Detail Artikel


  • 31 Desember 2018
  • 20.438
  • Artikel

TOKSIN PADA BAHAN PANGAN, SEBERAPA AMANKAH MAKANAN KITA?

Keamanan pangan penting diperhatikan setiap kali kita mengkonsumsi makanan, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan tubuh baik jangka pendek maupun pengaruh yang ditimbulkan dalam jangka waktu lama (akumulatif). Bukan hanya terkait dengan kandungan nutrisi dalam setiap asupan, tetapi juga terkait dengan substansi yang dihasilkan atau racun yang mungkin terbawa dalam bahan makanan. Dalam artikel ini akan kita bahas mengenai salah satu potensi bahaya dari bahan pangan yaitu Toksin.

Toksin adalah substansi beracun yang diproduksi oleh makhluk hidup seperti bakteri atau jamur yang berpengaruh pada bahan pangan. Risiko yang dihasilkan dari toksin bergantung pada jumlah/dosis dan lamanya terpapar, sehingga ada kalanya substansi yang jika dalam jumlah kecil tidak berpengaruh, tetapi jika terpapar dalam jumlah besar atau jangka waktu lama dapat menimbulkan akibat yang mengancam kesehatan. Contohnya adalah kandungan glycoalkaloid yang terkandung pada kentang (terakumulasi di bagian berwarna hijau, pada kentang yang telah bertunas).

Jenis toksin yang perlu kita waspadai adalah toksin yang dihasilkan oleh jamur (fungi) yaitu mycotoxin, contoh yang berbahaya dihasilkan oleh jamur claviceps purpurea yang dapat tumbuh di berbagai jenis tanaman seperti rye, gandum dan bahan pangan lainnya. Toksin yang dihasilkan dapat menyebabkan spasm, kesakitan, gangrene bahkan gejala-gejala yang cukup fatal.

Jenis mycotoxin yang tidak kalah berbahaya adalah Aflatoxin, merupakan toksin yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus fungus yang umum dihasilkan di daerah hangat seperti di Indonesia. Bahan pangan yang sering mengadung aflatoxin adalah jagung dan kacang. Jagung dan kacang yang belum kering sepenuhnya dan disimpan di dalam gudang penyimpanan memungkinkan jamur aspergillus tumbuh subur. Toksin bisa diidentifikasi denganmunculnya bercak-bercak hitam pada kacang atau jagung, dan berasa pahit.

Aflatoxin dapat mengancam kesehatan organ manusia, khususnya hati. Pada beberapa studi menunjukkan bahwa di beberapa bagian dunia dengan paparan aflatoxin yang tinggi, menunjukkan tingginya insiden kanker hati. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa aflatoxin merupakan substansi yang bersifat karsinogen.  Selain diduga karsinogenik, berdasar studi yang dilakukan oleh University of Leeds di United Kingdom menunjukkan bahwa aflatoxin diduga memiliki kontribusi sebagai penyebab kegagalan pertumbuhan pada anak dan mampu menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia.

Oleh sebab itu, kita wajib berhati-hati dalam memilih dan mengkonsumsi bahan makanan, pastikan makanan yang kita konsumsi bebas dari polutan maupun toksin yang berpotensi mengancan kesehatan jiwa. Perhatikan warna dan konsistensi bahan pangan yang akan kita olah, pada bahan kacang , buang kacang yang telah muncul bintik gelap hijau atau hitam. Sama halnya dengan jagung, hindari membeli dan mengolah jagung yang sudah muncul tanda-tanda hitam, mengingat racun aflatoxin tidak hilang sepenuhnya meski telah diolah dengan suhu tinggi. (RY)

 

Sumber :

Causes of Human Disease : Nutrition and Environtment, University of Leeds UK

Jurnal Pengurangan Aflatoksin dengan proses fermentasi menggunakan rhizopus oligosporus Agritech (https://jurnal ugm.ac.id)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 106.954
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 19.998.823