Detail Artikel


  • 02 Juli 2017
  • 6.623
  • Artikel

Sebaiknya Botol Air Minum Kemasan Tidak Dipakai Lagi

    Ketika membeli air minum kemasan botol plastik, dan airnya sudah habis di minum, pasti ada saja di antara kita yang masih menyimpan botolnya untuk digunakan lagi. Tak sedikit penggunaan kembali botol air minum kemasan ini untuk menampung air lagi dan menyimpannya, bahkan menyimpannya di dalam kulkas. Alasannya klasik, yaitu sayang kalau dibuang, atau botol plastic itu aman karena tidak mudah pecah. Memang, dengan menggunakan kembali botol plastik air minum kemasan, akan membantu mengurangi beban sampah plastik lingkungan dan merupakan upaya penghematan, namun dari sisi kesehatan, perlu diperhitungkan kembali mengenai penggunaan kembali botol plastic air minum kemasan. Kenapa demikian? Berikut uraiannya.

    Dikutip dari pemberitaan di situs berita detik.com, penelitian oleh Treadmill Reviews menemukan semua botol air kemasan yang digunakan kembali mengandung banyak bakteri. Peneliti bahkan mangatakan minum air dari botol yang sudah dipakai tanpa dicuci lagi sama buruknya seperti minum air toilet.    

    Dalam penelitian ini mereka menguji botol air kemasan di laboratorium. Sebelumnya botol ini sudah dipakai seminggu oleh para atlet. Hasilnya, jumlah bakteri tertinggi dalam botol mencapai rata-rata lebih dari 900.000 colony forming unit (CFU) per centimeter persegi. Jumlah ini rupanya lebih banyak dari bakteri yang ada di rata-rata dudukan toilet. Sementara rata-rata botol air kemasan seseorang mengandung 313.499 CFU per centimeter persegi. Ini berarti ada banyak bakteri dalam mulut seseorang ketika mereka minum dari botol air kemasan yang dipakai berulang.

Bakteri kabarnya muncul karena botol tidak dicuci dengan benar, berkeringat, dan terpapar aktivitas harian seseorang. Terlebih banyak orang menganggap tidak perlu mencuci botol air minum kemasan karena kebersihannya terjaga. Anggapan tersebut jelas keliru karena menurut peneliti 60% bakteri di botol air kemasan bisa membuat seseorang sakit. Karenanya mereka menyarankan penggunaan botol air bukan plastik yang ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan. 

    Peneliti juga mengungkap botol dengan bukaan geser di atas mengandung bakteri paling banyak yaitu 933.340 CFU per centimeter persegi. Sementara botol dengan bukaan dipencet atau berputar mengandung 160.000 CFU per centimeter persegi. Botol paling bersih adalah botol dengan tutup sedotan, jumlah bakterinya 25.400 CFU per centimeter persegi.

Peneliti menemukan botol stainless steel merupakan pilihan lebih aman dibanding botol plastik. Jika masih menggunakan botol plastik, sebaiknya cuci botol setiap hari meski masih tampak bersih. Pilihan paling aman ialah tidak menggunakan botol plastik. Melainkan botol minum yang bisa dipakai berulang dengan syarat dicuci tiap hari.

 

Sumber :

http://food.detik.com

http://health.liputan6.com

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 1.940
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.898.807