Detail Artikel


  • 23 Maret 2020
  • 1.608
  • Artikel

Tetap Waspada Tuberkulosis (Refleksi Peringatan Hari TB Sedunia)

Pada bulan Maret ini,  di saat COVID-2019 mulai masuk ke DIY , sebenarnya kita sedang mempersiapkan peringatan Hari TB sedunia, tepatnya tanggal 24 Maret. Ya, TB adalah masalah kesehatan yang masih menjadi pekerjaan rumah besar di DIY khususnya di Indonesia.

            Indonesia menduduki peringkat 3 dunia untuk kasus TB setelah India dan China. Saat ini diperkirakan ada 842000 penderita TB di Indonesia. Untuk DIY ada lebih 9000 kasus TB baru pada tahun 2019.

Problematika program penanggulangan TB adalah masalah penemuan dan proses pengobatannya. Belum semua penderita TB ditemukan. Di DIY baru 45% kasus TB tahun 2019  ditemukan dan terlaporkan  kemudian dapat diobati. Angka ini sudah meningkat dibanding tahun 2018 yang mencapai 34%. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan penemuan kasus. Baik berupa kegiatan penemuan kasus secara aktif maupun secara pasif. Penemuan secara pasif dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan menunggu pasien yang datang. Penemuan secara aktif dilakukan melalui berbagai kegiatan skrining secara intensif dan masiv dengan berbagai macam kelompok sasaran.

 Kegiatan utama penemuan secara aktif adalah investigasi kontak. Semua kasus TB akan dilakukan contact tracing. Yang dilakukan adalah menskrining orang orang yang tinggal serumah dan beberapaa rumah di sekitar penderita, serta menskrining rekan ruangan/ tempat bekerja. Penemuan secara aktif juga dilakukan melalui skrining masiv di berbagai kelompok beresiko misalnya pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), penederita DM, dan ibu hamil. Ketiga kelompok tersebut wajib dilakukan skrining TB. Pencarian aktif juga dilakukan dengan menggandeng lintas sektor pada institusi pendidikan, lembaga pemasyarakatan,maupun di perusahaan-perusahaan.

Penularan dan Pencegahan Tuberkulosis

            Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberkulosa. Kuman ini mati oleh sinar matahari langsung. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ namun yang paling banyak diserang adalah paru paru. Penyakit ini bersifat airborn desease, artinya dapat ditularkan melalui udara. Ketika penderita paru batuk/ bersin/ berbicara, dari saluran pernafasannya dikeluarkan berjuta juta kuman TB. Akan terjadi resiko penularan jika kuman ini terhirup orang lain yang sehat. Kuman TB juga ditularkan melalui droplet. Partikel partikel kecil yang keluar saat penderita batuk/bersin jika mengenai benda benda di sekitarnya dapat bertahan lama.

            Perilaku hidup bersih dan sehat sangat efektif dalam mencegah penularan TB. Hal hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghindari tertular TB :

  1. Menjaga kebersihan diri dan meningkatkan daya tahan tubuh

Belum tentu orang yang tubuhnya terkena kuman TB akan sakit. Jika daya tahan tubuh kuat, penyakit TB tidak akan muncul. Makan makanan yang bergizi dan diet seimbang, rajin aktivitas fisik, istirahat cukup, serta kelola stress bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Kebiasaan cuci tangan sangat baik dil;akukan untuk mencegah paparan dari kuman TB karena kita tidak tahu apakahbenda benda yang kita pegang dan  lingkungan sekitar kita terbebas dari kuman.

  1. Menjaga kesehatan lingkungan

Kuman TB mati oleh paparan sinar matahari. Selalu pastikan bahwa tempat tinggal kita, tempat kerja, ruang belajar, dan ruangan di fasilitas umum memiliki ventilasi yang cukup dan cahaya matahari bisa masuk. Aliran udara yang baik menyebabkan pertukaran udara dalam dan luar ruangan berjalan lancar. Udara dalam ruangan yang mungkin terkontaminasi kuman TB akan terencerkan atau terbawa keluar.

  1. Menemukan dan mengobati penderita TB sampai sembuh

Jika ada keluarga,tetangga, atau sahabat kita menunjukkan gejala TB, hendaknya didorong/ difasilitasi untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Gejala utam TB adalah batuk lebih dari 2minggu. Dapat disertai gejala lain misalnya : batuk darah, batuk bercampur darahatau sesak napas, berat badan menurun, tubuh merasa lemas,dan  demam lama ( tidak tinggi). Jika keluarga,tetangga,atau sahabat kita adalah penderita HIV, penderita DM, atau ibu hamil, kita dorong juga mengikuti program skrining TB. Jika diagnosa TB sudah ditegakkan oleh dokter, maka pastikan penderita TB berobat. Tb sudah ada obatnya. Namun pengobatannya yang lama , dapat menyebabkan penderita TB tidak menyelesaikan pengobatannya. Sebelum akhir pengobatan, ada penderita TB yang bosan, sudah merasa sembuh, berpindah ke pengobatan alternatif, atau mengalami efek samping obat. Dengan memastikan seorang penderita TB menyelesaikan pengobatannya, berarti kita mencegah orang tersebut menjadi sumber penularan bagi orang lain. Pastikan penderita TB mendapatkan gizi makanan yang cukup dan memakai masker

  1. Menerapkan etika batuk

Seseorang yang batuk, terlepas dia penderita TB atau bukan, hendaknya selalu menerapkan etika batuk. Pada saat batuk memakai masker. Atau hidung dan mulut ditutup menggunakan tisu atau lengan bagian dalam ( bukan telapak tangan). Tisu diibuang di tempat sampah, dan jangan lupa segera cuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 1.741
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.005.502