jenis Dengkuran yang Berbahaya", https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/29/081319120/tips-mengenali-jenis-dengkuran-yang-berbahaya?page=3.
Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Glori K. Wadrianto