Detail Artikel


  • 18 September 2017
  • 21.239
  • Artikel

Junk Food is Not Good

Dari sekian banyak pembaca, mungkin ada beberapa atau mungkin banyak yang suka dengan makanan cepat saji, alias junk food. Terutama bagi anda yang super sibuk, tidak punya waktu cukup untuk sekedar masak atau menunggu dimasakkan makanan serta memakannya. Mungkin juga anda yang tinggal kos sendiri, belum berkeluarga, biasanya akan lebih hobby dengan makanan tipe cepatb saji ini.

Kalau mungkin itu anda salah satunya, sebaiknya perlahan dikurangi atau bahkan dihentikan sedari sekarang. Kenapa? Karena jelas itu bukan merupakan hal baik dan bahkan berbahaya.

Junk food atau biasa dikenal dengan makanan cepat saji merupakan suatu produk makanan yang sudah umum dan telah mendunia di abad ini.  Istilah “Junk food” pada umumnya mengacu pada makanan yang dapat disajikan dengan cepat  serta makanan yang mengandung banyak kalori tetapi memiliki nilai gizi yang sedikit jumlahnya.

Dengan mengkonsumsi jenis makanan yang tergolong junk food, justru orang tidak akan merasa kenyang, sehingga hal itu justru akan menyebabkan seseorang makan dengan berlebihan, yang nantinya akan membuat seseorang bermasalah dengan berat badan dan juga kesehatannya.

Nahhh, itu baru satu lhoo guys..masih banyak bahaya yang dimunculkan oleh junk food. Berikut beberapa yang coba artikel ini paparkan mengenai bahaya junk food.

 

1. Junk Food mengandung kalori yang berlebih

Makanan merupakan bahan bakar bagi tubuh kita. Ia memiliki dampak langsung pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Junk food kebanyakan merupakan makanan cepat saji yang didalamnya mengandung karbohidrat, gula, lemak sehat, dan garam (natrium). Satu porsi junk food menawarkan sejumlah besar kalori, akan  tetapi nilai gizi di dalamnya hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

Sebuah studi 2013 yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menunjukkan bahwa banyak anak-anak dan remaja yang lebih memilih mengambil resiko mendapatkan kalori lebih dalam makanan cepat saji dan restoran daripada makanan yang disajikan di rumah. Menurut National Institutes of Health, beberapa makanan cepat saji secara keseluruhan hanya mengandung kalori dalam jumlah yang tinggi, di mana hal tersebut sangat berdampak pada kelebihan berat badan yang merupakan salah satu faktor peningkatan risiko untuk berbagai masalah kesehatan kronis.

Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji untuk menggantikan makanan bergizi dapat menyebabkan gizi buruk serta kesehatan yang buruk bagi kita.

 

2. Resiko penyakit diabetes

Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjangkitnya penyakit diabetes adalah karena diet yang tidak sehat, salah satunya karena makanan yang kita konsumsi merupakan makanan sampah. Ketika tubuh menyerap asupan gizi dari yang berasal dari makanan sehat, hal ini berarti tubuh mendapatkan pasokan glukosa yang membantu menjaga sensitivitas insulin. Sedangkan ketika tubuh menyerap asupan  makanan junk food, hal ini bisa mengakibatkan stres yang berlebihan pada metabolisme tubuh sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin dengan benar. Karena junk food tidak memiliki kandungan serat, konsumsi secara langsung menghasilkan lonjakan kadar gula. Selanjutnya, konsumsi junk food menyebabkan obesitas, salah satu alasan utama untuk resistensi insulin dan pengembangan diabetes.

 

3. Masalah pada sistem pencernaan

Bagi para pecandu junk food, mereka akan lebih beresiko mengalami gangguan pencernakan seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dan sindrom iritasi usus (IBS). Seperti yang kita ketahui bahwa junk food lebih banyak mengandung kalori daripada nilai nutrisi. Saat kita mengkonsumsi junk food yang digoreng, kandungan minyaknya akan tersimpan dalam dinding lapisan perut. Hal ini dapat meningkatkan produksi asam. Lalu rempah-rempah yang ada di dalamnya dapat mengiritasi lapisan lambung, sehingga dapat memperburuk resiko GERD dan gangguan pencernakan. Kurangnya serat dalam kandungan junk food dapat menghambat pencernaan, meningkatkan masalah seperti sembelit dan wasir.

 

4. Kelelahan dan kelemahan

Junk food tidak memiliki jumlah nutrisi penting yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan serta fungsi dari semua sistem dalam tubuh secara keseluruhan seperti protein dan vitamin. Meskipun jenis makanan ini bisa membuat perut terasa kenyang dan puas, namun ia gagal dalam memberikan asupan energi instan. Sehingga  membuat tubuh terasa lemah dan lelah beberapa saat setelah mengkonsumsinya. Jika tubuh hanya menyerap semua jenis makanan yang tergolong junk food selama periode waktu tertentu, maka hal tersebut bisa mengakibatkan kelelahan kronis. Junk food dapat menurunkan tingkat energi tubuh ke tingkat yang mungkin menjadikan tubuh sulit atau bahkan tidak bisa melakukan rutinitas sehari-hari.

 

5. Depresi

Akibat terlalu sering mengkonsumsi junk food, banyak perubahan hormonal terjadi, terutama pada kalangan remaja, yang membuat mereka rentan terhadap perubahan suasana hati dan perubahan perilaku. Karena mengkonsumsi junk food dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting dalam tubuh, yang meningkatkan kemungkinan para remaja menderita depresi hingga 58%. Diet yang sehat akan sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormonal.

Selain itu. kandungan dalam makanan cepat saji seperti garam, daging olahan, nitrat, dan MSG dapat memicu terjadinya sakit kepala. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat menunjukkan bahwa makan makanan yang dipanggang seperti donat, croissant, kue dan makanan cepat saji seperti pizza, hamburger, hot dog) mungkin berhubungan dengan depresi. Orang yang makan makanan cepat saji adalah 51 persen lebih mungkin mengembangkan depresi dibandingkan mereka yang makan sedikit atau tidak ada makanan cepat saji.

 

6. Fluktuasi kadar gula dalam darah

Mengkonsumsi junk food yang tidak mengandung kadar gula yang tinggi dapat membuat metabolisme dalam tubuh mengalami stress.

Gula menyebabkan pankreas mengeluarkan jumlah insulin yang lebih banyak untuk mencegah lonjakan drastis kadar gula dalam darah. Karena junk food tidak memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup, jangan heran jika kadar gula dalam darah menurun secara tiba-tiba setelah kita mengkonsumsi junk food. Hal ini membuat kita gampang emosi dan timbul keinginan untuk mengkonsumsi  junk food dalam porsi berlebih.

 

7. Mempengaruhi fungsi otak

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity menunjukkan bahwa satu minggu makan junk food sudah cukup untuk memicu gangguan memori pada tikus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lemak jahat (lemak trans) dari junk food cenderung menggantikan lemak sehat di otak dan mengganggu mekanisme sinyal normal dalam otak. Studi pada hewan juga menunjukkan bahwa lemak dari junk food memperlambat kemampuan untuk belajar keterampilan baru.

 

8. Peningkatan resiko penyakit jantung

Kandungan dalam Junk food sarat akan lemak jenuh dan lemak trans yang secara langsung meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, dimana hal tersebut dapat berkontribusi terhadap pembentukan plak dan penyakit jantung. Selain itu, mengkonsumsi junk food dapat menyebabkan lonjakan gula garah yang meningkat secara tiba-tiba, junk food merusak lapisan-lapisan pembuluh darah yang menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini menyebabkan kolesterol jahat menempel pada dinding arteri dan menghalangi aliran darah ke jantung, sehingga  serangan jantung pun kapan saja bisa terjadi. Lemak dari junk food dapat terakumulasi dalam tubuh selama periode waktu tertentu yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Dalam kondisi berat badan yang semakin meningkat, resiko terkena serangan jantung akan lebih tinggi.

 

9. Peningkatan resiko gangguan ginjal

Saat kita mengkonsumsi junk food seperti kentang goreng maupun keripik yang rasanya begitu memanjakan lidah, tanpa kita sadari kandungan garam halus yang ada didalamnya dapat meningkatkan air liur dan sekresi enzim, sehingga meningkatkan keinginan untuk terus mengkonsumsi makanan ini. Kandungan lemak jahat dan natrium yang tinggi dari garam tersebut mampu mengganggu keseimbangan sodium-potasium tubuh yang dapat menyebabkan hipertensi. Hal ini dapat mengganggu fungsi ginjal sebagai penyaring semua racun dari darah.

 

10. Merusak hati

Mengkonsumsi junk food selama periode waktu tertentu dapat memiliki efek yang merugikan pada organ hati, hal ini serupa dengan efek yang ditimbulkan pada seorang pecandu alkohol. Sebuah studi menunjukkan bahwa seseorang yang lebih sering mengkonsumsi junk food dan menjauhi olahraga memiliki perubahan enzim hati dalam waktu empat minggu. Perubahan ini serupa dengan yang diamati pada orang dengan penyalahgunaan alkohol. Menurut beberapa penelitian, hal itu dikarenakan terjadinya pengendapan lemak trans yang ditemukan dalam sejumlah junk food di organ hati sehingga menyebabkan disfungsi pada organ tersebut.

 

11. Peningkatan resiko kanker

Kurangnya serat adalah alasan utama mengapa konsumsi junk food sangat terkait dengan peningkatan risiko kanker pada sistem pencernaan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam European Journal of Cancer Prevention mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan peluang terkenanya kanker kolorektal. Studi lain dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle menunjukkan bahwa pria yang makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam sebulan telah menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat.

 

12. Masalah pada kulit dan tulang

Mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula seperti junk food, dapat menyebabkan bakteri yang berada di mulut menghasilkan asam yang dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi serta menghancurkan enamel gigi, yang merupakan faktor terjadinya gigi berlubang. Ketika enamel gigi Anda hilang, tidak bisa diganti. Selain itu kandungan natrium yang berlebih dalam junk food juga dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis (tulang rapuh).

Menurut salah seorang ahli gizi di Mumbai Selatan dan di Cumballa Hill Hospital yang bernama Dr Niti Desai, “Junk food memang mungkin murah, mudah tersedia, lebih cepat untuk memasak dan lezat, tetapi jenis makanan tersebut justru malah berdampak bahaya bagi kesehatan. Bukan hanya kekurangan nutrisi penting bagi tubuh, tetapi juga memberikan kontribusi untuk beberapa penyakit berbahaya. Pilihan untuk kembali mengikuti pola hidup sehat mencakup pilihan makanan yang lebih alami dan lebih sehat.” Beliau menyarankan untuk mengurangi asupan makanan olahan agar hidup kita lebih sehat.

 

 

 

Sumber :

https://halosehat.com

https://id.wikipedia.org

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 10.817
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.882.994